Jumat, 28 April 2023

Peribahasa dan Maknanya

Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu, tentang keadaan seseorang, perbuatan, kelakuan, atau hal-hal yang berkaitan dengan seseorang12. Peribahasa memiliki makna kiasan yang tidak dapat diartikan secara harfiah, melainkan harus melalui pemahaman yang benar.

Berikut adalah beberapa contoh peribahasa dan artinya:Air beriak tanda tak dalam: orang yang banyak cakap karena sombong dan lain-lain.
  1. Bagai air di daun talas: tidak punya pendirian dan selalu berubah-ubah.
  2. Bagai air dengan minyak: dua orang yang tidak mau bersatu.
  3. Air susu dibalas air tuba: kebaikan yang dibalas dengan kejahatan.
  4. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna: berpikir dahulu sebelum berbuat sesuatu.
  5. Bagai siang dan malam: dua hal yang tidak mungkin dipertemukan.
  6. Tabir sudah tergantung, tikar sudah terbentang: telah dilakukan persiapan untuk mengadakan pesta.
  7. Tahu makan tahu simpan: dapat menyimpan suatu rahasia.
  8. Bagaimana ditanam, begitulah dituai: tiap orang yang berbuat jahat, maka akan dibalas dengan kejahatan, begitu juga sebaliknya.
  9. Ada air, ada ikan: di mana kita tinggal, pasti akan ada rezeki.
  10. Ada angin ada pohonnya: segalah hal ada asal-usulnya.
  11. Ada gula ada semut: dimana ada kesenangan, disitu banyak orang datang.
  12. Ada udang di balik batu: ada suatu maksud yang tersembunyi.
  13. Asam di gunung, garam di laut bertemu di belanga: kalau sudah berjodoh, pasti akan bertemu juga.
  14. Bagai api dengan asap: suami istri atau sahabat karib yang sehidup semati.
  15. Bagai memegang tali layang-layang: orang yang merasa berkuasa bertindak sesuka hati kepada orang lain.
  16. Bagai memindahkan air ke bukit: mengerjakan suatu hal yang mustahil akan berhasil.
  17. Bagai menentang matahari: melawan kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi dari kuasa sendiri yang akan membuat binasa.
  18. Bagai menulis di atas air: melakukan pekerjaan yang sulit.
  19. Bagai pinang dibelah dua: serupa dan sama benar.
  20. Berakit-rakit dahulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian: siapa yang ingin senang harus kerja keras terlebih dahulu.
  21. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing: bersama dalam suka dan duka.
  22. Di laut boleh diajak, di hati siapa tahu: apa yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak dapat diketahui.
  23. Datang kelihatan muka, pergi tampak punggung: datang mengucapkan salam, pergi berpamitan
  24. Biarpun kucing naik haji, pulangnya mengeong juga: kepribadian dan pembawaan seseorang tidak akan berubah ke mana pun ia pergi.
  25. Anjing menggonggong, kafilah berlalu: asalkan maksud dan tujuannya baik, tidak usah cemas menghadapi rintangan.
  26. Besar pasak daripada tiang: belanja lebih besar daripada penghasilan.
  27. Bertepuk sebelah tangan: tidak bersambut dengan baik.
  28. Beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh: orang yang suka sombong pertanda kurang dalam pengetahuannya.
  29. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi: ilmu yang didapat tidak sempurna, tidak akan bermanfaat.
  30. Ombak kecil jangan diabaikan: persoalan kecil jangan dianggap enteng.
  31. Ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang: hanya mau senang-senang atau harta saja.
  32. Nasi sudah jadi bubur: sudah terlanjur terjadi.
  33. Hidup bercermin bangkai: dalam kehinaan dan malu yang teramat sangat.
  34. Serapat-rapat menyimpan bangkai pasti tercium juga: walau menutupi kejahatan, pasti akan diketahui orang juga.
  35. Semudah membalik telapak tangan: terlalu mudah.
  36. Gayung bersambut kata berbalas: selalu mendapat tanggapan atau balasan.
  37. Bagai orang tua kebakaran jenggot: sangat gusar sekali.
  38. Selama hayat masih dikandung badan: selama masih hidup, tidak boleh putus asa.
  39. Seperti anak ayam kehilangan induknya: orang yang mengalami kebingungan dan kebimbangan dalam hatinya.
  40. Ada hujan ada panas: Tuhan menciptakan sesuatu secara berpasang-pasangan.
  41. Darah lebih kental daripada air: hubungan keluarga lebih kuat dari hubungan apa pun.
  42. Datang tak dijemput, pulang tak diantar: orang yang tidak diharapkan kehadirannya.
  43. Ilmu orang dihormati, lebih orang dihargai: kepandaian dan kelebihan seseorang harus dihargai.
  44. Hidup segan mati tak mau: keadaan seseorang yang hidupnya sulit tapi masih bertahan.
  45. Hendak menggaruk, tidak berkuku: ingin melakukan sesuatu namun tidak ada alat pendukungnya.
  46. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah: selama hidup, manusia hendaknya taat pada adat kebiasaan masyarakat.
  47. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang: orang yang selalu berbuat baik jika meninggal akan selalu dikenang.
  48. Dunia tak seluas daun kelor: jalan keluar dari masalah pasti ada.
  49. Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu: kata-kata manis yang mengandung maksud jahat.