Pengarang : Mochtar Lubis
Jalan Tak Ada Ujung adalah roman karya Mochtar Lubis. setelah terbit tahun 1952, buku ini mendapat penghargaan dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional. Karena itu, buku ini pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh A.H. Johns dengan judul A Road With No End yang diterbitkan di London pada tahun 1968.
Isinya mengisahkan perjalan hidup 3 tokoh utama cerita yakni Isa, Hazil dan Fatimah. Isa adalah seorang guru berjiwa seni pada salah satu Sekolah Dasar di Jakarta. Karena itu, wataknya sangat lembut, halus dan cinta damai. Karena kelembutannya itu, ia dinilai sangat lemah dalam menghadapi pergolakan yang dicetuskan oleh para pemuda pejuang di masa revolusi. Hubungan suami-isteri dengan istrinya Fatimah juga mengalami ketidakharmonisan karena Isa bersifat dingin dan kurang peduli terhadap kebutuhan dan kepentingan Fatimah.
Hazil adalah teman karib Isa. Berbeda dengan Isa, Hazil adalah seorang seniman yang memiliki watak dinamis dan pemberani, revolusioner dan pandai bergaul. Karena itu ia berhasil mempengaruhi Isa. Akibat keakraban di antara keduanya, Hazil menjadi kepercayaan Isa, sampai-sampai ia begitu bebas bertindak di rumah Isa. Hal ini menyebabkan Hazil berselingkuh dengan Fatimah isteri Isa. Banyak waktu luang dimanfaatkan oleh Hazil bermain biola di rumah Isa walaupun Isa tidak berada di rumah dan hanya berdua dengan Fatimah. Hubungan gelap antara Isa dan Fatimah ini akhirnya diketahui oleh Isa, namun tidak berani mengambil tindakan walaupun ia telah memiliki banyak bukti perselingkuhan itu.
Rasa cinta damai dan benci pertumpahan darah dalam diri Isa akhirnya dikalahkan oleh Hazil dengan mengajaknya untuk terjun ke medan perjuangan berupa gerakan bawah tanah untuk melawan penguasa Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.
Suatu kali Isa mendapat tugas rahasia untuk mengranat sebuah gedung meledakkan bioskop yang banyak dikunjungi serdadu Nica. Namun karena takutnya, ketika baru 1 granat diledakkan, Isa lari tunggang langgang dan tidak sempat melaporkannya kepada Hazil dan Rahmat. Akhirnya Isa tertangkap oleh Belanda setelah Hazil dan Rahmar diinterogasi. Mereka ditahan bersama dan Hazil menangis tersesdu-sedu meminta maaf kepada Isa karena telah berkhianat. Dalam situasi itu sifat Isa berubah menjadi tegar sebaliknya Hazil yang pemberani berubah menjadi seorang yang ketakutan sehingga nyaris membuatnya mati karena perasaannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar