encik
Pembangunan Masjid Istiqlal adalah satu paket dengan Monumen Nasional, Hotel Indonesia, Toko Sarinah, Gelora Senayan dan Gedung DPR/MPR.
Bung Karno terpilih sebagai dewan juri dalam menilai maket Masjid Istiqlal. Tim juri terdiri dari campuran antara ahli teknis dan ulama terkenal.
Lomba diikuti oleh para insinyur, universitas dan berbagai perusahaan bangunan. Seyelah diuji ada 27 gambar yang layak uji dan 22 model memenuhi syarat.
Hasil lomba diumumkan tanggal 5 Juli 1955. Gambar berkode "Ketuhanan" karya F.Silaban (beragama Kristen) dinyatakan sebagai pemenang. Ia berhak hadiah Rp 250 ribu (kala itu) dan 75 gram emas murni.
Sejak saat itu, Silaban terlibat dalam pembangunan Masjid Istiqlal. Karena ia non muslim maka ia mempelajarai cara-cara umat muslim beribadah. Ia juga banyak bertukar pikiran dengan para ulama, panitia pembangunan masjid dan pemimpin muslim. Studi perbandingan juga ia lakukan dengan masjid di Timur Tengah, India, Pakistan, dan negara Islam lain.
Saya yakin, jika lomba itu tidak sedikit diikuti oleh arsitek beragama Islam, namun rupanya panitia cukup obyektif dalam menilai sehingga tanpa melihat apakah karya itu dibuat oleh orang muslim atau bukan.
Pembangunan Masjid Istiqlal adalah satu paket dengan Monumen Nasional, Hotel Indonesia, Toko Sarinah, Gelora Senayan dan Gedung DPR/MPR.
Bung Karno terpilih sebagai dewan juri dalam menilai maket Masjid Istiqlal. Tim juri terdiri dari campuran antara ahli teknis dan ulama terkenal.
Lomba diikuti oleh para insinyur, universitas dan berbagai perusahaan bangunan. Seyelah diuji ada 27 gambar yang layak uji dan 22 model memenuhi syarat.
Hasil lomba diumumkan tanggal 5 Juli 1955. Gambar berkode "Ketuhanan" karya F.Silaban (beragama Kristen) dinyatakan sebagai pemenang. Ia berhak hadiah Rp 250 ribu (kala itu) dan 75 gram emas murni.
Sejak saat itu, Silaban terlibat dalam pembangunan Masjid Istiqlal. Karena ia non muslim maka ia mempelajarai cara-cara umat muslim beribadah. Ia juga banyak bertukar pikiran dengan para ulama, panitia pembangunan masjid dan pemimpin muslim. Studi perbandingan juga ia lakukan dengan masjid di Timur Tengah, India, Pakistan, dan negara Islam lain.
Saya yakin, jika lomba itu tidak sedikit diikuti oleh arsitek beragama Islam, namun rupanya panitia cukup obyektif dalam menilai sehingga tanpa melihat apakah karya itu dibuat oleh orang muslim atau bukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar