Ads

Minggu, 14 September 2025

Mengapa September sampai Desember bukan Bulan 7 sampai 10 tapi 9 Sampai 12?

Misteri Angka yang Tak Sesuai: Mengapa September dan Bulan Lainnya "Salah Hitung"? Mengungkap Jejak Sejarah Kalender Romawi

Dalam sistem penanggalan yang kita gunakan sehari-hari, sebagian besar dari kita akrab dengan nama-nama bulan yang berasal dari bahasa Latin, yang sering kali memiliki makna yang kaya akan mitologi dan sejarah. Namun, sebuah teka-teki kecil tersembunyi di balik nama-nama bulan di pengujung tahun. Nama September, Oktober, November, dan Desember secara harfiah berarti "bulan ketujuh," "bulan kedelapan," "bulan kesembilan," dan "bulan kesepuluh" dalam bahasa Latin. Meskipun demikian, dalam kalender modern, bulan-bulan ini masing-masing menempati urutan kesembilan, kesepuluh, kesebelas, dan keduabelas.

Mengapa ada ketidaksesuaian yang begitu mencolok ini? Apakah ini sebuah kesalahan yang tidak pernah diperbaiki? Sebuah kebetulan? Atau ada cerita yang jauh lebih dalam di baliknya? Laporan ini berargumen bahwa ketidaksesuaian tersebut bukanlah sebuah kesalahan, melainkan sebuah "fosil linguistik dan historis"—sebuah warisan yang bertahan dari serangkaian reformasi kalender yang diprakarsai oleh pemimpin-pemimpin Romawi Kuno. Penamaan yang tampaknya anomali ini adalah petunjuk berharga yang membawa kita kembali ke akar sistem penanggalan yang kini mengatur sebagian besar dunia. Jawaban atas pertanyaan ini mengharuskan kita untuk melakukan perjalanan waktu dan memahami bagaimana peradaban kuno membentuk persepsi mereka tentang waktu.

 

Untuk memahami teka-teki ini, kita harus kembali ke awal sejarah Roma, pada abad ketujuh Sebelum Masehi (SM). Pada masa Romulus, pendiri legendaris Roma, diperkenalkanlah sistem penanggalan yang sama sekali berbeda dari yang kita kenal sekarang.1 Kalender Romawi pertama ini, yang diyakini berasal dari kalender Romulus, hanya terdiri dari 10 bulan dan berorientasi pada gerakan bulan. Perbedaan paling mendasar dari kalender ini adalah bahwa tahun tidak dimulai pada Januari, melainkan pada bulan Maret.3

Bulan pertama, Mensis Martius (Maret), dinamai dari Mars, Dewa Perang Romawi.3 Penamaan ini sangat masuk akal bagi sebuah kekaisaran yang dibangun di atas penaklukan, di mana aktivitas militer sering kali dimulai setelah musim dingin berakhir. Bulan-bulan berikutnya dinamai dari dewa-dewi dan festival penting, seperti

Mensis Aprilis (April) yang mungkin berasal dari nama Apru, dewi Aphrodite 5,

Mensis Maius (Mei) yang dinamai dari Maia 3, dan

Mensis Iunius (Juni) yang diambil dari nama dewi Juno.6

Titik krusial yang secara langsung memunculkan teka-teki ini adalah penamaan bulan-bulan selanjutnya. Setelah bulan keempat, bangsa Romawi tidak lagi menggunakan nama dewa atau festival. Sebaliknya, mereka beralih menggunakan angka urutan dalam bahasa Latin untuk menamai bulan-bulan berikutnya.7 Bulan kelima dinamai

Quintilis, bulan keenam Sextilis, dan seterusnya. Bulan ketujuh dinamai Mensis September yang berasal dari kata septem (tujuh).5 Bulan kedelapan dinamai

Mensis Oktober dari kata octo (delapan).5 Kemudian, bulan kesembilan disebut

Mensis November dari kata novem (sembilan), dan bulan kesepuluh adalah Mensis Desember dari kata decem (sepuluh).4

Kalender 10-bulan ini memiliki satu kekurangan yang menonjol: kalender ini tidak mencakup musim dingin, menyisakan periode "tak bernama" selama sekitar 60 hari.4 Hal ini mencerminkan cara pandang bangsa Romawi kuno terhadap waktu. Bagi mereka, waktu hanya penting dan perlu diukur ketika ada aktivitas signifikan yang terjadi, seperti pertanian dan perang. Musim dingin dianggap sebagai periode inersia yang tidak perlu dihitung. Penggunaan nama-nama numerik di akhir kalender adalah konsekuensi langsung dari pandangan dunia ini, sebuah fakta yang secara tidak sengaja menciptakan anomali yang akan bertahan hingga ribuan tahun kemudian.

Untuk visualisasi yang lebih jelas, berikut adalah struktur kalender Romulus kuno:

Tabel 1: Kalender Romulus Kuno (10 Bulan)

Nama Latin

Nama Indonesia

Arti

Urutan Asli

Mensis Martius

Maret

Bulan Mars

Pertama

Mensis Aprilis

April

Bulan Apru (Aphrodite)

Kedua

Mensis Maius

Mei

Bulan Maia

Ketiga

Mensis Iunius

Juni

Bulan Juno

Keempat

Mensis Quintilis

Quintilis

Bulan Kelima

Kelima

Mensis Sextilis

Sextilis

Bulan Keenam

Keenam

Mensis September

September

Bulan Ketujuh

Ketujuh

Mensis Oktober

Oktober

Bulan Kedelapan

Kedelapan

Mensis November

November

Bulan Kesembilan

Kesembilan

Mensis Desember

Desember

Bulan Kesepuluh

Kesepuluh

Kalender 10-bulan Romulus tidak akurat secara astronomis karena tidak sinkron dengan siklus matahari dan musim.2 Sekitar 690 SM, Raja kedua Roma, Numa Pompilius, melakukan reformasi pertama yang signifikan dengan menambahkan dua bulan baru ke dalam kalender.3 Kedua bulan ini adalah

Januarius (Januari) dan Februarius (Februari).

Raja Numa Pompilius menambahkan bulan-bulan ini dengan makna yang mendalam. Januarius dinamai dari dewa Romawi, Janus, dewa permulaan, akhir, dan transisi, yang sering digambarkan memiliki dua wajah yang menghadap ke masa lalu dan masa depan.3 Numa Pompilius menempatkan Januari di awal tahun untuk menandai awal tahun yang baru, sebuah tradisi yang masih kita ikuti hingga hari ini. Sementara itu,

Februarius dinamai dari februa, sebuah festival pemurnian yang diadakan setiap 15 Februari.3

Penambahan dua bulan ini adalah langkah pertama untuk menyelaraskan kalender Romawi yang awalnya terikat pada siklus bulan dengan siklus matahari dan musim.1 Hal ini menunjukkan adanya perubahan pemahaman tentang waktu, dari berbasis pada ritual dan perang menjadi berbasis pada siklus astronomi yang lebih teratur. Namun, meskipun penambahan bulan ini menciptakan sistem 12-bulan, anomali penamaan belum sepenuhnya muncul pada tahap ini.

Ada perbedaan narasi historis mengenai posisi awal bulan-bulan baru ini. Sebagian sumber menyatakan bahwa Januari dan Februari ditempatkan di awal tahun oleh Numa Pompilius.3 Namun, ada juga pandangan yang lebih bernuansa bahwa kedua bulan ini awalnya ditambahkan di akhir kalender, dan baru kemudian dipindahkan ke posisi awal oleh reformasi Julius Caesar.10 Terlepas dari posisi awalnya, keberadaan mereka menciptakan sistem 12-bulan yang secara logis akan menggeser urutan bulan-bulan numerik yang sudah ada. Namun, pada tahap ini, belum ada perubahan nama yang terjadi, yang menciptakan panggung untuk anomali yang lebih besar.

Meskipun kalender Numa Pompilius sudah memiliki 12 bulan, kalender ini masih belum sempurna dan terus melenceng dari musim.2 Puncak dari reformasi kalender Romawi terjadi pada tahun 45 SM, ketika Julius Caesar mengambil alih kekuasaan. Dengan bantuan astronomnya, Sosigenes dari Alexandria, Caesar mereformasi kalender Romawi secara drastis, menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai Kalender Julian.2

Reformasi yang dilakukan Julius Caesar sangat monumental. Ia mengubah kalender dari sistem berbasis bulan menjadi sistem berbasis matahari (kalender surya) dengan menetapkan panjang tahun menjadi 365,25 hari. Untuk memastikan akurasi, ia memperkenalkan konsep tahun kabisat, di mana satu hari ditambahkan setiap empat tahun sekali.2 Hal yang paling penting dalam konteks teka-teki ini adalah keputusan Caesar untuk menetapkan

1 Januari sebagai awal tahun baru secara resmi.2

Keputusan ini adalah penyebab langsung dan utama dari pergeseran urutan bulan-bulan numerik. Dengan memindahkan awal tahun dari Maret ke Januari, semua bulan berikutnya secara otomatis digeser maju dua posisi.

·         Quintilis (bulan kelima) sekarang menjadi bulan ketujuh.

·         Sextilis (bulan keenam) sekarang menjadi bulan kedelapan.

·         September (bulan ketujuh) sekarang menjadi bulan kesembilan.

·         Oktober (bulan kedelapan) sekarang menjadi bulan kesepuluh.

·         November (bulan kesembilan) sekarang menjadi bulan kesebelas.

·         Desember (bulan kesepuluh) sekarang menjadi bulan keduabelas.

Tujuan utama Julius Caesar dalam melakukan reformasi ini adalah untuk mencapai akurasi astronomi, yaitu menyelaraskan kalender dengan panjang tahun matahari.2 Ketidaksesuaian penamaan yang terjadi adalah efek samping yang tidak signifikan di mata para reformis pada saat itu. Fokus mereka adalah pada fungsi dan akurasi, bukan pada keselarasan etimologis. Pergeseran ini bukanlah "kesalahan," tetapi konsekuensi logis dari perubahan fundamental pada sistem penanggalan.

Berikut adalah perbandingan yang menunjukkan pergeseran yang terjadi:

Tabel 2: Pergeseran Urutan Bulan Pasca-Reformasi Julian

Nama Latin

Urutan di Kalender Romulus (10 bulan)

Urutan Setelah Pergeseran (Kalender Julian)

Mensis Martius

Pertama

Ketiga

Mensis Aprilis

Kedua

Keempat

Mensis Maius

Ketiga

Kelima

Mensis Iunius

Keempat

Keenam

Mensis Quintilis

Kelima

Ketujuh

Mensis Sextilis

Keenam

Kedelapan

Mensis September

Ketujuh

Kesembilan

Mensis Oktober

Kedelapan

Kesepuluh

Mensis November

Kesembilan

Kesebelas

Mensis Desember

Kesepuluh

Keduabelas

 

Di tengah semua reformasi ini, sebuah pertanyaan lain muncul: jika ketidaksesuaian penamaan adalah masalah, mengapa hanya dua bulan yang namanya diubah? Jawabannya terletak pada motivasi yang berbeda: politik dan penghormatan pribadi.

Di bawah Kalender Julian, bulan Quintilis (bulan kelima) diubah namanya menjadi Iulius (Juli).6 Perubahan ini dilakukan untuk menghormati Julius Caesar, yang lahir di bulan tersebut.11 Setelah kematiannya, para pemimpin Romawi ingin mengabadikan namanya dalam kalender yang ia reformasi.

Kemudian, penerus dan keponakannya, Kaisar Augustus, juga ingin diabadikan dalam kalender. Bulan Sextilis (bulan keenam) diubah namanya menjadi Augustus (Agustus).12 Perubahan nama ini dilakukan sebagai penghormatan atas keberhasilannya memperluas Kekaisaran Romawi.12

Perubahan nama Juli dan Agustus adalah sebuah kasus khusus yang didorong oleh politik dan ego kekuasaan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mengubah nama bulan sama sekali bukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh bangsa Romawi. Sebaliknya, hal itu hanya dilakukan ketika ada motivasi yang sangat kuat di luar logika atau konsistensi penanggalan. Fakta bahwa mereka secara selektif mengubah nama hanya untuk bulan-bulan yang terkait dengan pemimpin besar ini membuktikan bahwa tidak ada alasan politis atau praktis yang cukup kuat untuk mengubah nama September, Oktober, November, dan Desember, meskipun mereka sudah "salah hitung."

 

Akhirnya, kita sampai pada jawaban inti dari teka-teki ini: mengapa nama-nama September, Oktober, November, dan Desember tidak diubah agar sesuai dengan urutan barunya? Jawabannya dapat dirangkum dalam dua faktor utama: kelembaman historis dan kurangnya motivasi.

Nama-nama bulan seperti September dan Desember telah mengakar kuat dalam budaya dan bahasa Romawi selama berabad-abad sejak era kalender 10-bulan.10 Nama-nama ini sudah menjadi nama yang akrab dan mapan. Upaya untuk mengubah nama-nama ini—tanpa adanya dorongan politik yang kuat seperti pada kasus Juli dan Agustus—akan menjadi langkah yang tidak perlu dan tidak praktis.

Faktor yang paling penting adalah bahwa para reformis, terutama Julius Caesar, tidak peduli dengan konsistensi penamaan. Fokus utama mereka adalah memperbaiki ketidakakuran astronomi kalender dan, dalam kasus Augustus, menggunakan kalender sebagai alat untuk memproyeksikan kekuasaan.10 Tidak ada manfaat atau keuntungan politik untuk mengubah nama-nama tersebut. Sebuah sumber bahkan secara eksplisit menyatakan bahwa "Mereka tidak pernah peduli untuk mengganti nama bulan-bulan lain yang sekarang memiliki awalan yang tidak benar".10 Pernyataan ini memberikan jawaban yang paling lugas dan akurat, menegaskan bahwa anomali ini adalah cerminan dari prioritas yang berbeda pada saat itu.

Secara lebih luas, anomali ini adalah cerminan dari cara manusia membangun sistem: bukan dari nol dengan logika yang sempurna, melainkan dengan menumpuk perbaikan dan modifikasi di atas fondasi yang sudah ada. Kalender yang kita gunakan sekarang adalah "arsip hidup" yang menceritakan kisahnya sendiri melalui nama-nama yang tampaknya tidak logis. Ini adalah contoh sempurna tentang bagaimana sejarah, politik, dan bahasa saling terkait erat dalam membentuk sistem yang kita gunakan sehari-hari.

Perjalanan waktu kita melalui sejarah kalender Romawi mengungkapkan sebuah narasi yang menarik. Dimulai dari kalender 10-bulan yang terikat pada siklus pertanian dan perang, kalender kita kemudian diperluas oleh Numa Pompilius dan direformasi secara radikal oleh Julius Caesar. Keputusan krusial untuk menjadikan Januari sebagai awal tahun baru adalah penyebab langsung dari pergeseran urutan numerik. Sementara itu, nama-nama Juli dan Agustus diubah karena alasan politik, sebuah fakta yang secara ironis menunjukkan bahwa perubahan nama untuk bulan-bulan lain dapat saja terjadi, tetapi tidak pernah dianggap perlu.

Jadi, mengapa September sampai Desember bukan bulan ketujuh sampai kesepuluh? Jawabannya adalah karena mereka memang pernah menjadi bulan-bulan tersebut. Ketidaksesuaian yang kita lihat hari ini adalah jejak berharga dari sejarah kalender, sebuah warisan yang bertahan karena tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengubahnya. Fenomena ini mengajarkan kita bahwa sistem yang kita anggap sebagai hal yang wajar adalah produk dari evolusi yang panjang, kompromi historis, dan cerminan dari nilai-nilai sebuah peradaban kuno, bukan sekadar sebuah kesalahan.

Rujukan

1.    Sejarah Panjang Kalender Masehi - detikcom, diakses September 14, 2025, https://www.detik.com/jatim/berita/d-7119999/sejarah-panjang-kalender-masehi

2.    Sejarah Singkat Kalender Masehi - RRI.co.id, diakses September 14, 2025, https://rri.co.id/iptek/1220917/sejarah-singkat-kalender-masehi

3.    Sejarah Penamaan Bulan pada Kalender Masehi, Januari dari ..., diakses September 14, 2025, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6502339/sejarah-penamaan-bulan-pada-kalender-masehi-januari-dari-nama-dewa

4.    Kalender Romawi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses September 14, 2025, https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Romawi

5.    Mengenal Sejarah 12 Nama-nama Bulan Kalender Masehi di ... - Viva, diakses September 14, 2025, https://www.viva.co.id/edukasi/1457743-nama-nama-bulan

6.    Darimana Nama-Nama Bulan Itu Berasal? - RRI, diakses September 14, 2025, https://rri.co.id/iptek/1173032/darimana-nama-nama-bulan-itu-berasal

7.    pembaruan kalender masehi delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu salat, diakses September 14, 2025, https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ua/article/downloadSuppFile/7995/1104

8.    Sejarah penamaan 12 bulan kalender Masehi dan maknanya - ANTARA News, diakses September 14, 2025, https://www.antaranews.com/berita/4812917/sejarah-penamaan-12-bulan-kalender-masehi-dan-maknanya

9.    Kalender Romawi | S1 | Terakreditasi | Universitas STEKOM Semarang, diakses September 14, 2025, https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kalender_Romawi

10.  ELI5: Kenapa bulan September, Oktober, November, dan Disember ada awalan untuk 7,8,9, dan 10, tapi sebenarnya bulan ke-9, ke-10, ke-11, dan ke-12? : r/explainlikeimfive - Reddit, diakses September 14, 2025, https://www.reddit.com/r/explainlikeimfive/comments/3uqtjf/eli5why_do_the_months_september_october_november/?tl=ms

11.  Bagaimana Sejarah Bulan Juli, Yuk cek - RRI.co.id, diakses September 14, 2025, https://rri.co.id/bintuhan/hiburan/808470/bagaimana-sejarah-bulan-juli-yuk-cek

12.  Asal Usul Kata Agustus - RRI, diakses September 14, 2025, https://rri.co.id/daerah/1740490/asal-usul-kata-agustus

13.  Asal Usul Nama Bulan dalam Kalender Masehi - IDN Times, diakses September 14, 2025, https://www.idntimes.com/science/discovery/asal-usul-nama-bulan-dalam-kalender-masehi-c1c2-01-mfwcp-bx90pk

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar