tragedi
Sejenis drama pada zaman Yunani kuno yang membahas peristiwa-peristiwa yang mengharukan, berdasarkan suatu konflik psikis, moral ataupun sosial, dengan maksud agar para penonton lalu mawas diri dan merasakan kelegaan batin (katharsis). Awal mula pent as ini berasal dari pesta-pesta untuk menghormati dewa Dionisos dengan tarian dan nyanyian. Ini berkembang menjadi dua koor yang sahut-menyahut. Kemudian jawaban diberikan oleh seorang tokoh yang lepas dari koor dan yang memeragakan berbagai peran. Pada abad ke-5 s.M., masa jayanya tragedi Yunani, Aeschilos, Sofokles dan Euripides, menambah jumlah pelaku di atas pentas. Adapun alur pada umumnya sebagai berikut: sang hero, pelaku utama atau protagonis (lambang manusia pada umumnya) karena suatu kesalahan, menggoncangkan tata tertib alam raya. Ini disebabkan
karena salah paham (tidak tahu, misalnya Oedipus menikahi ibunya sendiri) atau karena terdorong oleh rasa benci atau terlampau sadar diri (hubris). Pada dasarnya kesalahan itu ialah manusia tidak memahami kedudukannya terhadap para dewa atau di dalam semesta alam. la lalu menjadi umpan kismet. Sang hero yang menerima beban tanggung jawab lalu diangkat dalam suatu proses penderitaan herois yang tamatnya kegilaan, bunuh diri ataupun kesadaran yang memurnikan sehingga keselarasan terpulih kembali. Pada zaman Renaissance tragedi klasik mengalami kembali masa jaya, sekalipun skema dengan lebih bebas diterapkan dan konflikkonflik psikologis dan moral lebih ditonjolkan. Pada zaman Fajar Budi dan Romantik temanya tidak anggun lagi, tetapi terjadi dalam lingkungan kaum borjuis, kelas menengah yang mapan. Pada akhir
abad ke-19 Fatum (kismet) diganti oleh faktor bawaan, kegilaan , kelainan psikis dan sebagainya , sehingga tokoh utama dengan niscaya mendekati kehancurannya. (Ibsen, Strindberg).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar