Rabu, 23 Maret 2016

Bahasa Melayu Manado Terkait dengan “Lobang” (Lubang)

“Mari jo ka Manado" balajar budaya deng bahasa Melayu Manado.

Alkisah ada itu Opo Pitres dari Sindulang mo mangael ba noru ikang kabo di slat antara Pulo Bunaken (pamunakeng = tempat mendarat) dan Tanjung Tongkeina (tongka kina = bakar ikan).

Opo Pitres mulai ba panggayung ngale-ngaleh so siap kong Opo Pitres ambe itu goraka lalu dia mamah-mamah, karna goraka itu rasanya pahit maka Opo Pitres pe le deng parahu londe yang pake sema-sema bukan parahu pelang ato bolotu, menuju tengah lao langsung Opo Pitres sadia itu pancariang mangael berupa gogoloko, snar, gumala dan ladung. Muka rupa muka pustema, dan dia baca itu fui-fui dalam bahasa Manado Babontehu kuno:

Wangala awale mukakalang sigaro safa mafafa pamaru-pamaru de., aros maso aros kaluar, ta putar-putar di posi-posi. Kase maso kase kaluar ta kupas-kupas kapala gosi.

Itu cuma depe intro kwa for mo mangarti dan pelajari soal asal-usul bahasa Melayu Manado dari “lobang”

Mari torang belajar bahasa Manado bahasa yang harus disebut bahasa dari ranah Melayu yang dijadikan lingua franca para pedagang nusantara, awalnya bahasa Melayu Manado itu didatangkan dari Ternate dan diboyong ke kerajaan Manado (Babontehu) yang merupakan penduduk mula-mula di kota Manado sekitar abad 14 sebelum bangsa portugis datang, lantas aktif dipakai di zaman Belanda pada tahun 1657 di berbagai kampung sekitar benteng voc Belanda yakni Fort Amsterdam di Manado yang terletak antara Sindulang (sidola = tempat menjemput/ ba dola orang) dan pondol (ujung). Dan menjadi bahasa dagang pasar di sekitar bandar/ bendar/pelabuhan (seputaran pasar 45, pelabuhan dan calaca Manado sekarang).

Mari torang mulai belajar kata benda dalam bahasa Melayu Manado:

A. Kata benda yang bunyi berulang dua kali yang jika diperiksa, bendanya pasti punya lobang. Mari langsung saja torang periksa kata-kata benda dengan bunyi berulang lantas dicermati sosok bendanya, “apa benar ber- lobang.??”

Torang mulai dari wilayah dapur, bukankah konon kebudayaan Manado dimulai dari dapur, masuk ke perut lalu keluar turun ke poot.??

1. Kata benda bunyi berulang pertama adalah:

- “aya-aya”, ini alat khusus untuk menyaring bubuk atau biji-bijian menyaring bubuk tepung terigu, tepung kanji, tepung kelapa sampai gula pasir bahkan sampai pasir yang hendak dicampur semen menjadi spesipun memakai alat ini. Dan torang bisa periksa benda bernama “aya-aya” itu, yah pasti punya lobang.

- “tapis-tapis atau dafi-dafi, ini juga sejenis alat saring tapi khusus untuk menyaring cairan seperti menyaring santan kelapa, gula merah kental, juga untuk pisahkan tai minya dari minyak goreng, dan silahkan periksa bendanya, pasti punya lobang.

- “lesa-lesa”, ini adalah tatakan di dalam belanga untuk proses mengukus beberapa kue semacam kue biapong, apang coe dan kueku. Bendanya jelas harus dan harus punya lobang jika tidak ber-lobang, bagaimana uap dari bawah tatakan akan menerobos, menerpa biapong dan sekaligus dapat menguapinya alias mengukusnya.??

2. Mari torang belajar bahasa Manado menyimak kata benda yang lucu dan ajaib masih dari wilayah dapur, muncul kata “para-para”. Ini tempat untuk letakkan alat makan dan alat masak baik untuk sekadar ditiriskan setelah dicuci, biasanya untuk piring tak heran lebih populer dikenal sebagai “para-para piring”, bendanya jelas harus punya lobang atau sela-sela antara. Dan yang hampir sama dengan “para-para” adalah “dego-dego” ohh ini tempat paling asyik untuk “Ba karlota” alias ngerumpi, juga oleh anak muda disebut atau dipakai buat tempat “ba gadang alias berpacaran”.

Banyak lagu Manado tak lupa memakai kata ini, misalnya pada lagu “dego-dego tua” dan “tragedi pohong bulu”, benda ini dirancang dari bambu yang disusun dengan sela antara. Artinya, jelas ada lobang-nya.

3. Mari belajar kata bahasa Manado yang lucu dan ajaib kata benda sesudah itu adalah nama bagian rumah bahasa Manado punya kata ”ram-ram”, ada lobang ”kisi-kisi” , ada lobang ”sopi-sopi”, yaitu bagian atas rumah yang harus diberi lobang agar angin dingin masuk dan angin panas keluar, khusus untuk dinding beton rumah yang tidak rata dan ber-lobang-lobang disebut ”roto-roto atau rogi-rogi”.

Pemilik rumah yang punya unggas peliharaan pasti kenal kata “igu-igu” yang terletak di belakang atau samping rumah, inilah tempat ayam meletakkan telur, mengerami atau baforo dan menetas ”igu-igu”, sosoknya jelas punya banyak lobang.

4. Mari belajar bahasa Manado belajar kata benda lucu dan ajaib untuk nama bagian tubuh manusia mulai dari kepala torang bersua dengan kata “ngoma-ngoma”, ini bahasa Manado untuk “ubun-ubun”, di bagian kepala ini ada lembah lobangnya, lobang ini makin jelas pada tengkorak manusia.

Kata berikut adalah “pongo-pongo”, yang dalam bahasa Manado ada dua jenis “pongo-pongo” yaitu :

Pertama, padanan untuk kata Indonesia yaitu “pipi” yang disebut “pongo-pongo muka” dan kedua ada di bagian bawah-belakang tubuh, namanya di Manado biasa disebut, maaf. “pongo-pongo panta”, ini yang setara dengan kata pantat, alias buttock dalam bahasa Inggrisnya.

Tentu torang akan kritis bertanya “Di mana letak lobang dari kata “pongo-pongo” itu.??”

Dalam kata benda bahasa Manado untuk pongo-pongo itu khusus “pongo-pongo muka” alias pipi ada dua lobang-nya :

A. “lobang mulu” alias mulut. Semua orang tentu punya bahkan khusus untuk orang yang mulutnya selalu nyerocos disebut “banya mulu”, dan yang lebih ekstrim lagi akan disebut dengan kata khas berulang: “mulu rica-rica”, so pasti ada lobangnya.

B. Di pongo-pongo hanya dimiliki sebagian orang saja yaitu lobang di pipi, lazim disebut lesung pipi alias kendis. Dan untuk “pongo-pongo panta” mestinya sudah jelas ihwal lobangnya tapi tetap mari torang belajar lobang apa kiranya yang ada di sekitar situ.??

Maaf seribu maaf, agar konsisten yah saya sebut saja “lobang panta”, yang dalam bahasa Indonesia-nya yang santun disebut dubur dan agak ilmiah disebut “anus”.

5. Mari belajar bahasa Manado. Dan belajar kata-kata ulang bahasa Manado yang lucu dan ajaib, menyusur ke arah bawah wajah ada “langi-langi” dan “benga-benga“.

Langi-langi adalah nama bagian dalam rongga mulut, sedangkan “benga-benga” adalah otot di luar mulut di rahang yang bergerak saat torang mengunyah makanan. So pasti ada lobang di sekitar “langi-langi” dan “benga-benga” yaitu lobang tenggorokan atau kerongkongan.

Beberapa fakultas kedokteran masih berselisih soal mana kata yang lebih tepat namun yang sudah jelas apapun namanya, pasti ada lobang-nya kalau tidak, bagaimana bisa bernafas. Dan bagaimana dapat menelan tinutuan campur.??

Dan kalau mengisap jus alpukat campur coklat dan susu dan tentu pakai es, karena kalau susu tanpa huruf “s” maka akan disebut “uuu uuu” saja.

6. Kemudian turun kebagian bawah kepala ada “kile-kile” alias ketiak. Harus saya informasikan bahwa ada lobang tepat di sana, meski memang tidak berongga. Kalau anda tidak percaya, coba tanya pada orang inggris karena kata inggris untuk ketiak adalah armpit. Di mana “arm dan pit” ini berarti “lobang lengan”, jadi jelas janganlah membantah sudah pasti ada lobang-nya.

7. Lebih ke bawah lagi ada bagian tubuh bernama “pala-pala”. Entahlah kenapa dieja dua kali menjadi “pala-pala”, padahal kata Indonesianya hanya “paha” saja dan bukan “paha-paha”. Mungkin harus diulang untuk menegaskan ihwal eksistensi bahwa lobang di situ asyik, nah lobang di situ bisa satu dan bisa juga dua.

Di mana satunya adalah lobang anus yang sudah disebut tadi yang semua orang pasti punya, kalau tidak, bisa berabe, karena bagaimana dengan urusan “eee. Alias berak.??”, dan ditunaikan kata “anus” tadi karena memakai huruf “s” di belakang jelas adalah kata benda bentuk jamak alias plural yang arti tersiratnya pasti ada lebih dari satu lobang, nah lobang lainnya yang tunggal alias singular itu torang sebut sebagai “lobang anu” mungkin untuk mempertegas kehadiran lobang yang ini di sekitarnya. Masih ditegaskan nama bagian tubuh lain yang lugas disebut “hole-hole”.

8. Hole-hole ini dari kata Belanda “hol” yang artinya lobang yang diserap oleh para bangsawan Manado Babontehu yang awal bersekolah di Ternate dan mereka menyebutnya “hole”, seperti biasa kata asing serapan dalam bahasa Babontehu diberi akhiran “e” di belakangnya dan lantas diserap dalam bahasa Melayu Manado menjadi “hole-hole”. Sekali lagi katanya diulang untuk menegaskan bahwa ada lobang di sekitarnya.

Maaf nech. Saudara-saudara jangan bilang ini puisi porno karena ini sekadar pelajaran kata benda dalam bahasa Manado, jadi wajar dibahas terkait anatomi tubuh karena apa yang disebut porno itu hanyalah fantasi yang bermukim di torang pe otak.

9. Namun ada kata benda bunyi berulang dalam bahasa Manado yang paling berbahaya di sulawesi utara, menurut pak polisi adalah “mabo-mabo”, torang tentu sontak bertanya, “Hei, lantas di mana lobangnya.??”, di got. Jawabnya.

Mari terus belajar bahasa Manado, bahasa yang menjadi identitas torang kini dan kelak. Dan torang simak apa benar semua kata berulang di bawah ini benar selalu punya lobang.??

Kalau benar ber-lobang, torang musti lakukan justifikasi seperti kata filsuf Francis Bacon. Dan kalau ada yang tidak berlobang, torang musti lakukan klasifikasi kata filsuf Karl Popper.

Mari torang periksa daftar kata-kata berikut :

*. Asal-asal, arang-arang, ati-ati, awang-awang.

*. Bue-bue, bata-bata, bala-bala, biji-biji, bingo-bingo, bogo-bogo, biongo-biongo, boto-boto, buku-buku, bulu-bulu.

*. Cako-cako, camu-camu, capat-capat, cenge-cenge, coho-coho, colo-colo, cobi-cobi, cumu-cumu, cuki-cuki.

*. Dabu-dabu, diki-diki, dobol-dobol, doho-doho, dola-dola, dolu-dolu, donga-donga, duga-duga, dubo-dubo.

*. Falo-falo, fare-fare atau pare-pare, foka-foka atau poka-poka, foki-foki atau poki-poki, foti-foti, foya-foya.

*. Gaba-gaba, gaco-gaco, gata-gata, gete-gete, gidi-gidi, garap-garap, goso-goso, goro-goro, gula-gula, gili-gili.

*. Hede-hede, hela-hela, hura-hura, hole-hole, hore-hore.

*. Iko-iko, ince-ince, inga-inga, injang-injang, iyo-iyo.

*. Jab-jab, jare-jare, jut-jut.

*. Kage-kage, kano-kano, kendu-kendu, knui-knui, kora-kora, kore-kore, kento-kento, konto-konto, kumur-kumur, kuca-kuca, kunya-kunya, kuda-kuda.

