Tiga Menguak Takdir adalah antologi puisi ketiga penyair (Chairil Anwar, Asrul Sani dan Rivai Apin). Pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1950.
Buku ini berisi antara lain 10 puisi Chairil Anwar di antaranya: Catetan th. 1945, Senja di Pelabuhan Kecil, Cintaku Jauh di Pulau, Krawang-Bekasi, Perjurit Jaga Malam, Derai-derai Cemara (Cemara Menderai Sampai Jauh), serta Yang Terhempas dan Yang Luput (Yang Terempas dan Yang Putus).
Ada tafsiran dari beberapa kalangan, bahwabuku ini merupakan upaya ketiga penyair untuk menghadapi eksistensi sastra punjangga baru yang dimotori oleh Sutan Takdir ALisjahbana. Karena itu, ketiga penyair dalam buku ini dianggap bahkan diakui sebagai pelopor sastra Indonesia Angkatan 45 dengan motor penggeraknya Chairil Anwar.
Namun di lain pihak, ada kelompok lain yang mencoba menafsirkan judul buku ini sebagai pencerminan jiwa ketiga penyair yang mencoba menguak, memahami dan menghayati misteri kehidupan manusia.
Mana yang benar? Kedua pihak penafsir dapat dikatakan benar, karena menafsirkan karya sastra merupakan hak individual seseorang. Soal benar-tidaknya tafsiran itu, yang paling mengetahui adalah ketiga penyair itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar