Selasa, 31 Mei 2011

Anastrofe

anastrofe
Anastrofe juga disebut inversi bila urutan sintaktis dibalik. Khusus terjadi dalam puisi, demi irama, rima atau efek bunyi. Juga dalam prosa untuk menekankan sesuatu.

Analitik

Analitik
Drama analitik, sebuah drama yang tidak pertama-tama mengembangkan sebuah peristiwa, melainkan tahap demi tahap membuka tirai, apa yang terjadi pada masa yang silam. Pertanyaan pokok ialah, "Siapa tahu apa?" Baca misalnya Sophokles, Oedipus Sang Raja; Becket, Menantikan Godot.

Anakronisme

anakronisme
Berasal dari kata Yunani "ana-kronos" yang berarti waktu.
1. Pelanggaran terhadap urutan atau keadaan waktu. Dalam drama atau cerita misalnya, bila pengarang menampilkan seseorang dari zaman dahulu dengan gaya bahasa atau pakaian dari zaman sekarang. Kadang-kadang dilakukan dengan sengaja, supaya kelihatan lucu atau untuk menyesuaikan peristiwa yang bersangkutan dengan tahap pengertian pembaca atau penonton.
2. Anakronisme lain daripada anakroni, sebuah istilah yang dipakai dalam teori narasi (cerita) untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan antara susunan cerita dan kronologi dalam urutan peristiwa.
Dalam bab pertama misalnya sudah dibeberkan apa yang baru akan terjadi pada akhir cerita (antisipasi) atau dikutip suatu peristiwa yang dahulu pernah terjadi (retroversi). Lihat juga flashback.
3. akroni berarti tidak dapat ditentukan dengan tepat bilamana sesuatu terjadi, dahulu kala atau di hari depan.

Anagram

anagram
Kata yang terjadi dengan menyusun kembali huruf-huruf sebuah kata lain atau sejumlah kata. Dalam aliran-aliran mistik dari Timur Tengah dan Timur kombinasi huruf-huruf tertentu dianggap mempunyai arti magis. Demikian misalnya dalam ajaran rahasia untuk mencapai kesempurnaan. Baca misalnya Haryati Subadio, fnanasid dhanta (edisi Indonesia 1985). Di dunia Barat anagram dianggap permainan saja, sering untuk menyusun sebuah sinonim. Demikian misalnya Salvador Dali, pelukis Spanyol yang surrealis, menyusun kembali huruf-huruf namanya lalu terbaca "Avida Dollars" (menyukai dollar-dollar).
Menurut de Saussure prinsip anagram merupakan dasar bagi teknik puisi dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa. Dengan memilih atau menyusun kembali fonem-fonem atau pasangan fonem dapat disusun kata-kata yang penting, misalnya nama seorang dewa, rumus sebuah mantra rahasia dan sebagainya.
Dalam sementara kalangan teori sastra modern anagram dianggap sebuah kata yang membuka pengertian untuk menafsirkan sebuah teks menurut arti yang terdalam. Di bawah teks yang nampak tersembunyilah sebuah teks lain (hypoteks).

Selasa, 24 Mei 2011

Anafora

anafora
Anafora juga disebut repetisi.
  1. Mengulangi kata atau sekelompok kata yang sama pada awal beberapa bait, kalimat atau bagian kalimat. Khususnya dalam ilmu berpidato akal ini dipakai untuk memberi tekanan atau untuk menunjang simetri dalam susunan kalimat.
  2. Dalam linguistikdan ilmu teks unsur anaforis tergantung pada unsur lain (anteseden) dalam penafsirannya. Misalnya dalam kalimat, "Amir tidak naik kelas, ia gagal dalam matematika", ia merupakan unsur anaforis. Unsur ini perlu agar teks mempunyai koherensi.
Unsur deiksis menunjukkan kepada konteks situasional, nonbahasa, kepada situasi bahasa yang konkret (waktu, tempat, siapa), seperti misalnya di sini, di sana, kemarin, kau, aku dsb. Deiksis memainkan peranan penting dalam pentas, karena menghubungkan teks yang diucapkan dengan situasi yang ditampilkan.

Amplifikasi

amplifikasi
  1. Gaya penulisan yang membeberkan sesuatu dengan panjang lebar, dengan segala seginya.
  2. Bagian dari pidato seorang jaksa yang membeberkan kejahatan si terdakwa dalam segala aspeknya.

Ambiguitas

Ambiguitas
Berarti ganda. Menurut New Criticism ambiguitas merupakan inti segala puisi. Dalam bahasa puisi kata-kata di samping arti denotatif juga mempunyai arti konotatif (lihat konotasi). Air misalnya tidak hanya berarti sesuatu yang cair (H20), melainkan misalnya kehidupan, cinta kasih dan sebagainya.

Amanat

Amanat
Dalam bahasa Inggris 'message' sama dengan amanat, pesan. Pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya (cerpen atau novel) kepada pembaca atau pendengar. Dalam kebanyakan sastra lama amanat yang disampaikan biasanya tersurat, sedangkan dalam karya sastra modern, pesan yang disampaikan biasanya dikemukakan secara tersirat.

Alur

alur
Alur sama dengan plot. Secara komplementer berkaitan dengan cerita (story). Pertama kali diperkenalkan oleh Forster, Aspects of the Novel, 1927. Cerita sama dengan urutan peristiwa secara kronologis semata-mata: Raja meninggal lalu permaisurinya meninggal.
Alur menampilkan sebabnya: permaisuri meninggal karena raja meninggal, atau raja meninggal lalu permaisurinya meninggal karena rasa duka. Dalam contoh pertama urutan kronologis dibalik (akibat lebih dulu disebut daripada sebab). Flash-back dan flash -forward sering dipergunakan dalam teknik bercerita. Sejajar dengan pasangan plot-story juga disebut sujetjabel. Dengan menghilangkan atau membalik beberapa adegan dapat diteliti apakah alurnya konsisten atau tidak.

Alegori

alegori
  1. Dalam lirik semacam penulisan kiasan, terdiri dari sejumlah metafor atau perumpamaan (amsal) yang kait-mengait dan merupakan satu gambaran yang menyeluruh (dalam bahasa Inggris "continued metaphor). Kadang-kadang hanya terdapat dalam sebagian syair saja, kadang-kadang seluruh syair merupakan satu alegori besar. Yohanes Salib misalnya menggubah syair panjang untuk melukiskan proses perkembangan mistik, tahap-tahap yang dilintasi manusia sebelum dapat berjumpa dengan Tuhan, yaitu dalam Pendakian gunung Karmel.
  2. Dalam epik dan dramatik bila pengertian abstrak atau keutamaan-keutamaan, sifat-sifat baik dan buruk dipentaskan sebagai tokoh-tokoh (personifikasi). Ingat misalnya Ibu Pertiwi.

Akumulasio

akumulasio
Gaya penulisan atau berpidato yang merangkaikan sejumlah kata yang kurang lebih sama artinya atau bahkan menunjukkan suatu klimaks. Misalnya, "Musuh kita serang, kita terjang, kita ganyang".

Aktor

aktor
  1. Dalam dramatik atau praktek drama juga dipergunakan istilah "tokoh" bila sifat-sifat pribadi seorang pelaku dibahas,
  2. Dalam teori drama dipakai istilah "aktor" atau pelaku, bila kita membahas instansi atau peran yang bertindak atau berbicara dalam hubungannya dengan alur peristiwa. Para pelaku yang berperan dalam sebuah cerita atau drama dapat dibagikan menurut kelompok-kelompok yang memperlihatkan ciri atau fungsi yang sama dalam alur cerita. Oleh kaum strukturalis Prancis kelompok-kelompok itu disebut "actants". Biasanya dibedakan antara subjek (pejuang) dan objek (tujuan), pemberi anugerah (destinateur) dan penerima anugerah (destinataire), pembantu (adjuvant) dan penghalang (opposant).
  3. Peran aktansial dapat dimainkan oleh berbagai aktor dan sebaliknya aktor yang sama dapat memerankan berbagai peran aktansial, misalnya selaku subjek dan penerima anugerah. Hubungan antara para pengemban perbuatan dalam alur itu disebut "sintaksis aktansial", sedangkan yang dinamakan "sintaksis fungsional" ialah hubungan antara peristiwa-peristiwa penting dalam alur itu. (Lihat: A.J. Greimas, Semantique structurale 1966.)

Akrostikon

akrostikon
Bentuk penulisan sanjak. Huruf-huruf pertama setiap larik, bila dirangkaikan, menampilkan nama seseorang, peristiwa atau sebagainya. Kadang-kadang juga diambil kata pertama dari setiap larik.

Affective fallacy

affective fallacy
Istilah yang berasal dari kalangan New Criticism. Yang dimaksudkan ialah kesalahan yang dibuat pembaca dalam menilai karya yang bersangkutan berdasarkan emosi pribadinya, suka atau tidak suka.

Adegan

Adegan
Dalam dunia pentas bagian dari suatu babak. Perubahan terjadi bila jumlah pelaku berubah atau bila dekor (latar) berubah (seperti dalam ketoprak atau wayang orang).

Adaptasi

adaptasi
Saduran dengan maksud supaya sebuah karya lebih sesuai dengan sidang pembaca tertentu. Sering sebuah karya klasik disadur khusus untuk kaum pembaca muda, seperti misalnya Ramayana, Robinson Crusoe, Don Quijote, Petualangan Gulliver, dan sebagainya.

Absurd, teater

Absurd, teater
Gerakan di dunia pentas pada tahun 50-an, tidak hanya di dunia Barat. Terpengaruh oleh eksistensialisme Prancis khusus mengenai iklim rohani dan tema-tema yang dibahas, seperti misalnya kedudukan manusia yang absurd: manusia mencari ketertiban, logika, koherensi, sedangkan dunia ini tidak memiliki kategori-kategori tersebut. Kemustahilan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, kesepian, ketakutan, keinginan melarikan diri ke suatu dunia khayalan. Pesan yang disampaikan oleh teater absurd ialah tak ada gunanya mencari arti dan makna dalam peristiwa-peristiwa yang dialami manusia.
Disorientasi dan kekacauan mengenai isi juga ditampilkan dalam bentuk dan susunan karya pentas. Unsur yang selalu kelihatan ialah peruntuhan dan pengangguran, alur, tokoh-tokoh, komunikasi dan urutan waktu, itu semuanya diruntuhkan dan digugurkan. Ruang melambangkan situasi yang dipentaskan, ialah tanpa harapan, sia-sia. Bentuk-bentuk klasik dan konvensional yang dahulu berlaku di dunia pentas, kini didobrak dan dihancurkan. Ucapan-ucapan para pelaku tidak kait-mengait, tidak logis, hanya merupakan ucapan-ucapan yang ditumpuk-tumpukkan. Sering juga disisipkan dengan "sick jokes", lelucon yang tidak lucu, bahkan menyedihkan dan memuakkan.
Eksponen-eksponen di dunia Barat antara lain Beckett, Adamov, Ionesco dan Genet. Unsur-unsur absurdisme di Indonesia kelihatan dalam sementara karya pent as Putu Wijaya, Aduh misalnya. (Lihat: Martin Esslin, Theatre of the Absurd. 1961.)

Vitalisme

Secara umum vatalisme adalah aliran filsafat dan sikap hidup yang daya-daya vital dan intuitif (Nietzsche, Bergson). Dalam dunia sastra (dalam lirik terutama dalam roman-roman). Vitalisme tampil antara Perang Dunia I dan II. Sifatnya antiintelektualitas dan sangat kritis terhadap peradaban dan kebudayaan. Intelek dengan akal budi yang analitis-introspektif dianggap sebagai perusak penghayatan hidup yang paripurna. Yang alami dan jasmani dijadikan pedoman tertinggi. Darah dan daging lebih bijaksana daripada akal budi. Inti pandangan vitalitas ialah pertentangan antara alam dan kebudayaan. Kritiknya terhadap kebudayaan terut~ma ditujukan kepada utilitarisme, teknologi, alam pikiran yang hanya berpusat pada perkembangan ekonomis serta kehidupan di kota besar yang menggiling rata segala perbedaan individual. Sebaliknya alam dan manusia primitif dimuliakan. Motif yang sering kembali ialah lingkaran hidup dan kematian, kesuburan, erotik dan daya juang heroik (Steinbeck, Hemingway). Dalam puisi Chairil Anwar dan Rendra juga terdapat unsur-unsur Vitalisme.

Sabtu, 21 Mei 2011

Resensi Pementasan Drama Leonardo Axsel Galatang

Kapuraca (Mengguggat Teori Kebenaran
Oleh : Sovian Lawendatu,
Budayawan Drama Leonardo Axsel Galatang, Kapuraca (Menggugat Teori kebenaran), menampilkan sosok tokoh ateis yang tidak onsisten dan konsekuen. Dinyatakan demikian, karena keateisan tokoh itu (namanya Kapuraca), hanya berlangsung pada bagian-bagian awal alur cerita. Sesudahnya, Kapuraca memperlihatkan diri sebagai seorang teis-religius : ia mengaku dosa dan mohon ampun kepada Opo Empung (Tuhan). Artinya, ada semacam "pertobatan". Saya tidak tahu, apakah ketidak-konsistenan dan ketidak-konsekuenan itu merupakan cerminan sikap pribadi Galatang dalam menghadapi fenomena ateisme? Dalam kehidupan pribadinya, Galatang memang bisa saja bersikap atau berpikir sebagai ateis. Paling tidak, ia mungkin memiliki semacam "kenakalan intelektual ateistis". Namun, dalam sosialitasnya, Galatang tidak bisa menjadi seorang ateis. Apalagi, Galatang adalah seorang "Presiden". Di "Negara Kesatuan Republik Tangkasi" Kota Bitung, jabatan "Presiden" tidak sekadar bermakna formal-organisatoris, tetapi terutama "etik-kharismatis"; sehingga Galatang harus menjadi suri-tauladan bagi segenap "rakyat"nya dalam hal sepenting religiusitas dan spiritualitas.
Memang, drama Galatang ini menarik untuk dianalisis secara psikososiologis. Tapi, analisis begini butuh ruang dan waktu khusus. Sekarang, mari kita tengok pementasannya, yang dilakukan oleh Sanggar Handayani SMP Negeri 1 Bitung dalam konteks Pekan Teater Remaja se-Kota Bitung pada bulan April yang baru lalu. Di bawah penyutradaraan Servi Kamagi, pementasan naskah Galatang oleh sanggar yang "bermarkas" di kompleks Gedung Kesenian Kota Bitung itu memang mendekati kesempurnaan. "Nyaris sempurna!", seru Galatang sebagai anggota Tim Pembanding, yang "diaminkan" oleh ketuanya, Semuel Muhaling. Kehampir-sempurnaan garapan sutradara, yang karib disapa Epi, itu memang melingkupi keseluruhan aspek pementasan. Epi mampu me-menej sanggar garapannya menjadi sebuah grup yang begitu solid di atas pentas. Meski umumnya pemain merupakan anggota baru dalam Sanggar Handayani (siswa-siswi Kelas 7), mereka memiliki kemampuan berperan yang memukau dari aspek-aspek teknik main drama, seperti gerak, vokal, intonasi, ekspresi, penguasaan naskah, penguasaan panggung, dan blocking.
Dalam hubungan ini amat menarik bahwa Epi menampilkan sosok pemeran Kapuraca yang tidak lazim. Lazimnya, Kapuraca memiliki postur tubuh yang besar-kekar, berwajah dingin atau menyeramkan. Namun, dalam interpretasi-kreatif Epi, Kapuraca ditampilkan sebagai tokoh yang berpostur kecil, tetapi "nakal" secara intelektual. Karena "kenakalan intelektual"nya, yang bahkan bercorak ateistis, maka Kapuraca, seperti yang tampak pada bagian-bagian awal cerita, menolak (ajaran tentang) eksitensi Tuhan; ia tidak mempercayai adanya Opo Empung (Tuhan). Dengan demikian, Epi menekankan ke-kapuraca-an Kapuraca pada dimensi otak, bukan otot. Mungkin sosok Kapuraca yang berdimensikan "otak" itu cocok dengan "maksud" atau keinginan penulis naskah (Galatang).
Dari sisi tata artistik, Sanggar Handayani di bawah penggarapan Epi, mampu menghadirkan latar "entah berentah" (tempat kehadiran Opo Empung), yakni sebuah tempat yang berada "ketinggian". Dalam hal pakaian (kostum), Epi begitu cermat memilih. Kostum tokoh Si Baju Putih, yang diperankan oleh Adolve Lumenta, terasa kontekstual dengan "dunia-kerohanian" masyarakat etnis Minahasa dewasa ini, karena "baju putih" yang dipakaikan kepada tokoh/pemeran menyerupai jubah pendeta (toga).
Epi memiliki kemampuan kreatif yang "belum" dimiliki oleh sutradaralainnya di Sanggar Tangkasi. Kemampuan kreatif yang dimaksud adalah kemampuan menciptakan tari (koreografi). Buktinya, dalam proses pementasan Sanggar Handayani, ia menyuguhkan satu bentuk tari yang menyerupai tari lilin. Tari yang serupa "tari lilin" itu khas ciptaan Epi. Bahannya dari "senter kecil", yang terbalut "plastik putih transparan" sehingga ketika tari itu ditarikan di atas panggung yang gulita, maka tercipta suasana temaram dan rada-rada mistis. Luar biasa, memang! Bisa disebut tari ciptaan Epi itu sebagai "Tari Lobe" (mengikuti jargon lokal).
Kelemahan Epi kiranya terletak pada eksperimentasinya yang mengawinkan budaya Sangihe dengan Minahasa. Epi menyuguhkan semacam tari Gunde (Sangihe), yang diiringi dengan musik tradisional Minahasa. Secara koreografis, eksperimentasi Epi ini memang sah-sah saja, bahkan memperlihatkan keunikan. Akan tetapi, buat saya, dari segi konteks sosial budaya, yang dimanfaatkan sebagai "warna-lokal" penulisan naskah Galatang ini, eksperimentasi Epi itu patut dipersoalkan. Pasalnya, drama Kapuraca "dilokalisasikan" oleh Galatang ke dalam konteks kultur Minahasa. Ini terbukti melalui penghadiran tokoh Opo Empung, di samping Keke 1 dan Keke 2. Lagipula, dalam naskah ini sedikit pun tidak disinggung unsur dan pernik "dunia Sangihe", yang dengannya pementasan dimungkinkan untuk (juga) mengusung produk kesenibudayaan Sangihe, seperti yang dilakukan oleh Epi. Kekuatan penyutradaraan Epi, yang tidak dapat ditandingi oleh sutradara lain dalam konteks pekan teater tersebut, terletak juga pada tata musik. Di bawah arahan Epi, kedua peñata musik (Donal Bentian dan Billy Hamel) mampu menghadirkan musik dan "bebunyian" yang semuanya relevan dengan suasana cerita (yang dipentaskan).
Naskah drama Kapuraca, di samping bernada "gugatan", juga diwarnai dengan nada humor. Unsur yang disebutkan belakangan nyata baik melalui dialog tokoh Si Baju Putih, baik yang menyerupai mantra maupun sebagai tuturan biasa. Di bawah arahan Epi, pemeran Si Baju Putih sanggup membawakannya, sehingga unsur humor itu terasa begitu segar dan (tentu saja) dapat mengocok perut penonton. Pada titik ini, selaku sutradara, Epi berhasil menyuguhkan adegan penutup yang bernilai artistik, sama artistiknya dengan adegan pembuka (opening) yang juga ia suguhkan dalam konteks pementasan sanggar garapannya itu.***
Sumber: manadopost.co.id

Syahrini: Kau yang Memilih Aku mp3

Cinta tak pernah sesakit ini

Cinta tak pernah seperih ini

Yang aku minta tulus hatimu

Bukan kau curangi aku
Rasa yang ada didalam hati

Tangis yang ada saat kusendiri

Inilah akhir kisah cintaku

Kisah bersamamu
Kau yang telah memilih aku

Kau juga yang sakiti aku

Kau putar cerita

Sehingga aku yang salah
Kau selalu permainkan wanita

Kau ciptakan lagu tentang cinta

Hingga semua tahu

Kau makhluk sempurna
Mungkinkah semua mereka tahu

Saat hatiku luluh kepadamu

Kau pergi dengan kisah yang baru

Dan kusimpan di ketulusan hati
Kau yang telah memilih aku

Kau juga yang sakiti aku

Kau putar cerita

Sehingga aku yang salah
Kau selalu permainkan wanita

Kau ciptakan lagu tentang cinta
Hingga semua tahu

Kau makhluk sempurna
(Kau yang memilih aku)

Kau yang memilih aku

(Kau yang memilih aku)
Kau yang telah memilih aku

Kau juga yang sakiti aku

Kau putar cerita

Sehingga aku yang salah
Kau selalu permainkan wanita

Kau ciptakan lagu tentang cinta

Hingga semua tahu

Kau makhluk sempurna
Kau yang telah memilih aku

Kau juga yang sakiti aku

Kau putar cerita

Sehingga aku yang salah
Kau selalu permainkan wanita

Kau ciptakan lagu tentang cinta

Hingga semua tahu

Kau makhluk sempurna

Koleksi Syahrini yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Syahrini – Kau Yang Memilih Aku
Gambar Artis Indonesia

Rabu, 11 Mei 2011

Teori Sastra

teori sastra
Cabang ilmu sastra yang secara teoretis mendekati gejala sastra pada umumnya (jenis-jenis, kriteria guna membedakan teks sastra dari nonsastra, dan sebagainya). Lewat jalan deduksi berusaha merumuskan pernyataan mengenai karya sastra pada umumnya.

Satire

satire
Dari kata Latin "satura" yang berarti bokor dengan buah-buahan.
  1. Bentuk puisi Latin yang penuh humor menyoroti kelemahan seseorang atau kekurangan dalam masyarakat. Oleh Horatius (abad 1 s.M.) bentuk ini diangkat pada taraf umum manusiawi serta diperhalus. 
  2. Lebih umum sebuah karya sastra yang isinya mengajarkan moral dan mengritik suatu keadaan, kadang-kadang secara karikatural. 
Contoh, Swift, "Gulliver's Travels" (1726).
Orwell, "Animal Farm" (1946).

Science - Fiction (S F)

Science - Fiction (S F)
Istilah Inggris yang umum dipakai untuk menunjukkan sejenis sastra yang berdasarkan ilmiah aktual dan mutakhir, menggambarkan petualangan di angkasa raya, biasanya di masa depan. Roman Science-Fiction yang baik mengusahakan suatu realisme; konflik-konflik psikologis diproyeksikan ke dunia khayalan itu. Data-data teknis dan ilmiah secara konsekuen diterapkan dan dikombinasikan secara khayalan. Jules Verne (abad ke-19) umum dianggap sebagai perintis Science Fiction. Di kemudian hari H.G. Wells, The Time Machine, 1895. De-
wasa ini Ray Bradburry, Fahrenheit 451, 1953 danJ. Wyndham, The Day of the Triffids, 1951.

Seloka

seloka
Jenis puisi Melayu Lama yang diduga berasal dari India. Biasanya terdiri atas empat larik setiap baitnya, ber-rima akhir a-a-a-a, larik pertama dan kedua sebagai sampirannya, larik ketiga dan keempat terkandung maksudnya. Biasanya mengandung ajaran sindiran dan seloroh, misalnya:
Ada seekor burung pelatuk
cari makan di kayu buruk;
tuan umpama ayam pungguk:
segan mencakar rajin mematuk

Semiotik

semiotik
Dari kata Yunani "semeion" yang berarti tanda. Ilmu yang meneliti tanda-tanda, sistem-sistem tanda dan proses suatu tanda diartikan. Tanda adalah sesuatu yang menunjukkan kepada barang lain, yang mewakili barang lain itu. Tanda selalu bersifat representatif. Tanda ada hubungan dengan tanda-tanda lain, dengan barang yang dilambangkan dan dengan orang yang memakai tanda itu. Bila ini diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata dan kalimat tidak mempunyai ani pada dirinya sendiri, melainkan selalu sebagai relasi antara pengemban arti (signifiant), apa yang diartikan (signifie) bagi seorang (pembaca) yang mengenal sistem bahasa yang bersangkutan. Dalam penelitian sastra biasanya diperhatikan hubungan sintaktis antara tanda -tanda (strukturalisme) dan hubungan antara tanda dan apa yang dilambangkan (semantik; sastra sebagai tanda simbolis). Akhir-akhir ini juga diteliti hubungan antara tanda dan pemakai tanda. Khusus bagi teks-teks sastra penting sekali untuk meneliti fungsi yang berlaku bagi berbagai kelompok pembaca dalam
proses komunikasi konkret. Semiotik juga dapat diterapkan pada setiap ungkapan kultural
(musik, arsitektur, tarian dan sebagainya). Ada macam-macam pendekatan semiotik. Pertama yang disebut semiologis dan yang mempergunakan definisi yang pernah diberikan oleh de Saussure (signifiant-signifie) dan yang dalam kalangan Prancis diolah oleh Barthes. Di Uni Sovyet terdapat Yuri Lotman yang berpangkal pada penelitian strukturalis Praha, Mukarovsky. Filsuf Amerika, Charles Peirce (1839-1914) memperkenalkan sifat representatif (denotatum), sifat interpretatif (interpretant) dan dasar yang menopang tanda itu (misalnya kode). Hubungan antara tanda dan denotatum dapat dibedakan sebagai ikon (sebuah foto), indeks (asap
- api) dan berdasarkan konvensi (rambu lalu lintas). Setiap interpretant menjadi suatu tanda baru, sehingga terjadi suatu rangkaian tanda menerus. Semiotik ala Peirce diteruskan oleh Morris dan Eco.
(Lihat: U. Eco, Semiotics and the Philosophy of Language, 1984.)

Setting

setting, lihat latar

Short story

short story
Cerita pendek atau cerpen. Dalam arti umum, setiap cerita yang pendek. Dalam arti kata khusus, suatu jenis sastra naratif yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 di Amerika Serikat (Washington Irving, The Sketchbook, 1819). Disusul oleh Nathaniel Hawthorne dan E.A. Poe yang dianggap sebagai guru dan tokoh utama yang mempopulerkan jenis sastra ini. Sifat umum cerpen ialah pemusatan perhatian pada satu tokoh saja yang ditempatkan pada suatu situasi sehari-hari, tetapi yang ternyata menentukan (perubahan dalam perspektif, kesadaran baru, keputusan yang menentukan). Tamatnya sering kali tiba-tiba dan bersifat terbuka (open ending). Dialog, impian, flash-back dsb. sering dipergunakan (pengaruh dari film). Bahasanya  sederhana tetapi sugestif.  Di Eropa,' khususnya Inggris, cerpen ada perkembangannya sendiri. Di sana juga muncul short stories, seperti kebanyakan cerpen Indonesia memang singkat kalau dibandingkan dengan cerpen di Eropa dan Amerika Serikat J. Joyce dan Katherine Mansfield mengutamakan bobot psikologis. Somerset Maugham terkenal karena cerpen-cerpen yang settingnya di daerahjajahan Inggris. Di Rusia Cekov merintis tradisi cerpen.

Simbol atau lambang

simbol (lambang)
Dari kata Yunani "sym-ballein" yang berarti melemparkan bersama. Suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ideo Biasanya simbol terjadi berdasarkan metonimi dan metafora. Lain daripada alegori maka simbol terpengaruh oleh perasaan. Dibedakan atas:
  1. simbol-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya tidur sebagai lambang kematian.
  2. simbol kultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu (misalnya keris dalam kebudayaan Jawa).
  3. simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang.

Simbolisme

simbolisme
Aliran artistik dan literer di Prancis (Baudelaire, Verlaine, Rimbaud dan Mallarme) antara tahun 1880-1890. Reaksi terhadap realisme dan naturalisme. Yang ingin ditampilkan secara simbolis ialah pengalaman batin. Dunia yang secara inderawi dapat kita cerap menunjukkan suatu dunia rohani yang tersembunyi di belakang dunia inderawi. Seorang seniman bertindak sebagai "medium" yang lewat simbol-simbol melihat alam gaib, ide-ide. Oleh karena konaturalitas penyair ada kontak dengan dunia adikodrati itu. Lewat impian dan mistik alam yang tak terhingga dapat digapai. Puisi penuh suasana yang ditampilkan lewat persajakan yang musikal dan simbolik alam. Ada konaturalitas antara aku si penyair dengan alam raya. Sinestesi juga memainkan peranan penting, pengalaman inderawi terpadu.

Sinekdoke

sinekdoke
Lihat metonimi, khusus yang berkaitan dengan besarnya suatu (pars pro toto atau totum pro parte, bentuk tunggal sebagai pengganti bentuk majemuk, species sebagai pengganti genus dan sebaliknya).

Sinestesi

sinestesi
Bersama-sama mencerap, pencerapan terpadu, misalnya antara penglihatan dan perasaan. Pemakaian bahasa yang metaforis. Juga dipakai dalam bahasa sehari-hari, seperti misalnya warna hangat, suara beludru. Digemari oleh Romantik dan Simbolisme dan Gerakan 80 di Negeri Belanda.

Contoh penggunaan dalam bahasa sehari-hari:
  1. Dia adalah seorang gadis manis yang menggemaskan. (Pernahkah Anda mencicipi gadis lalu rasanya manis? Tentu tidak)
  2. Ayahku seorang yang berwatak keras. (Pernahkah Anda meraba watak seseorang dan terasa keras atau lunak? Tentu tidak)

Soneta

soneta
Harafiah sebuah sajak penuh sonus, bunyi-bunyian. Terdiri atas 14 larik, dibagi menurut dua kuatrin dan dua terset (atau sextet). Konon kabarnya soneta pertama digubah di istana raja Friederich II di Sisilia (awal abad ke-13). Kemudian dikembangkan oleh Dante dalam "La Vita nouva" dan Petrarca. Selama abad Renaissance soneta merupakan bentuk sanjak yang paling digemari. Di mana-mana Petrarka ditiru.
Dibedakan
  1. soneta ala Petrarka; setiap larik terdiri atas 11 suku kata. Skema rima ialah abba cdc dcd (atau cde cde).
  2. soneta ala Ronsard; setiap larik terdiri atas 12 suku kata (aleksandrin). Skema rima abba abba ccd ede (atau abba abba ccd eed).
  3. soneta ala Shakespeare; terdiri atas 3 kuatrin dan satu distikhon (2 larik) dengan skema rima abab cdc efef gg.
Pada zaman Romantik bentuk soneta mengalami suatu kehidupan kembali. Sangat digemari oleh Gerakan 80 di Negeri Belanda dan juga di Indonesia oleh Pujangga Baru.

Sinomimi

Sinomimi, lihat tautologi

Sosiolekt

sosiolekt
Bila idiolekt meneliti pemakaian bahasa yang khas oleh satu orang saja dan dialekt pemakaian bahasa menurut daerah -daerah tertentu,maka sosiolekt mempelajari pemakaian bahasa yang ada sangkut paut dengan kedudukan sosial seseorang atau kelompok orang di dalam masyarakat. Sosiolekt sebagai bahasa suatu kelompok terikat akan suatu ideologi atau pandangan hidup dengan nilai-nilai dan lambang-lambangnya sendiri. Dengan meneliti ciri-ciri khas pada taraf kosakata, sintaksis dan semantik dapat ditemukan korelasi khusus antara kehidupan sosial dan kehidupan literer. Sebuah teks sastra mencerminkan pandangan hidup dan sistem nilai suatu kelompok sosial tertentu, lagi pula kadang-kadang menampilkan konflik-konflik antara berbagai kelompok sosial.

Sosiologi sastra

sosiologi sastra, lihat sastra

Stansa

stanza
Dari kata Latin "stare" yang berarti berdiri. Pada umumnya titik istirahat dalam sebuah sanjak, maka dari itu sinonim dengan strofe (sejumlah larik yang karena susunannya dianggap sebagai satu kesatuan metris). Secara khusus bentuk puisi Italia terdiri atas 8 larik.

Selasa, 10 Mei 2011

Stream of ... (conciousness)

stream of ... (consciousness)
Istilah dari teori roman yang menunjukkan arus pikiran, perasaan, harapan, impian, suasana batin seperti dial ami tokoh-tokoh di dalam roman. Dengan melukiskan stream of consciousness itu seorang pengarang dapat melukiskan profil batin para tokoh. Sering juga dipakai monolog batin atau teknik-teknik dari seni film.

Struktur - Strukturalisme

Struktur-strukturalisme
  1. Yang dimaksudkan dengan struktur ialah keseluruhan relasi antar a berbagai unsur sebuah teks. Yang dimaksudkan dengan srrukturalisme dalam penelitian sastra ialah metode yang meneliti relasi-relasi itu. Unsur-unsur itu sendiri tidak t'peJ;ting, tetapi memperoleh artinya di dalam relasi. Relasi-relasi yang dipelajari dapat berkaitan dengan unsur-unsur dalam mikroteks (misalnya kata-kata di dalam satu kalimat) atau dalam suatu keseluruhan yang lebih luas (bait-bait dalam sebuah sanjak, bab-bab dalam sebuah roman, dan sebagainya maupun relasi intertekstual (karyakarya sastra dari suatu periode tertentu). Kaitan-kaitan dapat diteliti berdasarkan ulangan, kontras, gradasi, dan sebagainya. Metode strukturalistis dalam teori sastra hendaknya dipandang dalam hubungannya dengan aliran serupa dalam linguistik (de Saussure, Lingkaran Praha), antropologi(Cl. Levi-Strauss) filsafat (Foucault, Althuser) serta psiko-analisis (Lacan). Metode struk turalistis telah mempengaruhi analisis puisi (R. Jakobson) dan analisis cerita (Genette). Khusus bagi penelitian sastra perlu disebut dua aliran strukturalisme.
  2. Antara tahun 1926-1948 Lingkaran Praha meneruskan beberapa gagasan dari Formalisme Rusia sambil menimba dari filsafat Husserl dan studi linguistik de Saussure. Tokoh-tokoh utama Lingkaran Praha ini ialah R. Jakobson (linguistik), Jan Mukarovsky (estetika), Trubetzkoy (fonologi) dan Felix Vodicka (evolusi sastra).  Mukarovsky memperkenalkan konsep kembar artefakta - objek estetis. Seni merupakan suatu fakta semiotis. Teks sastra berfungsi sebagai suatu tanda majemuk dalam konteks yang lebih luas yang meliputi sistem-sistem sastra dan sosial. Teks merupakan suatu data dinamis yang selalu bergerak, berdasarkan prinsip pertentangan dialektis antara latar muka oposisi dan latar belakang identitas. Konsep "foregrounding" ini, ialah secara sistematis menempatkan suatu ungkapan pada kancah perhatian, erat hubungannya dengan dialektik otomatisasi! deotomatisasi (pembiasaan/pengasingan) seperti pernah dikemukakan oleh Shlovsky, seorang formalis Rusia. Penyimpangan yang menyerap perhatian hanya dapat diamati secara struktural, yakni dalam jaringan relasi dan oposisi. Gejala yang sama dapat diamati juga dalam evolusi literer. Setiap karya dibaca dengan dilatarbelakangi suatu tradisi tertentu, seperangkat norma yang didekati atau dijauhi. Nilai estetis sebuah karya terdapat di dalam ketegangan yang timbul karena karya itu menyesuaikan diri dengan norma estetis atau tidak. Fungsi estetis sebuah teks berkaitan dengan relasi si pemakai tanda dan dapat diterapkan pada setiap objek. Fungsi-fungsi lain dalam objek itu (misalnya fungsi kegunaan) lalu dikurangi. Ide-ide ini mengilhami semiotik Sovyet, penelitian resepsi maupun teori polisistem.
  3. Strukturalisme Prancis (1950-1970) meneruskan visi struktural-semiotis dari Lingkaran Praha, sekalipun dengan istilah -istilah yang agak lain. Dalam majalah "Tel Quel" Roland Barthes dan Julia Kristeva memaparkan ide-ide mereka, khususnya bagaimana pembaca menafsirkan sebuah karya sastra berdasarkan berbagai kode, yakni linguistik, retoris, psiko-analitis, sosial dan kultural.
    Khusus dalam bidang naratologi strukturalisme Prancis membuka pandangan-pandangan baru. Genette memperkenalkan konsep fokalisasi (1972) dan memperlihatkan bagaimana waktu dapat dimanipulasi dalam sebuah cerita. Greimas meneliti hubungan antara para tokoh atau pelaku dengan modul aktansi (pejuang, tujuan, kekuasaan, orang yang dianugerahi, pembantu dan penghalang).
    (Lihat Jan van Luxemburg, Pengantar Ilmu Sastra, 1984.)

Style

style
Style atau gaya, yaitu cara yang khas dipakai seseorang untuk mengungkapkan diri (gaya pribadi). Cara mengungkapkan tersebut dapat meliputi setiap aspek bahasa; pemilihan kata-kata, penggunaan kiasan, susunan kalimat, nada dan sebagainya. Pengertian gaya dapat diperluas sehingga meliputi sekelompok pengarang (gaya Angkatan 45) atau bangsa -bangsa seluruhnya (gaya penulisan orang Inggris misalnya bernada "understatement", sedangkan orang Italia suka akan superlatif, dibesar-besarkan). Juga gay a suatu periode tertentu, misalnya gaya Barok, gaya Romantik, dan sebagainya atau gaya jenis penulisan tertentu (gaya surat-menyurat, gaya dongeng).
Dalam stilistik (cabang ilmu sastra yang meneliti style atau gaya itu), dibedakan antara stilistik deskriptif dan genetis. Stilistik deskriptif (Ch. Bally) mendekati style sebagai keseluruhan daya ungkapan psikis yang terkandung dalam suatu bahasa dan meneliti nilai-nilai ekspresif khusus yang terkandung dalam sua tu bahasa (langue), yaitu secara morfologis, sintaktis dan semantis. Dalam pandangan ini pengarang membangkitkan beberapa kemungkinan yang terkandung dalam sistern bahasa yang bersangkutan. Stilistik genetis atau stilistik individual (L. Spitzer) memandang style sebagai suatu ungkapan yang khas pribadi. Lewat analisis terperinci
(motif, pilihan kata) terhadap sebuah karya dapat dilacak visi batin seorang pengarang, cara ia mengungkapkan sesuatu. Analisis ini agak mirip dengan analisis psikologis ala Freud. Style perbandingan membanding-bandingkan gaya dalam berbagai cabang seni, misalnya seni rupa dan seni sastra. Pada akhir abad ke-19 ilmu seni sudah dapat mengandalkan seperangkat konsep untuk menganalisis sebuah karya seni yang lalu diterapkan terhadap sebuah karya sastra. Pengertian gaya Renaissance dan Barok lalu juga di-
terapkan terhadap bidang sastra.
Mengenai gaya sebagai suatu gejala dalam sastra dan bahasa terdapat berbagai pendapat.
  1. Gaya hanya suatu perhiasan tambahan (pandangan dualistis).
  2. Gaya merupakan bagian integral dari sebuah karya yang merupakan manunggalnya isi dan bentuk (pandangan monistis).
  3. Secara linguistis gaya dapat dilacak sebagai suatu penyimpangan terhadap suatu bentuk penggunaan bahasa tertentu dan justru karena penyimpangan itu perhatian pembaca dibangkitkan (dualistis).
  4. Gaya sebagai variasi, tanpa adanya suatu norma tertentu. Variasi dapat terjadi dalam bentuk maupun isi (monistis) atau hanya dalam ungkapan saja (dualistis).

Surat Kepercayaan Gelanggang

Surat Kepercayaan Gelanggang
Sebuah pernyataan tentang cita-cita Angkatan 45, tertanggal 18 Februari 1950, dan baru diterbitkan hampir satu tahun setelah meninggalnya Chairil Anwar yaitu 22 Oktober 1950 di ruang kebudayaan wart a sepekan Siasat, Gelanggang. Isi lengkapnya sebagai berikut. 

Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. Kami lahir dari kalangan orang banyak dan pengertian rakyat bagi kami adalah kumpulan campur baur dari mana dunia-dunia baru yang sehat dapat dilahirkan. 
Keindonesiaan kami tidak semata-mata karena kulit kami yang sawo matang, rambut kamiyang hitam atau tulang pelipis kamiyang menjorok ke depan, tetapi lebili banyak oleh apa yang diutarakan oleh wujud pernyataan hati dan pikzran kami.
Kami tidak akan memberikan suatu kata ikatan untuk kebudayaan Indonesia. Kalau kami berbicara tentang kebudayaan Indonesia, kami tidak mgat kepada melap-lap hasil kebudayaan lama sampai berkilat untuk dibanggakan, tetapi kami memikirkan suatu penghidupan kebudayaan baru yang sehat. Kebudayaan Indonesia ditetapkan oleh kesatuan berbagai-bagai rangsang suara yang disebabkan oleh suara-suara yang dilontarhan dari segala sudut dunia dan yang kemudian dilontarkan kembali dalam bentuk suara sendiri. Kami
akan menentang segala usaha yang mempersempit dan menghalangi tidak betulnya pemeriksaan ukuran. rulai.
Revolusi bagi kami ialah. penempatan mlai-nilai baru atas nilai-nilai usang yang harus dihancurkan. Demikian. kami berpendapat bahwa reoolusi di tanah air kami sendiri belum selesai. Dalam penemuan kami, kami mungkin tidak selalu asli; yang pokok ditemui itu ialah manusia. Dalam cara kami mencari, membahas dan
menelaahlah kami membawa sifat sendiri. Penghargaan kami terhadap keadaan keliling (masyarakat) adalah
penghargaan orang-orang yang mengetahui adanya saling pengaruh antara masyarakat dan seniman.

Jakarta, 18 Februari 1950

Surrealisme

Surrealisme
Gerakan pembaharuan dalam dunia seni, terutama di Prancis, antara Perang Dunia I dan 11.Pendiri dan pemikirnya ialah Andre Breton (1896-1966). Semula aktif dalam aliran Dadaisme, kemudian pada
tahun 1924 menulis manifes pertama mengenai Surrealisme. Alam bawah sadar hendaknya digali dan dimanfaatkan. Surrealisme bersama dengan dadaisme memberontak terhadap belenggu rasionalisme. Ungkapan batin yang irasional, seperti impian, intuisi dan asosiasi bebas harap dipelihara dengan berpedoman pada psiko-analisis ala Freud. Pada tahun 1929 Breton menerbitkan manifes kedua tentang Surrealisme. Ide-ide tentang pembebasan psikis diperluas dan digalakkan, kini juga mencakup bidang politik, untuk sementara mendekati gerakan komunis. Surrealisme ingin membebaskan manusia dari belenggu kebudayaan intelektualis dan utilitaris, memulihkan kembali manusia yang utuh dengan segala daya vitalitasnya. Permainan imaginasi yang timbul dari alam bawah sadar membuka jalan ke arah "surrealitas", kenyataan yang unggul yang melampaui tuntutan logika dan kegunaan. Teknik untuk mencapai dunia yang supernyata itu ialah lelucon yang pahit (yang menyebabkan pengasingan dan de-otomatisasi), menggali impian (tanpa koreksi rasio kita dapat memasuki alam bawah sadar), kegilaan, ekspresi seksual bebas, permainan penulisan cerita bersambung (setiap peserta menyambung kalimat dari pendahulunya secara bebas, tanpa logika), metafora surrealis (indah bagaikan mayat). Dalam dunia sastra Surrealisme dikembangkan oleh Louis Aragon dan kawan-kawan dalam bidang seni lukis an tar a lain oleh Salvador Dali, dalam film oleh Luis Bunuel. Di Italia Alberto Moravia, di
Spanyol Lorca dan di Amerika Latin Borges.

Syair

syair
Jenis puisi Melayu lama yang berasal dari Arab. Biasanya setiap baitnya terdiri atas 4larik, ber-rima a-a-a-a. Syair banyak dipakai untuk bercerita yang mengandung unsur mitos ataupun sejarah (misalnya: Syair Panji Semirang, Syair Raja Mambang fauhari, Syair St"ngapura Dimakan Api, dan lain-lain; atau juga berisi tentang ajaran mistik (misalnya: Syair Perahu karya Hamzah Fansuri).

Tanka

tanka
Secara harafiah, berarti sanjak pendek. Bentuk persajakan Jepang yang klasik, terdiri atas 31 suku kata, dibagi dalam 5 larik menurut skema 5-7-5-7-7. Berjaya antara ab ad ke-7-15, khusus di kalangan istana. Gambaran-gambaran yang dipinjam dari alam mengungkapkan emosi-emosi hebat. Semenjak 1900 tanpa mengalami perkembangan baru dengan mengintegrasikan pengaruh dari Barat.

Teks (wacana)

teks (wacana)
  1. Urutan teratur sejumlah kalimat yang dihasilkan dan atau ditafsirkan sebagai suatu keseluruhan yang kait-mengait. Teks adalah objek pengkajian teks atau ilmu teks. Istilah pengkajian teks cukup baru dan meliputi linguistik teks, pengkajian sastra dan ilmu komunikasi. Jadi sebetulnya ada berbagai ilmu teks yang interdisipliner. Dasarnya ialah gramatika teks, ialah ilmu yang secara eksplisit meneliti ciri-ciri formaldalam teks-teks. Teks sastra adalah .salah satu jenis teks berdampingan dengan teks undang-undang, teks surat kabar, teks iklan, dan sebagainya.
  2. Dalam pendekatan tradisional terhadap sebuah teks sastra (yang antara lain meliputi filologi dan "close reading"), maka teks sastra dipandang sebagai sebuah objek verbal yang otonom. Dalam strukturalisme Prancis dan aliran post-strukturalisme perhatian si peneliti digeserkan dari teks sebagai suatu objek yang bulat ke arah aktivitas mengarang serta konsep intertekstualitas. Teks sastra dipandang sebagai hasil suatu pranata (institusi) sosial, yakni kegiatan karang mengarang. Pengarang pun sebagai subjek dipermasalahkan. la lebih dipandang sebagai suatu "ruang", tempat kegiatan karang megarang mengaktifkan sistem bahasa dan sastra menjadi teks tertentu. Dalam pendekatan intertekstual teks sendiri ditempatkan di tengah-tengah deretan teks lain. Teks yang kita hadapi merupakan suatu transformasi mengenai teks-teks lain. Julia Kristeva memperkenalkan konsep kembar genoteks dan fenoteks; terjadinya sebuah teks merupakan suatu produktivitas, sebagai suatu proses dinamis. Teks yang diteliti merupakan suatu momen diskursif dalam proses penghasilan arti.

Tautologi

tautologi
Tautologi juga disebut sinomimi. Gaya bahasa yang sekurang-kurangnya dua kali mengungkapkan pengertian yang sama. Kadang-kadang disebabkan karena pemakaian bahasa yang tidak terpelihara, kadang-kadang dengan sengaja untuk menggarisbawahi sesuatu atau menimbulkan suasana tertentu. "Yah, masa itu telah berlalu, lewat dan silam". (Lihat juga pleonasme. )

Tema

tema
Gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan. Tema disaring dari motif-motif konkret yang menentukan urutan peristiwa atau situasi tertentu. Bila dalam sebuah cerita tampil motif-motif mengenai suka-duka pernikahan, penceraian, pernikahan kembali, maka kita dapat menyaring tema mengenai tak lestarinya pernikahan. Tema sering disebut dalam subjudul sebuah roman. Perbedaan antara motif dan tema adalah nisbi.

Teori Sastra

Teori sastra, lihat sastra

Terjemahan

terjemahan
  1. Setiap pengalihan teks menjadi teks lain dengan sistem semiotis sama atau lain. R. Jakobson membedakan tiga jenis "terjemahan". a- terjemahan intralingual (parafrase), penafsiran kembali lewat tanda-tanda verbal dari bahasa yang sama, b- terjemahan interlingual , yakni terjemahan seperti umum dimaksudkan, penafsiran lewat tanda-tanda verbal dari bahasa lain, c- terjemahan semiotis (adaptasi), penafsiran lewat sistem nonverbal (misalnya sebuah roman dijadikan film).
  2. Yang dimaksudkan dengan terjemahan literer ialah pengalihan sebuah karya sastra (teks sumber) dijadikan teks lain (teks sasaran) dengan mempergunakan bahasa lain. Dapat dibedakan dua jenis terjemahan literer. a- terjemahan adekuat atau harafiah, dari dekat mengikuti teks sumber, b- terjemahan akseptabel atau bebas; teks sumber disesuaikan mengenai isi (semantis), bentuk (sintaktis) dan efektivi tas (pragmatis) kepada tradisi, selera dan konteks sosio-budaya pembaca teks sasaran. Dalam penelitian sastra terjemahan literer lama dipandang sebagai sesuatu yang memang tak dapat dihindarkan, tetapi akhir-akhir ini disadari betapa terjemahan dapat berperan sebagai metateks dalam kehidupan sastra, khusus mengenai evolusi sastra.
(Lihat polisistem.)

Tipe

tipe
Dari kata Latin "typus" yang berarti bentuk, watak.
  1. Tokoh statis dalam sebuah roman atau pentas yang sifat-sifatnya tetap, tidak berubah, tidak mengalami perkembangan (flat character). Tipe seorang ibu yang prihatin mengenai anak-anaknya, tipe seorang yang pelit, dan seterusnya (stereotipe = ucapan dan reaksinya selalu sama, sesuai dengan wataknya).
  2. Dalam estetika marxis ala Georg Lukacs perpaduan antara yang umum manusiawi dengan yang khas individual; pertentangan sosial, moral dan psikis terpadu dalam suatu kesatuan yang hidup.
  3. Pengarang-pengarang dapat dibedakan menurut ripe-ripe psikologis rertentu, misalnya penyair yang seolah-olah didorong oleh nafsu ilahi dan pengarang yang bekerja dengan teliti (poeta vates dan poeta faber), pengarang sebagai pencipta otonom dan pengarang sebagai medium kolektivitas, titik kristalisasi berbagai aliran; pengarang yang menyesuaikan diri kepada selera umum dan pengarang dengan sengaja menantang selera umum.

Tipologi


tipologi
Penyusunan karya-karya sastra menurutjenis-jenis tertentu, berdasarkan unsur-unsur struktural (tokoh, waktu, ruang, perbuatan) atau aspek-aspek struktural (situasi bahasa, point of view, cara menampilkan sesuatu). Kepada objek diberi suatu sistematik. Roman dapat dibagi menurut unsur perbuatan, misalnya detektif, psikologis, daerah, sejarah dan sebagainya.

Tokoh

tokoh
Pelaku atau aktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh pembaca dianggap sebagai tokoh konkret, individual. Pengertian tokoh lebih luas daripada aktor atau pelaku yang hanya berkaitan dengan fungsi seseorang dalam teks naratif atau drama. Citra tokoh itu disusun dengan memperpadukan berbagai faktor, yakni apa yang dlfokalisasinya (lihatfokalisasz), bagaimana ia memfokalisasi, oleh siapa dan bagaimana ia sendiri difokalisasi, kelakuannya sebagai pelaku dalam deretan peristiwa, ruang dan waktu (suasana) serta pertentangan terrratis di dalam karya itu yang secara tidak langsung merupakan bingkai acuan bagi tokoh. Tokoh yang bersangkutan dapat "dihidupkan" berdasarkan sejumlah konvensi yang diketahui oleh pembaca. Misalnya bila dikatakan, bahwa pemud a A berambut gondrong, pembaca sudah tahu tipe pemuda apa si A itu.
Tokoh hanya hidup di atas kertas, lain tidak, ia dihasilkan oleh daya imaginasi pengarang dan pembaca bersama. Dalam tradisi roman real is abad ke-19 karya sastra dianggap sebagai suatu kaca transparan yang membuka pemandangan terhadap suatu dunia riil dengan tokoh-tokoh riil. Sebaliknya dalam penulisan roman eksperimental modern dan prosa absolut penokohan dirongrong sehingga menjadi kosong.

Tragedi

tragedi
Sejenis drama pada zaman Yunani kuno yang membahas peristiwa-peristiwa yang mengharukan, berdasarkan suatu konflik psikis, moral ataupun sosial, dengan maksud agar para penonton lalu mawas diri dan merasakan kelegaan batin (katharsis). Awal mula pent as ini berasal dari pesta-pesta untuk menghormati dewa Dionisos dengan tarian dan nyanyian. Ini berkembang menjadi dua koor yang sahut-menyahut. Kemudian jawaban diberikan oleh seorang tokoh yang lepas dari koor dan yang memeragakan berbagai peran. Pada abad ke-5 s.M., masa jayanya tragedi Yunani, Aeschilos, Sofokles dan Euripides, menambah jumlah pelaku di atas pentas. Adapun alur pada umumnya sebagai berikut: sang hero, pelaku utama atau protagonis (lambang manusia pada umumnya) karena suatu kesalahan, menggoncangkan tata tertib alam raya. Ini disebabkan
karena salah paham (tidak tahu, misalnya Oedipus menikahi ibunya sendiri) atau karena terdorong oleh rasa benci atau terlampau sadar diri (hubris). Pada dasarnya kesalahan itu ialah manusia tidak memahami kedudukannya terhadap para dewa atau di dalam semesta alam. la lalu menjadi umpan kismet. Sang hero yang menerima beban tanggung jawab lalu diangkat dalam suatu proses penderitaan herois yang tamatnya kegilaan, bunuh diri ataupun kesadaran yang memurnikan sehingga keselarasan terpulih kembali. Pada zaman Renaissance tragedi klasik mengalami kembali masa jaya, sekalipun skema dengan lebih bebas diterapkan dan konflikkonflik psikologis dan moral lebih ditonjolkan. Pada zaman Fajar Budi dan Romantik temanya tidak anggun lagi, tetapi terjadi dalam lingkungan kaum borjuis, kelas menengah yang mapan. Pada akhir
abad ke-19 Fatum (kismet) diganti oleh faktor bawaan, kegilaan , kelainan psikis dan sebagainya , sehingga tokoh utama dengan niscaya mendekati kehancurannya. (Ibsen, Strindberg).

Utopis

Dari kata "Utopia" yang berarti tak ada tempatnya, sebuah karangan Thomas More, 1516. Jenis tulisan yang melukiskan suatu masyarakat ideal, tidak real. Pada zaman modern berkembang menjadi roman futuris (masa depan) atau science-fiction. Lawan tulisan utopis ialah dystopis, yang melukiskan dan meramalkan perkembangan masyarakat yang tidak ideal, seperti misalnya Aldous Huxley, Brave New World (1932) dan George Orwell, Nineteen eightyjour (1949).

Utile dulci

utile dulci
Bahasa Latin, yang dikutip dari Ars Poetica karangan Horatius, yang berarti memperpadukan yang  berguna dengan yang menyenangkan. Berabad-abad lamanya, sampai zaman Romantik, pepatah ini dianggap sebagai tugas penulisan sastra.

Understatement

understatement
Keterangan yang mengecilkan sesuatu persoalan.

Tropos

tropos
  1. Setiap ungkapan yang mengandung unsur kiasan agar dengan demikian sebuah ungkapan diperhias atau dijadikan lebih hidup. Di kemudian hari diperinci menjadi metafora, metonimi, dan sebagamya.
  2. Secara khusus, sisipan tekstual-musikal di dalam teks liturgis (teks ibadat) pada Abad Pertengahan. Karena membuka kemungkinan bagi dramatisasi maka tropos-tropos merupakan langkah penting dalam evolusi drama Eropa.

Trilogi

trilogi
  1. Tiga karya (liris, epis atau dramatis) yang bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang kait-mengait.
  2. Dalam seni drama Yunani tiga drama dari satu orang pengarang dan yang dipentaskan pada satu hari, diselingi oleh satu banyolan (komedi).

Waktu Verita

Waktu cerita
Waktu cerita - waktu yang diceritakan. Konsep kembar yang diperkenalkan oleh G. Muller untuk menunjukkan hubungan waktu berkaitan dengan ritme sebuah cerita atau sebagian. Waktu cerita ialah waktu yang diperlukan seorang pembaca guna membaca sebuah cerita atau bagiannya (narrative time, waktu baca atau waktu realisasi). Waktu yang diceritakan ialah waktu yang dijangkau di dalam cerita; peristiwa-peristiwa yang diceritakan berlangsung dalam arus waktu. Takaran antara waktu cerita dan waktu yang diceritakan dapat berubah, sehingga terjadi suatu ketegangan antara dua kutub itu yang dapat menentukan ceritanya.
Waktu yang diceritakan kadang-kadang lebih lama daripada waktu baca. Dalam waktu 10 menit kita dapat membaca suatu peristiwa yang terbentang selama beberapa tahun. Kadang-kadang waktu dapat dilompati ("Sepuluh tahun kemudian ... "). Kadang-kadang waktu yang diceritakan lebih pendek daripada waktu baca, misalnya untuk melukiskan apa yang terkilas dalam benak seseorang yang menghadapi peleton eksekusi.
Dalam drama waktu pementasan dan waktu yang dipentaskan saling mendekati. Dalam lirik waktu yang ditampilkan seolah-olah membeku menjadi saat kini.

Wacana

Wacana (lihat juga teks)

  1. Urutan teratur sejumlah kalimat yang dihasilkan dan atau ditafsirkan sebagai suatu keseluruhan yang kait-mengait. Teks adalah objek pengkajian teks atau ilmu teks.Istilah pengka jian teks cukup baru dan meliputi Iinguistik teks,pengkajian sastra dan ilmu komunikasi. Jadi sebetulnya ada berbagai ilmu teks yang interdisipliner. Dasarnya ialah gramatika teks, ialah ilmu yang secara eksplisit meneliti ciri-ciri formal dalam teks-teks. Teks sastra adalah .salah satu jenis teks berdampingan dengan teks undang-undang, teks surat kabar, teks iklan, dan sebagainya. 
  2. Dalam pendekatan tradisional terhadap sebuah teks sastra (yang antara lain meliputi filologi dan "close reading"), maka teks sastra dipandang sebagai sebuah objek verbal yang otonom. Dalam strukturalisme Prancis dan aliran post-strukturalisme perhatian si peneliti digeserkan dari teks sebagai suatu objek yang bulat ke arah aktivitas mengarang serta konsep intertekstualitas. Teks sastra dipandang sebagai hasil suatu pranata (institusi) sosial, yakni kegiatan karang mengarang. Pengarang pun sebagai subjek dipermasalahkan. la lebih dipandang sebagai suatu "ruang", tempat kegiatan karang megarang mengaktifkan sistem bahasa dan sastra menjadi teks tertentu. Dalam pendekatan intertekstual teks sendiri ditempatkan di tengah-tengah deretan teks lain. Teks yang kita hadapi merupakan suatu transformasi mengenai teks-teks lain. Julia Kristeva memperkenalkan konsep kembar genoteks dan fenoteks; terjadinya sebuah teks merupakan suatu produktivitas, sebagai suatu proses dinamis. Teks yang diteliti merupakan suatu momen diskursif dalam proses penghasilan arti.

Teks

teks  (lihat juga wacana)

  1. Urutan teratur sejumlah kalimat yang dihasilkan dan atau ditafsirkan sebagai suatu keseluruhan yang kait-mengait. Teks adalah objek pengkajian teks atau ilmu teks.Istilah pengka jian teks cukup baru dan meliputi Iinguistik teks,pengkajian sastra dan ilmu komunikasi. Jadi sebetulnya ada berbagai ilmu teks yang interdisipliner. Dasarnya ialah gramatika teks, ialah ilmu yang secara eksplisit meneliti ciri-ciri formal dalam teks-teks. Teks sastra adalah .salah satu jenis teks berdampingan dengan teks undang-undang, teks surat kabar, teks iklan, dan sebagainya. 
  2. Dalam pendekatan tradisional terhadap sebuah teks sastra (yang antara lain meliputi filologi dan "close reading"), maka teks sastra dipandang sebagai sebuah objek verbal yang otonom. Dalam strukturalisme Prancis dan aliran post-strukturalisme perhatian si peneliti digeserkan dari teks sebagai suatu objek yang bulat ke arah aktivitas mengarang serta konsep intertekstualitas. Teks sastra dipandang sebagai hasil suatu pranata (institusi) sosial, yakni kegiatan karang mengarang. Pengarang pun sebagai subjek dipermasalahkan. la lebih dipandang sebagai suatu "ruang", tempat kegiatan karang megarang mengaktifkan sistem bahasa dan sastra menjadi teks tertentu. Dalam pendekatan intertekstual teks sendiri ditempatkan di tengah-tengah deretan teks lain. Teks yang kita hadapi merupakan suatu transformasi mengenai teks-teks lain. Julia Kristeva memperkenalkan konsep kembar genoteks dan fenoteks; terjadinya sebuah teks merupakan suatu produktivitas, sebagai suatu proses dinamis. Teks yang diteliti merupakan suatu momen diskursif dalam proses penghasilan arti.

Tautologi

tautologi
Tautologi juga disebut sinomimi. Gaya bahasa yang sekurang-kurangnya dua kali mengungkapkan pengertian yang sama. Kadang-kadang disebabkan karena pemakaian bahasa yang tidak terpelihara, kadang-kadang dengan sengaja untuk menggarisbawahi sesuatu atau menimbulkan suasana tertentu. "Yah, masa itu telah berlalu, lewat dan silam". (Lihat juga pleonasme. )

Tanka

tanka
Secara harafiah, berarti sanjak pendek. Bentuk persajakan Jepang yang klasik, terdiri atas 31 suku kata, dibagi dalam 5 larik menurut skema 5-7-5-7-7. Berjaya antara abad ke-7-15, khusus di kalangan istana. Gambaran-gambaran yang dipinjam dari alam mengungkapkan emosi-emosi hebat. Semenjak 1900 tanpa mengalami perkembangan baru dengan mengintegrasikan pengaruh dari Barat.

Peraturan tentang Penggunaan Nama Domain Situs Pemerintah


Ada banyak situs pemerintah, terutama situs pemerintah kota dan kabupaten yang diluncurkan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ada situs yang menggunakan nama domain dot com (.com). Bahkan unit kerja di pemerintah daerah ada yang membuat sendiri domainnya dengan menggunakan nama domain .com. Padahal ada peraturan yang mengatur tentang hal itu, di mana setiap situs pemerintah wajib menggunakan nama domain .go.id (dot go dot id).
Demikian juga dengan penamaannya, banyak yang masih salah menggunakannya. Misalnya, situs pemerintah kota Bitung ada yang menggunakan domain www.bitung.go.id. Padahal seharusnya adalah www.bitungkota.go.id. Sementara unit kerja ada yang menggunakan domain sendiri seperti www.bkpmd-bitung.com padahal seharus bkpmd.bitungkota.go.id. Hal ini jelas-jelas menyalahi aturan penggunaan domain pemerintah.
Untu jelasnya mengenai peraturan penggunaan nama domain pemerintah, berikut ini saya cantum isi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor. 28 /PER/M.KOMINFO/9/2006



NOMOR : 28 /PER/M.KOMINFO/9/2006
                                        
TENTANG
PENGGUNAAN NAMA DOMAIN go.id
UNTUK SITUS WEB RESMI PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH


MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Menimbang   :    a.  bahwa  dalam  rangka  menunjang  pengembangan  dan pelaksanaan elektronik goverment (e-goverment), maka setiap pembangunan  situs  web  resmi  pemerintahan  pusat  dan
daerah harus menggunakan nama domain go.id;
 b.  bahwa  untuk  efektifitas  dan  efisiensi  di  dalam  penggunaan  nama domain go.id bagi situs web  resmi pemerintahan pusat dan  daerah,  dipandang  perlu  adanya  peraturan  penggunaan
nama domain go.id;
 c.  bahwa  sehubungan  dengan  hal-hal  tersebut  di  atas, dipandang  perlu  ditetapkan  peraturan  tentang  penggunaan nama  domain  go.id  yang  akan  digunakan  sebagai  alamat resmi situs web pemerintahan pusat dan daerah;
     

Mengingat   :    1.      Keputusan  Presiden  RI  Nomor  187/M  Tahun  2004  tentang Susunan  Kabinet  Indonesia  Bersatu  sebagaimana  telah diubah  dengan  Keputusan  Presiden  RI  Nomor  8/M  Tahun 2005;

2.  Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia;  

3.  Peraturan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  10  Tahun    2005  tentang  Unit  Organisasi  dan  Tugas  Eselon  I  Kementerian Negara Republik  Indonesia,  sebagaimana  telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2005;

4.  Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003, tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government 
 

 M E M U T U S K A N   :


Menetapkan  :   PERATURAN  MENTERI  KOMUNIKASI  DAN  INFORMATIKA TENTANG     PENGGUNAAN NAMA DOMAIN go.id UNTUK SITUS WEB RESMI PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH


BAB  I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan  Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.  Nama  Domain  adalah  alamat  internet  dari  lembaga pemerintahan  pusat  dan  daerah  yang  dapat  dilakukan  untuk berkomunikasi  melalui  internet,  berupa  kode  atau  susunan karakter yang bersifat unik, menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
2.  Situs  web  adalah  koleksi  dokumen  format  html  dari  suatu lembaga pemerintahan pusat dan daerah dalam web server. 

3.  Formulir  digital  adalah  formulir  dalam  bentuk  elektronik  yang disediakan  dalam  permohonan/pendaftaran  nama  domain go.id. melalui situs URL:// www.depkominfo.go.id
 

BAB II

NAMA DOMAIN

Pasal 2

Nama domain go.id untuk situs web  resmi  lembaga pemerintahan pusat  dan  daerah  hanya  dapat  didaftarkan  dan  atau  dimiliki  oleh lembaga pemerintahan pusat dan daerah.

Pasal 3

(1)  Nama  domain  go.id  hanya  digunakan  untuk  situs web  resmi lembaga pemerintahan pusat dan daerah.  

(2)  Lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang menggunakan nama  domain  go.id  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) merupakan pemilik nama domain go.id yang bersangkutan.

 Pasal 4
 (1)  Setiap  lembaga pemerintahan pusat dan daerah hanya boleh menggunakan  atau  mempunyai  1  (satu)  alamat  situs  web dengan nama domain go.id.

(2)  Struktur  organisasi  lembaga  pemerintahan  pusat  dan  daerah akan  digunakan  sebagai  dasar  pertimbangan  untuk menentukan nama serta susunan selanjutnya dari sub domain situs web lembaga pemerintahan bersangkutan.

(3)  Nama  atau  singkatan  yang  digunakan  untuk  nama  domain go.id  harus  merupakan  nama  resmi  yang  berlaku  bagi lembaga pemerintahan pusat dan daerah dan sesuai dengan yang diterbitkan resmi oleh pemerintah. 

(4)  Kantor  perwakilan  pemerintah  Indonesia  di  luar  negeri  boleh menggunakan  nama  domain  go.id  dan  atau  dapat  memiliki nama domain lainnya mengikuti sistem nama domain di lokasi
negara  dimana  kantor  perwakilan  pemerintah  Indonesia tersebut berada.

BAB III

PEMERINTAHAN 

Pasal 5

Pemerintahan terdiri dari   

a.  Lembaga Negara (Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung, dan lain-lain);

b.  Lembaga  pemerintah  (Presiden  dan Wakil  Presiden,  Menteri, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah);

c.  Komisi (Komisi yang dibentuk berdasarkan undang-undang).  


Pasal 6

Dalam hal situs resmi yang digunakan oleh pemerintahan di tingkat pemerintah  pusat, maka  nama  atau  singkatan  dan  akronim  yang digunakan  harus  mengikuti  ketentuan  Peraturan  Menteri  Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
 
Pasal 7

Dalam hal situs resmi yang digunakan oleh pemerintahan di tingkat pemerintah  daerah,  maka  nama  atau  singkatan  yang  digunakan harus  berdasarkan  surat  keputusan  yang  dikeluarkan  oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota. 

 Pasal 8

Apabila pemerintahan di tingkat pemerintah pusat mempunyai lebih dari  1  (satu)  situs web, maka  penamaan  situs web  lainnya  harus menggunakan  sub  domain  yang  berdasarkan  pada  struktur
organisasi  dari  pemerintahan  bersangkutan.  Pengelolaan  sub domain diatur oleh Menteri/ Pemimpin Lembaga.

Pasal 9

Apabila  pemerintahan  di  tingkat  pemerintah  daerah  mempunyai lebih  dari  1  (satu)  situs  web, maka  penamaan  situs  web  lainnya harus menggunakan  sub  domain  yang  diletakkan  di  depan  nama domain.  Pengelolaan  sub  domain  diatur  oleh  Gubernur/  Bupati/ Walikota.

Pasal 10

Untuk  pemerintahan  vertikal  di  daerah,  penamaan  situs  webnya harus  menggunakan  sub  domain  lokasi  keberadaan instansinya/lembaganya  diikuti  nama  domain  instansi/lembaga
pusatnya. 

Pasal 11

Untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, penamaan situs webnya menggunakan  nama  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  diikuti nama  daerah  bersangkutan  atau  singkatannya  serta  diikuti
singkatan nama kepemerintahan daerah.

 Pasal 12

Untuk  kantor  perwakilan  pemerintah  Indonesia  di  luar  negeri, penamaan  situs  webnya  harus  menggunakan  KBRI  diikuti  nama Negara,  sedangkan  untuk  konsulat  jenderal  menggunakan  sub
domain dari nama domain KBRI bersangkutan.

 

BAB III
PERMOHONAN/PENDAFTARAN NAMA DOMAIN

Pasal 13

(1)  Permohonan/pendaftaran  nama  domain  go.id  untuk  situs resmi  pemerintahan  pusat  dan  daerah  diajukan  kepada Menteri Komunikasi dan Informatika.

(2)  Permohonan/pendaftaran  nama  domain  go.id  sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris  Menteri/Sekretaris  Utama  untuk
pemerintahan  di  tingkat  pemerintahan  pusat  dan  Sekretaris Daerah untuk pemerintahan di tingkat pemerintahan daerah. 

Pasal 14

(1)  Permohonan/pendaftaran  nama  domain  go.id  untuk  situs resmi pemerintahan pusat dan daerah dapat dilakukan sendiri atau melalui pihak ketiga.

(2)  Permohonan/ pendaftaran nama domain go.id untuk situs web  resmi lembaga pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dapat  dilakukan  secara  elektronik  melalui  situs URL://www.depkominfo.go.id,  dengan  syarat-syarat  sebagai berikut :
a.  pemohon/ pendaftar harus telah memiliki alamat email; 

b.  memiliki  surat  permohonan/pendaftaran  dan  atau  surat kuasa permohonan/pendaftaran dalam bentuk digital;
c.  telah memiliki nama server/co-location dan IP address;
d.  mengisi seluruh isian yang terdapat pada formulir digital;
e.  meng-upload seluruh dokumen ke dalam  formulir digital.
   

Pasal 15

Nama  domain  seluruh  situs  web  resmi  pemerintahan  pusat  dan daerah  dikelola  oleh Menteri  Komunikasi  dan  Informatika,  melalui pengelola nama domain go.id.



BAB IV 

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16 


Pemerintahan  di  tingkat  pemerintahan  pusat  atau  di  tingkat pemerintahan daerah yang telah menggunakan nama domain go.id untuk situs webnya, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun, dengan ketentuan :
 a.    pengubahan nama  domain  lama  ke  nama  domain  baru  pada masa  transisi,  dan  penanganan  administrasi  pengubahan nama  domain  go.id  dilakukan  oleh  pengelola  nama  domain go.id di Indonesia;

b.  dalam  masa  transisi,  nama  domain  go.id  situs  web pemerintahan yang  lama masih  tetap berlaku dan  tetap dapat digunakan bersama-sama dengan nama domain yang baru;

c.  setelah  masa  transisi  berakhir,  maka  nama  domain  go.id beserta nama sub domain/sub direktori yang digunakan untuk situs web resmi pemerintahan yaitu nama domain yang sesuai
dengan Peraturan Menteri ini.

Pasal 17

Peraturan Menteri Komunikasi dan informatika ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. 


Ditetapkan di   : JAKARTA
pada tanggal   : 25 September 2006



SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada :
1.  Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2.  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3.  Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
4.  Menteri Dalam Negeri;
5.  Menteri Luar Negeri;
6.  Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
7.  Menteri Pertahanan;
8.  Panglima TNI;
 9.  Sekretaris Negara;
10.  KAPOLRI;
11.  Gubernur Bank Indonesia;
12.  Para Gubernur Kepala Daerah Propinsi;
13.  Sekretaris  Jenderal,  Inspektur  Jenderal,  Para  Direktur  Jenderal  dan  Para
Kepala Badan di lingkungan Departemen Komunikasi dan Informatika;
14.  Para Kepala Biro dan Para Kepala Pusat di  lingkungan Sekretariat Jenderal
Departemen Komunikasi dan Informatika.

  



 PENJELASAN

PERATURAN  MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
NOMOR :     28/PER/M.KOMINFO/9/2006
TENTANG
PENGGUNAAN NAMA DOMAIN go.id
UNTUK SITUS WEB RESMI PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH


PASAL DEMI PASAL 

Pasal 1. Cukup jelas
Pasal 2. Cukup jelas, 
Pasal 3. Cukup jelas
Pasal 4. Cukup Jelas
Pasal 5. Cukup Jelas
Pasal 6. Cukup Jelas
Pasal 7. Cukup Jelas

Pasal 8. Cukup Jelas; 
a. Contoh penggunaan nama domain pemerintahan pusat:
1)  Mahkamah Agung : www.ma.go.id 
2)  Departemen Dalam Negeri : www.depdagri.go.id
3)  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia : www.lipi.go.id 

 b.  Contoh penggunaan  sub domain untuk satuan kerja dibawahnya :
1)  Direktorat  Jenderal  Otonomi  Daerah,  Departemen  Dalam  Negeri  : www.ditjenotda.depdagri.go.id
2)  Deputi  Bidang  Ilmu  Pengetahuan  Hayati,  Lembaga  Ilmu Pengetahuan Indonesia : www.iph.lipi.go.id 

Pasal 9. Untuk penggunaan nama domain pemerintahan daerah sebagai berikut :
a.  Menggunakan  nama  resmi  nama  daerah  bersangkutan  atau singkatannya,  diikuti  singkatan  nama  kepemerintahan  daerah.  Untuk  Pemerintah  Provinsi  singkatan  yang  digunakan  adalah  ’prov’, Pemerintah  Kabupaten  singkatannya  adalah  ’kab’,  Pemerintah  Kota singkatannya adalah ’kota’. Sebagai contoh:
·  Nama  situs  web  Pemprov  Sumatera  Utara  adalah
www.sumutprov.go.id
·  Nama situs web Pemkab Bandung adalah www.bandungkab.go.id
·  Nama situs web Pemkot Palu adalah www.palukota.go.id
b.  Untuk  satuan  kerja  pemerintah  daerah  (SKPD),  penamaan  situs web  menggunakan  sub  domain,  yang  diletakkan  di  depan  nama  domain dengan didahului oleh tanda baca ”●” (dot). Sebagai contoh: 

·  Nama  situs  web  Dinas  Pendapatan  Daerah  Pemkab  Bandung adalah www.dispenda.bandungkab.go.id
·    Nama  situs  web  Kantor  Pusat  Data  Elektronik  Pemprov.  Jawa Tengah adalah www.kpde.jatengprov.go.id
Pasal 10. Untuk lembaga pemerintahan pusat vertikal di daerah, nama situs webnya menggunakan  sub  domain  lokasi  keberadaan  instansinya  diikuti  instansi pusatnya. Sebagai Contoh:
a.  Nama  situs  web  Kantor Wilayah  Badan  Pertanahan  Nasional  Jawa Timur adalah www.jatim.bpn.go.id  
b.  Nama  situs  web  Kantor  Pertanahan  Kota  Surabaya  adalah www.surabayakota.bpn.go.id
Pasal  11.Untuk  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  penamaan  situs  webnya menggunakan  singkatan    diikuti  nama  daerah  bersangkutan  atau singkatannya  serta diikuti  singkatan  nama  kepemerintahan  daerah,  yang dipisahkan dengan tanda baca ” - ” (dash). 
Contoh:
a.  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Timur: 
  www.dprd-jatimprov.go.id
b.  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sragen:
  www.dprd-sragenkab.go.id
Pasal 12. Untuk  kantor perwakilan pemerintah  Indonesia di  luar negeri, penamaan situs webnya menggunakan KBRI  diikuti  nama Negara,  yang  dipisahkan dengan tanda baca ” - ” (dash). Untuk konsulat jenderal menggunakan sub domain dari  nama domain KBRI  bersangkutan  yang  diletakkan  di  depan nama  domain  dengan  didahului  oleh  tanda  baca  ”●”  (dot).    Sebagai
contoh:     
a.  Nama situs web KBRI di Canada adalah www.kbri-canada.go.id;
b.  Nama  situs web Konsulat  Jenderal Republik  Indonesia  di Vancouver adalah www.vancouver.kbri-canada.go.id
Pasal 13. Cukup jelas
       Contoh Surat permohonan lampiran 1
Pasal 14. Cukup jelas
Contoh Surat kuasa lampiran 2
  UNTUK LENGKAPNYA, SILAKAN DOWNLOAD DI SINI

Rabu, 04 Mei 2011

10 Profesi dengan Tingkat Stress Paling Tinggi


VIVAnews - Setiap individu pastinya menginginkan profesi yang memiliki tingkat stres rendah, namun dengan penghasilan relatif tinggi. Tak jarang pula, masih ada profesional yang sebenarnya tidak menyadari profesi yang dilakoni saat ini sebenarnya memancing tingkat stres besar.

Laman businessinsider seperti dikutip VIVAnews.com, menemukan 10 pekerjaan yang memiliki tingkat stress tertinggi di dunia, khususnya di Amerika Serikat.

Survei ini diperoleh dari penelitian yang dibuat CareerCast.com terhadap tingkat stres dari 200 jenis pekerjaan didasarkan kepada lingkungan kerja, pendapatan, prospek masa depan, deadline, tingkat kompetisi, dan perjalanan dinas.

Artikel yang dirilis di Careercast ini memang mengacu pada jenis pekerjaan yang dilakukan di Amerika Serikat. Namun, pekerjaan-pekerjaan ini banyak juga dilakukan oleh sebagian masyarakat di Indonesia, bahkan mungkin mulai dan akan berkembang di sini

Inilah 10 pekerjaan dengan tingkat stres paling tinggi:

10. Agen properti

Tingkat stress: 38,57

Jam kerja per hari : 9,5 jam

Pendapatan per tahun: US$40,357 (Rp363,213 juta)

Agen jual beli properti memiliki jam kerja yang tidak menentu, terkadang kerja di  malam hari dan akhir pekan. Lingkungan kerja di bidang real estate juga memiliki tingkat kompetisi yang tinggi, dan di kala kondisi perumahaan sedang tidak bagus, menjual rumah bukanlah hal yang mudah dilakukan.

9. Teknisi Kesehatan darurat

Tingkat stres: 39,68

jam kerja per hari : bervariasi

pendapatan per tahun: US$30,168 (Rp271,512 juta)

Teknisi kesehatan darurat atau mungkin sama dengan petugas Ambulance adalah orang pertama di setiap kejadian yang memerlukan penanganan medis darurat. Selain itu mereka berperan sebagai penentu kehidupan bagi pasien dari lokasi kejadian hingga ke rumah sakit.

Petugas ambulance seringkali bekerja dalam rentang waktu kerja yng lama dan seringkali terkena jatah kerja malam hari.

8. Pialang Saham

Tingkat stres : 39,70

jam kerja per hari : 8 jam

Pendapatan per tahun: US$67.470 (Rp607,23 juta)

Pialang saham bertanggungjawab terhadap dana investor yang disimpan dalam produk investasi saham maupun obligasi. Dengan kondisi pasar saham yang selalu berubah, tanggung jawab pialang untuk menjaga agara investasi pemodal tetap bertahan merupakan hal yang bisa membuat stres.

7.  Arsitek

Tingkat stres : 39,93

Jam kerja per har: lebih dari 8 jam

Pendapatann per tahun : US$73.193 (Rp658,73 juta)

Arsitek bekerja dengan tekanan deadline yang ketat baik dari segi perencanaan, desain, konstruksi ruang komersial dan perumahan. Keselamatan dari sebuah gedung di masa depan juga menjadi bagian pekerjaan dari para arsitek yang dituntut membuat perencanaan lebih hati-hati

6. Account Executive Perusahaan Iklan

Tingkat stres: 41,05

Jam kerja per hari: 9,5 jam

Pendapatan per tahun: US$62.105 (Rp558,945 juta)

Seorang account executive dituntut untuk bekerja lebih kreatif, memperhatikan detil, mampu memotivasi diri sendiri. Semua tuntutan ini harus dijalankan ditengah pekerjaan untuk mengelola klien besar perusahaan serta bekerja diawah tekanan deadline.

Lapangan tempat bekerja para account executive juga termasuk memiliki tingkat kompetisi yang sangat tinggi. Apalagi jika iklam merupakan pendapatan utama bagi perusahaan.

5. Penyiar Berita

Tingkat stres: 43,56

Jam kerja per hari: 8 jam

Pendapatan per tahun: US$50.456 (Rp454,104 juta)

Penyiar berita bersaing dengan kompetitor stasiun televisi lain untuk menjadi yang pertama memberitakan sebuah informasi kepada publik. Seringkali, reporter bekerja dari dalam studio namun lebih banyak reporter yang terjun ke lapangan dimana kejadian tersebut terjadi.

Kondisi pelaporan berita langsung dari lapangan seringkali menyebabkan posisi penyiar berita berpotensi berada dalam situasi bahaya

4. Jurnalis Foto

Tingkat stress: 47,09

Jam kerja per hari: bervariasi

Pendapatan : US$40.209 (Rp361,88 juta).

Jurnalis foto senantiasa harus berada di lokasi ketika sebuah kejadian besar terjadi. Apakah itu perang, penembakan, bencana alam, seorang jurnalis foto senantiasa hadir di lokasi-lokasi tersebut. Dalam kondisi berbahaya, mereka hadir untuk menangkap moment dan memberitakannya ke seluruh dunia.

3. Eksekutif Senior Perusahaan

Tingkat stres: 47,41

Jam kerja per hari: 11 jam

pendapatan per tahun : US$161.141 (Rp1,450 miliar)

Corporate Executive memiliki banyak pekerjaan berbeda. Mereka diharapkan memiliki pengetahuan hampir di seluruh departemen dari sebuah perusahaan. sehingga para pegawai di level ini diharapkan bisa membuat keputusan yang berdampak pada seluruh pegawai. Petinggi perusahaan ini juga memiliki jam kerja yang sangat panjang.

2. Public Relation Officer

Tingkat stres: 47,6

Jam kerja: 9 jam

Pendapatan per tahun: US$90.160 (Rp811,44 juta)

Seorang pejabat Public Relation (PR), seringkali harus memberikan presentasi dan penjelasan di depan publik. Bidang pekerjaan ini memiliki tingkat kompetisi yang sangat ketat dan pimpinan perusahaan sering kali meminta PR untuk menciptakan dan memperhatahankan citra perusahaan yang baik.

1. Pilot Pesawat Komersial

Tingkat stres: 59,53

Jam kerja per hari: 9 jam

Pendapatan per tahun: US$106.153 (Rp955,37 juta)

Pilot pesawat terbang komersial bertanggungjawab pada keselamatan ratusan penumpang ketika menerbangkan pesawat diatas ketinggian ribuan mil dengan kecepatan yang tinggi.

Pilot terkadang harus menerbangkan pesawat di tengah kondisi cuaca yang buruk dan bekerja berjam-jam.  
Sumber: vivanews.com

Tips Agar Tidak Telat Masuk Kantor


Sebuah survei dari Amerika Serikat, yang diselenggarakan oleh CareerBuilder menemukan, sebagian pekerja kini cenderung memilih tidak terlambat masuk kantor, meski sebagian lagi masih mencari-cari alasan untuk terlambat setidaknya sekali dalam satu pekan.

Dari sebuah penelitian, ditemukan bahwa 15 persen karyawan ternyata terlambat masuk kantor sedikitnya sekali sepekan, dikutip dari Men's Health. Pada tahun 2008, jumlah mereka yang telat ngantor mencapai 20 persen. Dari 2.482 pengusaha dan 3.910 karyawan yang terlibat dalam penelitian tersebut, berbagai alasan yang sering diajukan adalah kemacetan lalu lintas, kurang tidur, cuaca buruk dan harus lebih dulu mengantar anak ke sekolah.

Anda salah satu di antaranya? Berarti sudah saatnya Anda mencoba tiga cara berikut ini.

Anti tombol tunda

Apa yang dilakukan kebanyakan orang ketika alarm berbunyi? Mencari tombol untuk menunda alarm! Padahal, menurut direktur pusat penelitian gangguan tidur di Rumah SAkit Methodist, Amerika Srita, Gerard T. Lombardo, MD, menunda bangun tidur hanya akan membuat Anda lebih mengantuk. Penundaan itu tidak ada gunanya untuk peningkatan kualitas tidur.

Sinar matahari

Solusi ampuh lainnya adalah memanfaatkan 'siksaan' sinar matahari. Jika ada jendela untuk masuknya sinar, aturlah tempat tidur Anda sedemikian rupa agar sinar matahari bisa tepat mengenai wajah Anda saat pagi tiba. Ketika mata merespon cahaya, kelenjar di otak memicu produksi serotonin yang membantu Anda jauh dari kemalasan dan langsung bangun.

Malam sebelumnya

Persiapkan semua kelengkapan Anda di malam sebelumnya, sehingga di pagi hari tidak banyak yang harus Anda lakukan. Dengan bangun lebih awal dan aktivitas pagi hari yang sedikit, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk terlambat.

Minuman penyemangat

Apa lagi alasan Anda? Jalanan macet? Ah, itu hanya karena Anda malas mencari jalan tikus. Coba minum teh peppermint yang memiliki kandungan kafein setengah dari kopi biasa sehingga bisa meningkatkan konsentrasi Anda. Aroma peppermintnya, ampuh membuat acara mengemudi jadi lebih waspada.(kpl/DNI) Sumber: metrotvnews.com