Pendahuluan: Profil Kenabian dan Pakaian Luar
Yohanes Pembaptis adalah figur kenabian yang sentral dalam narasi Injil, yang misinya tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, tetapi juga secara visual dan eksistensial melalui gaya hidupnya yang unik. Salah satu aspek yang paling menonjol dan kaya makna dari kehidupannya adalah pakaian dan makanannya, yang secara intrinsik terhubung dengan identitas dan pesannya. Pilihan pakaiannya—jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit—secara sengaja membangkitkan ingatan akan Nabi Elia dari Perjanjian Lama, yang juga mengenakan pakaian serupa.1 Koneksi ini sangat penting, karena mengidentifikasi Yohanes sebagai pemenuhan nubuat yang telah lama dinanti-nantikan dalam Maleakhi 4:5-6, yang menubuatkan kedatangan "Nabi Elia" sebelum "Hari Tuhan yang besar dan dahsyat".2 Dengan demikian, pakaian Yohanes berfungsi sebagai tanda visual dari otoritas kenabiannya, yang menyatakan kepada semua orang bahwa ia adalah utusan yang ditakdirkan untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias.2
Jika pakaiannya adalah deklarasi identitasnya, maka makanannya adalah manifestasi praktis dari pesan kenabiannya. Dietnya yang terdiri dari "belalang dan madu hutan" bukanlah kebetulan atau hasil dari kebutuhan semata, melainkan sebuah pernyataan teologis yang padat dan berlapis makna. Laporan ini bertujuan untuk mengupas setiap lapisan dari pilihan makanan ini, menganalisisnya dari perspektif historis untuk memahami realitas fisiknya dan dari perspektif teologis untuk menyingkap makna spiritual yang mendalam. Penelusuran ini akan mengeksplorasi perdebatan tentang identitas sebenarnya dari makanan tersebut dan bagaimana dualitas simbolisnya melambangkan esensi dari seluruh pelayanan Yohanes Pembaptis.
Aspek Historis dan Tekstual: Menyingkap Identitas Makanan
Untuk memahami makna makanan Yohanes Pembaptis, pertama-tama kita harus menginvestigasi realitas fisik di baliknya. Deskripsi dalam Injil Matius (3:4) dan Markus (1:6) adalah "belalang dan madu hutan." Penyelidikan atas istilah-istilah ini dalam konteks historis dan linguistik mengungkap sebuah perdebatan yang menarik dan relevan.
Belalang (Akris): Analisis Leksikal dan Perdebatan Abadi
![]() |
Belalang serangga |
Kata Yunani yang digunakan dalam teks-teks Injil untuk "belalang" adalah akris (ἀκρίς), yang secara leksikal memiliki arti yang sangat spesifik dan tidak ambigu. Menurut leksikon Yunani, kata ini secara konsisten merujuk pada serangga yang dikenal sebagai belalang, terutama spesies yang terkenal karena kemampuannya menghancurkan tanaman dan menyebabkan kelaparan.6 Kata ini muncul dalam Perjanjian Lama Yunani (Septuaginta) dan juga digunakan oleh penulis-penulis non-Alkitab untuk menggambarkan serangga ini secara harfiah.
Berdasarkan bukti linguistik dan historis ini, interpretasi yang paling umum dan literal adalah bahwa Yohanes Pembaptis memang mengonsumsi belalang serangga. Terdapat beberapa alasan kuat yang mendukung pandangan ini. Secara historis, konsumsi belalang sangat umum di seluruh Timur Tengah kuno. Banyak penulis kuno, seperti Diodorus Siculus, mencatat keberadaan suku-suku yang dikenal sebagai acridophaghi atau "pemakan belalang".8 Sumber-sumber historis juga menunjukkan bahwa belalang sering diolah dengan cara dikeringkan, dipanggang, atau diasinkan, dan berfungsi sebagai sumber protein yang mudah didapat dan murah bagi masyarakat miskin.6 Lebih jauh lagi, konsumsi belalang sepenuhnya diizinkan oleh hukum Taurat, yang secara eksplisit menyebutkan jenis-jenis belalang tertentu sebagai makanan halal bagi orang Israel (Imamat 11:22).5 Ini menunjukkan bahwa diet Yohanes, meskipun asketis, tetap sesuai dengan hukum Yahudi.
![]() |
Belalang buah atau karob |
Namun demikian, ada spekulasi yang muncul di kalangan komentator di kemudian hari yang menantang interpretasi literal ini. Beberapa penulis berpendapat bahwa "belalang" yang dimaksud adalah "buah karob" (Ceratonia siliqua), buah dari pohon yang dikenal sebagai "pohon belalang".8 Buah karob berbentuk polong, mirip kacang polong yang memanjang, dan rasanya manis seperti cokelat ketika dikeringkan.9 Buah ini tumbuh subur di wilayah Israel dan mudah ditemukan, menjadikannya makanan yang mudah diakses dan bergizi bagi kelas-kelas miskin.9 Gagasan ini muncul dari keengganan untuk membayangkan seorang nabi besar memakan serangga, yang mungkin dianggap tidak bersih atau menjijikkan.
Penyelidikan lebih dalam terhadap asal-usul spekulasi ini mengungkapkan dinamika teologis yang lebih dalam. Interpretasi karob tidak muncul dari bukti leksikal atau historis yang kuat, melainkan dari upaya untuk membuat diet Yohanes Pembaptis lebih dapat diterima secara budaya. Lebih dari itu, sebuah tinjauan terhadap Injil apokrif, seperti Injil Ebionit, memberikan petunjuk yang kuat. Teks ini secara terang-terangan mengganti kata akris (belalang) dengan enkris (kue atau panekuk).10 Perubahan ini bukan sekadar kesalahan penyalinan, melainkan revisi teologis yang disengaja. Kaum Ebionit adalah kelompok Kristen Yahudi yang vegetarian dan menolak konsumsi daging atau makhluk hidup apa pun.10 Oleh karena itu, bagi mereka, gambaran Yohanes Pembaptis yang memakan serangga bertentangan dengan keyakinan mereka. Dengan mengubah kata yang berdekatan secara fonetik (akris menjadi enkris), mereka dapat menyesuaikan narasi tersebut dengan doktrin mereka sendiri.11 Hal ini menunjukkan bahwa perdebatan tentang identitas makanan Yohanes Pembaptis bukan sekadar masalah historis atau botani, tetapi cerminan dari perdebatan teologis yang lebih tua dalam Kekristenan awal mengenai pantangan makanan dan asketisisme. Teori karob berfungsi sebagai "vegetarianisasi" yang lebih dapat diterima atas gaya hidup Yohanes Pembaptis, yang berakar pada pandangan kelompok-kelompok seperti kaum Ebionit.
Madu Hutan (Meli Agrion): Simbol Kelimpahan di Tengah Kemandulan
Elemen kedua dari diet Yohanes Pembaptis adalah "madu hutan" (meli agrion). Tidak seperti belalang, identitas madu hutan tidak menjadi subjek perdebatan serius. Madu ini berasal dari lebah liar dan merupakan sumber makanan yang umum di Palestina kuno.12 Ketersediaannya di daerah padang gurun atau hutan memberikan konteks yang sempurna bagi Yohanes, yang hidup di luar masyarakat dan bergantung sepenuhnya pada penyediaan alam.
Madu memiliki makna simbolis yang mendalam dan berlapis dalam tradisi Alkitab.12 Seringkali, madu digunakan untuk melambangkan kelimpahan, kebaikan, dan berkat. Metafora "tanah yang berlimpah susu dan madu" adalah gambaran ideal tentang Tanah Perjanjian yang diberkati.12 Selain itu, madu juga melambangkan Firman Tuhan yang manis dan menyenangkan bagi jiwa (Mazmur 19:11, 119:103).12 Dalam konteks makanan Yohanes, madu melambangkan penyediaan ilahi yang tidak terduga di tengah-tengah padang gurun yang tandus dan keras.
Komparasi Interpretasi "Belalang" (Akris) dalam Tradisi Alkitab
TEORI INTERPRETASI |
DASAR ARGUMEN |
SUMBER PENDUKUNG |
KAITAN DENGAN KONTEKS YOHANES |
KONSENSUS SKOLASTIK MODERN |
||
Belalang (Serangga) |
Leksikal: Kata Yunani akris secara harfiah berarti belalang (serangga). 6 |
Historis: Belalang adalah sumber makanan yang umum di Timur Tengah kuno. 6 |
Kepatuhan Taurat: Konsumsi belalang diizinkan oleh Imamat 11:22. 5 |
Injil Kanonik (Matius & Markus), Penulis kuno (Diodorus Siculus), Hukum Taurat. |
Asketisisme yang keras dan otentik; kepatuhan pada hukum Yahudi. |
Didukung secara luas. |
Buah Karob |
Botani: Pohon karob dikenal sebagai "pohon belalang" karena polongnya. 8 |
Ketersediaan: Mudah ditemukan di padang gurun Yudea dan merupakan makanan orang miskin. 9 |
Teologis: Muncul dari komentator yang menganggap makan serangga tidak pantas untuk seorang nabi. 8 |
Komentator-komentator belakangan yang menafsirkan ulang teks Injil. |
Upaya untuk "memuliakan" gaya hidup Yohanes; terhubung dengan vegetarianisme awal. |
Tidak didukung. |
Kue (Enkris) |
Linguistik: Penggantian yang disengaja dari kata Yunani akris ke enkris karena kesamaan fonetik. 10 |
Doktrinal: Perubahan ini didorong oleh keyakinan teologis vegetarian. 10 |
Injil Ebionit (Injil apokrif). |
Ekspresi dari doktrin vegetarian Ebionit yang menolak konsumsi daging. |
Bukti perubahan teologis yang disengaja, bukan interpretasi asli. |
Tabel ini menunjukkan dengan jelas bahwa perdebatan tentang makanan Yohanes Pembaptis bukan sekadar masalah historis atau botani. Sebaliknya, hal itu menyoroti bagaimana interpretasi teks Alkitab dapat dibentuk oleh agenda teologis tertentu. Meskipun interpretasi buah karob mungkin terdengar lebih "masuk akal" bagi pembaca modern, bukti leksikal, historis, dan tekstual yang kuat secara konsisten mengarahkan pada pemahaman literal bahwa Yohanes memang mengonsumsi belalang serangga. Pandangan ini juga didukung oleh konsensus akademis modern.13
Aspek Teologis dan Simbolis: Makanan sebagai Manifestasi Spiritual
Di luar identitas fisik makanannya, diet Yohanes Pembaptis berfungsi sebagai pernyataan teologis yang mendalam dan multilayer. Pilihan makanannya adalah perwujudan pesan yang ia khotbahkan.
Asketisisme dan Penolakan Duniawi
Gaya hidup Yohanes Pembaptis, yang ditandai dengan jubah bulu unta dan makanan yang sederhana, adalah sebuah khotbah tanpa kata-kata. Dengan memilih untuk hidup dari belalang dan madu, ia menolak kenyamanan dan kemewahan materialistik yang ditawarkan oleh masyarakat beradab.14 Pilihan ini berfungsi sebagai kritik yang tajam terhadap kemewahan dan keserakahan yang merajalela di kalangan elit agama dan politik pada masanya.14 Gaya hidupnya adalah bentuk solidaritasnya yang radikal dengan orang miskin dan terpinggirkan, yang sering kali terpaksa bertahan hidup dengan makanan yang paling dasar.14
Lebih dari sekadar pernyataan simbolis, diet ini juga memberikan kemandirian fungsional. Dengan hidup dari hasil padang gurun, Yohanes tidak bergantung pada sistem sosial atau patron mana pun. Hal ini memungkinkannya untuk menyampaikan kebenaran dengan berani dan tanpa kompromi, bahkan ketika ia menegur Raja Herodes atau para pemimpin agama yang sombong.16 Gaya hidup asketisnya adalah fondasi yang memungkinkan dia untuk menjadi "suara yang berseru di padang gurun," bebas dari kekhawatiran akan kehilangan mata pencaharian atau status.14
Dualitas Simbolik Belalang dan Madu
Komponen makanan Yohanes Pembaptis, yaitu belalang dan madu, secara simbolis dapat dipandang sebagai dua elemen yang berlawanan, yang bersatu untuk menyampaikan pesan yang komprehensif.
· Belalang: Penghakiman dan Keteraturan
Di banyak bagian Alkitab,
belalang adalah lambang penghakiman ilahi dan kehancuran. Plaga belalang di
Mesir dan nubuatan dalam kitab Yoel menggambarkan belalang sebagai pasukan yang
menghancurkan, instrumen murka Tuhan yang membawa kelaparan dan kehancuran.5
Dengan memakan belalang, Yohanes secara profetik mengidentifikasi dirinya
dengan penghakiman yang akan datang, yang merupakan inti dari pesannya tentang
pertobatan. Makanan ini secara fisik mewujudkan peringatan yang ia berikan
kepada orang-orang, yaitu bahwa "kampak sudah tersedia pada akar
pohon" (Matius 3:10).
Namun, belalang juga memiliki makna simbolis yang kontras. Amsal 30:27
menggambarkan belalang sebagai makhluk yang "tidak mempunyai raja, namun
semuanya berbaris dengan teratur".18 Simbolisme ini menyiratkan kepatuhan dan keteraturan.
Dalam konteks Yohanes, hal ini dapat dipahami sebagai ajakan bagi umat Tuhan
untuk belajar mengatur diri sendiri dan patuh pada kehendak ilahi, bahkan tanpa
otoritas eksternal yang memaksa.18 Kepatuhan yang sukarela ini adalah kekuatan, bukan
kelemahan, yang membantu seseorang berjalan di jalan yang benar.18
· Madu: Kelimpahan dan Manisnya Firman Tuhan
Madu melambangkan kebalikannya dari belalang. Seperti yang dibahas sebelumnya, madu adalah simbol kelimpahan, berkat, dan Firman Tuhan yang manis.12 Kehadiran madu di tengah padang gurun yang tandus adalah tanda anugerah Tuhan yang terus menyediakan, bahkan di tempat yang paling tidak mungkin.
Kombinasi dari belalang dan madu adalah alegori yang hidup tentang bagaimana pesan Yohanes Pembaptis harus diterima.16 Bagi mereka yang menanggapi panggilannya untuk bertobat dan merendahkan diri, pesannya akan terasa semanis madu, membawa kelegaan dan berkat ilahi. Itu adalah janji kelimpahan di tengah kekeringan spiritual. Sebaliknya, bagi mereka yang menolak panggilannya, yang tetap dalam kesombongan dan kemewahan mereka (seperti kaum Farisi dan Saduki yang ia sebut sebagai "keturunan ular beludak"), pesannya adalah kutukan yang pahit dan menghancurkan, seperti wabah belalang yang menandakan penghakiman yang akan datang. Dengan demikian, diet Yohanes adalah sebuah khotbah yang kompleks, yang memperingatkan akan murka yang akan datang sambil menawarkan anugerah bagi mereka yang siap menerima.
Makanan Yohanes Pembaptis dalam Tradisi dan Perdebatan Skolastik
Perdebatan mengenai makanan Yohanes Pembaptis adalah contoh yang luar biasa tentang bagaimana tradisi dan agenda teologis dapat membentuk interpretasi teks. Tradisi karob, yang dipopulerkan oleh komentator-komentator belakangan, sering kali merupakan upaya untuk "menjinakkan" gambaran radikal dari seorang nabi yang hidup di padang gurun. Keberadaan Injil Ebionit, yang secara sengaja mengubah teks kanonik, memberikan bukti kuat bahwa topik ini bukanlah detail yang sepele, tetapi sebuah titik pertentangan yang signifikan dalam Kekristenan awal.10 Perubahan yang dilakukan oleh kaum Ebionit menunjukkan bahwa mereka menyadari implikasi teologis dari diet Yohanes Pembaptis dan berusaha merevisinya agar sesuai dengan keyakinan mereka.
Namun, terlepas dari perdebatan historis ini, konsensus akademis modern cenderung mendukung interpretasi literal dari akris sebagai belalang serangga.6 Alasan utama untuk pandangan ini adalah:
1. Bukti Leksikal yang Tidak Terbantahkan: Kata akris memiliki arti yang jelas dalam bahasa Yunani kuno.
2. Kesesuaian dengan Hukum Taurat: Diet belalang adalah makanan halal.
3. Konsistensi Naratif: Diet ini secara sempurna melengkapi gambaran Yohanes Pembaptis sebagai seorang asketik radikal yang hidup di padang gurun, sepenuhnya bergantung pada penyediaan Tuhan dan menolak kenyamanan duniawi.
Kesimpulan: Sintesis Historis-Teologis dan Implikasi Praktis
Pada akhirnya, makanan Yohanes Pembaptis bukan sekadar detail historis tentang apa yang dimakan seorang nabi di padang gurun. Sebaliknya, ia adalah pernyataan teologis yang mendalam dan berlapis-lapis. Secara historis, diet ini mencerminkan kehidupan yang mengandalkan penyediaan Tuhan (madu) di tengah kesederhanaan yang keras (belalang).2 Secara teologis, hal ini melambangkan identitasnya sebagai Elia yang baru dan perwujudan pesan pertobatannya yang tegas—berkat bagi mereka yang bertobat dan penghakiman bagi mereka yang menolak.16
Gaya hidup Yohanes Pembaptis, yang diwujudkan melalui makanannya, menawarkan teladan abadi tentang pertobatan, kerendahan hati, dan kepercayaan pada penyediaan Tuhan.2 Ia menyerukan sebuah kehidupan yang bebas dari ketergantungan pada kekayaan dan kenyamanan duniawi, dengan fokus pada misi spiritual.5 Dalam dunia yang sering kali terobsesi dengan materi dan status, teladan Yohanes Pembaptis mengingatkan kita akan nilai-nilai spiritual yang mendalam, yang berakar pada penyangkalan diri dan kepatuhan radikal pada panggilan Tuhan. Laporan ini, dengan menelusuri perdebatan historis dan mengupas makna simbolis yang berlapis, berfungsi sebagai panduan yang otoritatif bagi pembaca yang ingin memahami kedalaman dan kekayaan narasi Alkitab, melampaui interpretasi permukaan.
Rujukan
1. Elijah and John, the Baptist | Saxum, diakses September 8, 2025, https://www.saxum.org/elijah-and-john-the-baptist/
2. Matthew 3:4 Study Bible: Now John himself wore clothing made of camel's hair and with a leather belt around his waist, and his food was locusts and wild honey., diakses September 8, 2025, https://biblehub.com/study/matthew/3-4.htm
3. How did John the Baptist have the "spirit and power of Elijah"? - Christianity Stack Exchange, diakses September 8, 2025, https://christianity.stackexchange.com/questions/14020/how-did-john-the-baptist-have-the-spirit-and-power-of-elijah
4. Apakah Yohanes Pembaptis benar-benar merupakan reinkarnasi ..., diakses September 8, 2025, https://www.gotquestions.org/Indonesia/Yohanes-Pembaptis-reinkarnasi-Elia.html
5. Topical Bible: Locusts and Wild Honey, diakses September 8, 2025, https://biblehub.com/topical/l/locusts_and_wild_honey.htm
6. Strong's Greek: 200. ἀκρίς (akris) -- Locust - Bible Hub, diakses September 8, 2025, https://biblehub.com/greek/200.htm
7. Strong's #200 - ἀκρίς - Old & New Testament Greek Lexical Dictionary - StudyLight.org, diakses September 8, 2025, https://www.studylight.org/lexicons/eng/greek/200.html
8. 113. Apa yang menjadi makanan Yohanes Pembaptis adalah ..., diakses September 8, 2025, https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=113&res=1000jawaban
9. Fakta Alkitab :Jenis Belalang Apa Yang Menjadi Makanan Yohanes ..., diakses September 8, 2025, https://www.jawaban.com/read/article/id/2017/05/10/58/170510123716/fakta_alkitabjenis_belalangapa_yang_menjadi_makanan_yohanes_pembabtis
10. The Gospel of the Ebionites - Early Christian Writings, diakses September 8, 2025, https://www.earlychristianwritings.com/text/gospelebionites.html
11. Locusts or Pancakes? - The Bart Ehrman Blog, diakses September 8, 2025, https://ehrmanblog.org/locusts-pancakes-members/
12. Madu - Studi Kamus - Alkitab SABDA, diakses September 8, 2025, https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=madu
13. John the Baptist's locusts : r/AcademicBiblical - Reddit, diakses September 8, 2025, https://www.reddit.com/r/AcademicBiblical/comments/p3t2wu/john_the_baptists_locusts/
14. #Express: Jika St. Yohanes Pembaptis Hidup di Zaman Now ..., diakses September 8, 2025, https://www.youcat.id/article/jika-st-yohanes-pembaptis-hidup-di-zaman-now/
15. Topical Bible: Asceticism: The Practice of John the Baptist, diakses September 8, 2025, https://biblehub.com/topical/naves/a/asceticism--the_practice_of_john_the_baptist.htm
16. Lessons from Locusts and Wild Honey - Sermon Podcast | Church of St. James the Less, diakses September 8, 2025, https://www.stjamesscarsdale.org/podcasts/sermon-podcast/2023-12-10-lessons-from-locusts-and-wild-honey
17. 7 Hal Profetik yang Dinyatakan Allah Lewat Hidup Yohanes Pembaptis - Jawaban.com, diakses September 8, 2025, https://www.jawaban.com/read/article/id/2017/03/13/58/170313161140/7_hal_profetik_yang_dinyatakan_allah_lewat_hidup_yohanes_pembaptis
18. "Belalang Lambang Kepatuhan" - Elohim Ministry, diakses September 8, 2025, https://elohim.id/belalang-lambang-kepatuhan/
19. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Yohanes Pembaptis? - Got Questions, diakses September 8, 2025, https://www.gotquestions.org/Indonesia/orang-alkitab-yohanes-pembaptis.html