*. Lao-lao, laru-laru, laba-laba, lawa-lawa, lawer-lawer, lepe-lepe, lida-lida, lobi-lobi, lobo-lobo, lolo-lolo, luda-luda, luji-luji, luhe-luhe.

*. Mata-mata, meng-meng, mui-mui, mulu-mulu.

*. Nao-nao, ngale-ngale, ngoni-ngoni, nona-nona, nyong-nyong.

*. Ojo-ojo, ole-ole, opo-opo, oto-oto.

*. Par-par, paka-paka, pepe-pepe, pila-pila, pica-pica, pici-pici, poco-poco, pok-pok, pondang-pondang, posi-posi, pui-pui.

*. Raba-raba, rabu-rabu, rabe-rabe, rado-rado, raga-raga, rampa-rampa, rema-rema, rete-rete, rica-rica, rinte-rinte, rodo-rodo.

*. Saban-saban, sema-sema, sibu-sibu, siku-siku, soa-soa, soma-soma, somu-somu, sontong-sontong, stui-stui.

*. Teto-teto, tole-tole, tome-tome, tono-tono, tore-tore, tola-tola, toki-toki, tongka-tongka, tus-tus.

*. Ungke-ungke, utu-utu, uti-uti.

*. War-war, woku-woku, woka-woka.

Silahkan ditambahkan.,


Akhirnya.

Mari torang periksa pa torang pe diri deng sekitarnya apakah masih ada lobang.??

Notes :

Bahasa Melayu Manado ini berbeda dengan beberapa bahasa asli di minahasa seperti bahasa Tountemboan, Tombulu, Tonsea, Tolour, Bantik, Ponosakan, Pasan Ratahan, dll. Demikian juga berbeda dengan bahasa sangihe Talaud, Bolmong dan Gorontalo.

Bahasa Melayu Manado tak lain adalah bahasa Melayu rendah (bahasa pasar) yang dipakai awalnya di bandar/ bendar/pelabuhan di Manado untuk urusan dagang, kemudian dipakai di antara para penghuni atau penduduk diwilayah Manado yang tinggal di sekitar benteng Amsterdam (fort Amsterdam) yakni di antara Sindulang dan Pondol, yang kemudian benteng tersebut dipindahkan ke sekitar Jumbo Swalayan dan Pasar 45 sekarang ini dan dinamakan “nieuw fort Amsterdam” karena populasi orang Borgo Babontehu terus meningkat saat itu di Manado sehingga menyebar ke Mahakeret, Kampung Kodo, Komo, Sario dan Bahu yang akhirnya sebagian dari mereka dibawa oleh Spanyol dan Belanda ke Kema dan Amurang for jadi pasukan penjaga benteng atau schutterij = pasukan penembak/pertahanan rakyat disana.

Jadi, bahasa Melayu Manado ini pada mulanya dibawa dari Ternate (bandingkan dengan pendapat/ penelitian pakar bahasa dari LIPI kelahiran Kakas yakni Prof. Dr. E.K.M Masinambouw, dalam tulisannya; “Bahasa Ternate Dalam Konteks Bahasa - bahasa Austronesia dan non Austronesia” mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Timur Indonesia, dan sebanyak 46% kosa kata bahasa Melayu di Manado diambil dari bahasa Ternate.) penyebabnya adalah penduduk Kerajaan Manado (Babontehu) telah menjalin hubungan dagang dengan Ternate sejak lama sebelum kedatangan bangsa Eropa di Manado, bahkan hasil beras dari pedalaman Minahasa dijual ke Ternate dengan perantara penduduk dari Kerajaan Manado ini.

Tapi kemudian pada abad 17 dan seterusnya, bahasa Melayu Manado kini sudah jauh berkembang dan sudah berbeda jauh dari yang aslinya. Sebab bahasa Manado sudah sangat diperkaya dengan berbagai kata-kata serapan bahasa asing seperti bahasa Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Perancis, Jepang, bahasa dari daerah Minahasa, Sangihe Talaud, Bolmong, Gorontalo, dll.

Salam torang samua ba sudara.

(Tulisan dari Meers Malky Tamara di Facebook yg dikutip seizin beliau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar