Ayo #CariTauVaksin
Mengapa Vaksin Covid-19 Penting?
Ayo #CariTauVaksin
Mengapa Vaksin Covid-19 Penting?
Mengapa Vaksin Covid-19 Penting?
Virus Covid-19 telah menyerang umat manusia di seluruh dunia. Virus ini telah mewabah dan menjadi pandemi global sejak akhir tahun 2019 di Wuhan China. Namun sampai hari ini belum ada satu pun negara di dunia yang menemukan obat untuk menyembuhkan penderitanya. Yang ada baru penelitian, pengembangan dan uji coba vaksin untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini.
Para ahli di berbagai negara terus melakukan penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19. Parea ahli dari Indonesia pun tidak mau ketinggalan. Mereka terus berupaya menemukan vaksin untuk melawan virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Hingga ini sudah ada belasan kandidat vaksin yang masih menjalani berbagai tahapan uji coba. Uji coba perlu dilakukan sebelum dinyatakan aman bagi umat manusia. Apalagi, pada dasarnya pembuatan vaksin membutuhkan waktu penelitian dan ujian klinis selama bertahun-tahun sebelum dapat digunakan untuk kepentingan klinis umat manusia.
Sebelum sebuah vaksin dinyatakan aman untuk digunakan pada manusia, dibutuhkan setidaknya lima fase pengujian. Fase-fase itu meliputi (1) uji keamanan dan dosis vaksin, (2) vaksin diuji keamanan dengan lebih luas, (3) vaksin diuji kemanjuran dalam skala besar, (4) vaksin disetujui untuk penggunaan awal atau terbatas, dan (5) vaksin disetujui untuk penggunaan penuh.
Saat ini beberapa negara telah berhasil melewati fase-fase pengujian vaksin Covid-19, walaupun peneltian dan pengembangannya belum melewati waktu bertahun-tahun. Sebab, serangan wabah covid-19 baru menyerang secara global di awal tahun 2020. Indonesia saja baru menerapkan kewaspadaan dengan berbagai pembatasan aktivitas warga sejak Maret 2020.
Di Indonesia, penelitian, pengembangan dan uji coba vaksin Covid-19 telah berhasil dilakukan oleh para ahli. Nama vaksinnya adalah Vaksin Merah-Putih. Vaksi itu dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekular Eijckman. Penemuan ini memberikan rasa optimis bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ia berharap Indonesia mampu mandiri dengan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi sendiri.
Penemuan Vaksin Merah Putih ini ditarget dapat diproduksi massal pada akhir tahun 2021 oleh Biofarma. Namun diharapkan oleh pemerintah, vaksin ini dapat ikut diproduksi oleh perusahaan swasta. Vaksin ini untuk melengkapi vaksin produk negara lain yang akan dikerjasamakan dengan Indonesia.
Apakah Vaksin itu?
Banyak orang, terutam kaum awam akan bertanya, apa sih vaksin itu? Apakah sejenis obat atau bukan? Apakah menyembuhkan penyakit atau mencegah penyakit? Vaksin sebenarnya adalah zat atau substansi yang diciptakan untuk oleh ahli membantu melawan penyakit tertentu. Vaksin sendiri mengandung virus yang telah dilemahkan atau bahkan virus yang sudah mati. Fungsinya untuk membantu mendeteksi virus aktif yang menyerang tubuh seseorang. Dengan demikian, sistem imun tubuh seseorang akan melakukan perlawanan terhadap virus aktif yang menyerang dan menginfeksi tubuh orang tersebut.
Vaksin sendiri ditemukan oleh Edward Jenner. Bersumber dari History of Vaccine, Jenner pertama kali menemukan penemuan ini tahun 1796. Saat itu Jenner membuat percobaan menggunakan cacar sapi. Jenner mengambil sampel nanah pada cacar sapi dari seorang pemerah susu. Sampel nanah tersebut kemudian ditularkan pada seorang anak laki-laki. Lalu pada beberapa minggu kemudian, anak laki-laki tersebut juga oleh Jenner ditularkan dengan virus cacar air. Hasilnya cukup mengejutkan, Anak itu ternyat tidak tertular dengan virus cacar air. Inilah sejarah awal mulanya penemuan vaksin, dalam hal ini vaksin cacar air. Kabar penemuan Jenner ini pun menyebar di seluruh dunia.
Beberapa ahli pun ikut mencoba melakukan penelitian dan pengembangan virus jenis lain. Salah satunya adalah Louis Pasteur. Belajar dari temuan Jenner itu, kemudian pada tahun 1881 Louis Pasteur menemukan dan mengembangkan virus antrax. Lalu pada tahun 1885 ia berhasil pula menemukan vaksin rabies untuk mencegah penularan virus rabies pada anjing dan manusia. Di antaranya adalah vaksin tetanus, vaksin Hepatitis A dan B, vaksin TBC, vaksin kolera, vaksin tipes, vaksin demam kuning, vaksin pes atau sampar, vaksin Polio, vaksin campak, vaksin Flubio, vaksin Hepatitis B rekombinan, vaksin BCG, vaksin Jeap Td, vaksid Jerap DT, vaksin DTP, vaksin DTP-HB, vaksin Pentabio dan masih banyak lagi yang lain.
Vaksin pentabio sendiri digunakan untuk mencegah difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi haemophilus influenza tipe B, yaitu kuman penyebab utama pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis (radang selaput otak) pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
Untuk Apa Vaksin itu?
Mungkin ada masyarakat awam akan bertanya, untuk apa vaksin itu? Kenapa bukan obat yang dibuatkan untuk mengobati pasien yang terpapar Covid-19? Walaupun vaksin bukanlah obat untuk menyembuhkan, namun vaksin memilik manfaat luar biasa bagi manusia. Manfaatnya adalah menyelamatkan jiwa manusia, melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dari berbagai penyakit menular yang berbahaya.
Organisasi kesehatan dunia WHO menyebutkan, bahwa vaksin mampu menyelamatkan 2 hingga 3 juta jiwa dari serangan virus mematikan di seluruh dunia. Karena itu, penelitian, pengembangan dan pemanfaatan vaksin merupakan keniscayaan yang wajib dilakukan umat manusia. Jika tidak, berbagai penyakit menular yang disebabkan oleh virus akan memapu melenyapkan umat manusia dari muka bumi ini.
Sejarah mencatat, bahwa sejak ditemukannya vaksin oleh Edward Jenner tahun 1796, penyakit kelumpuhan yang dulunya banyak menyerang manusia, dapat diatasi sehingga berkurang bahkan lenyap dari muka bumi. Penemuan Jenner dilakukan dengan cara membuat percobaan menggunakan cacar sapi. Jenner mengambil nanah pada cacar sapi pada seorang pesien yang juga sebagai pekerja pemerah susu.
Vaksin pada hakikatnya tidak hanya disiapkan dan diterapkan kepada individu tertentu. Vaksin diciptakan untuk melindungi semua orang termasuk mereka yang tidak bisa diimunisasi seperti kelompok usia tertentu maupun mereka yang menderita penyakit tertentu.
Apakah Vaksin itu Benar-benar Aman?
Di masa awal penerapan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di pedesaan seluruh Indonesia, banyak orangtua terutama ibu-ibu jadi trauma pergi ke Posyandi untuk melakukan imunisasi anaknya. Hal ini terjadi karena pada awal imunisasi (vaksin campak, DPT atau BCG) anaknya mengalami demam panas sehingga menimbulkan kekalutan bagi orang tua. Kegalauan ini terjadi karena kurangnya pemberian pemahaman oleh petugas Posyandu yang rata-rata kaum awam tentang efek dari imunisasi.
Orangtua terutama ibu-ibu di masa awal imunisasi anak kurang diberi pemahaman bahwa setelah imunisasi, anaknya akan mengalami kondisi tertentu. Padahal, kondisi seperti mengalami demam panas adalah hal biasa setelah imuniasi. Itu bukanlah pertanda anak mengalami efek buruk dari imunisasi.
Bayi, anak-anak, dan orang dewasa mungkin akan mengalami efek samping atau sakit setelah menjalani imunisasi vaksin tertentu. Namun, sebagian besar vaksin jarang menimbulkan efek samping yang serius. Resiko efek samping vaksin yang terjadi pasca imunisasi sebenarnya masih jauh lebih rendah dibandingkan risiko terkena penyakit yang sebenarnya. Namun karena sudah diimunisasi, penyakit itu dapat dicegah dengan vaksin.
Dari berbagai pengalaman, setiap jenis vaksin memiliki efek samping yang berbeda. Namun sebagian besar efeknya hanya yang ringan-ringan saja. Efek samping yang umumnya terjadi, antara lain (1) rasa sakit sementara pada area yang disuntik, (2) kemerahan, bengkak, atau nyeri di tempat suntikan, (3) gejala mirip flu atau tidak enak badan (demam ringan, sakit perut, muntah, hilang selera makan, dan sakit kepala). Bagi bayi dan balita biasanya suhu tubuh naik di atas normal.
Walaupun ada efek samping yang terjadi setelah imunisasi vaksin, namun hal ini hanya berlangsung tidak lama. Biasanya hanya sekitar 1-2 hari. Namun, jika ternyata Anda atau anak (bayi dan balita) mengalami gejala yang berkelanjutan, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau Puskesmas terdekat.
Yang perlu diketahui dan dipahami setiap orang, bahwa sebuah vaksin diproduksi massal dan digunakan untuk manusia setelah melewati uji klinis, uji keamanan dan uji efektivitas yang ketak sebelum disetujui dan digunakan pada manusia. Ada tahapan-tahapan yang harus dilewati sampai vaksin tersebut disetujui oleh pemerintah dan lembaga berkompeten lainnya. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran dari masyarakat tentang keamanan sebuah vaksin bagi manusia. Artinya, VAKSIN ITU AMAN BAGI MANUSIA.
Mengapa Perlu Imunisasi Massal?
Imunisasi adalah sebuah proses menjadikan seseorang imun atau kebal terhadap penyakit tertentu. Hal ini dilakukan dengan cari memberikan vaksin tertentu sesuai penyakit target guna merangsang sistem kekebalan tubuh. Setelah menerima suntikan vaksin, tubuh seseorang akan kebal terhadap penyakit tersebut.
Terkait dengan penggunaan vaksin Covid-19, tidak bedanya dengan vaksin yang lain. Sifatnya harus massal. Tidak boleh parsial atau hanya orang-orang tertentu. Hal wajib dilakukan agar penyebaran dan infeksi virus dapat ditekan seminimal mungkin terhadap masyarakat. Sebab, penyebaran virus sifatnya menyebar dari orang ke orang.
Jika satu orang terpapar virus Covid-19 lalu menularkan kepada orang lain yang tidak imun, maka orang tersebut akan ikut terpapar virus Covid-19. Demikian seterusnya terhadap orang yang lain. Namun, jika seseorang terpapar virus Covid-19 lalu ia menularkan kepada orang lain yang sudah diimunisasi, maka orang yang sudah diimunisasi itu tidak akan mengalami penyakit yang dibawa virus Covid-19. Sebab, virus itu telah mati oleh kekebalan tubuh.
Karena fakta penyebaran dan efek dari imunisasi virus Covid-19, maka imunisasi massal wajib dilakukan. Terutama di dalam kawasan yang memiliki potensi besar penyebaran virus. Walaupun tindakan ini tidak menghilanhkan secara 100% penyebaran virus Covid-19 dalam lingkungan tertentu, namun hal ini mampu meminimalisasi potensi penyebaran atau penularan kepada orang lain. Dengan imunisasi massal, mata rantai penyebaran atau penularan wabah virus Covid-19 dapat diputuskan. Efeknya adalah terjadi kekebalan secara kelompok terhadap serangan virus itu sendiri.
Apa Efek Samping Imunisasi?
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa di kalangan masyarakat awam ada kekhawatiran terhadap efek samping imunisasi. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang imunisasi. Ini akibat kurangnya literasi petugas kesehatan kepada masyarakat, termasuk para petugas Posyandu di kelurahan dan pedesaan. Untuk itu, sangat disarankan agar petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Daerah untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang efek samping yang sifatnya sementara setelah melakukan imunisasi.
Memang harus diakui, ada orang-orang (terutama anak bayi dan balita) tertentu yang akan mengalami ketidaknyamanan atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) setelah menjalani imunisasi atau vaksinasi. Kasus demikian hanyalah bersifat ringan dan tidak berbahaya. Kalau tokh ada efek samping berat dan berbahaya, itu hanya kasuistis dan sangat jarang terjadi. Namun jika ternyata ada kejadian timbul efek samping berat pasca imunisasi, sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter atau Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan dan diagnosis.
Semoga tulisan ini bermanfaat abgi kita semua. Ayo #CariTauVaksin (Semuel Muhaling/Humas Kota Bitung)
Rujukan
https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5f39f9fad1a39/adu-cepat-penemuan-vaksin-covid-19
https://health.grid.id/tag/vaksin-virus-corona
https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/19/114700965/rekam-jejak-upaya-penemuan-vaksin-covid-19-dan-tahapan-yang-dilalui?page=all
https://lifestyle.kontan.co.id/news/sejarah-vaksin-penemuan-yang-mengubah-dunia-kesehatan-dan-pengobatan?page=all
https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu-widhayasa/5-penemuan-vaksin-yang-banyak-selamatkan-nyawa-anak-anak-dunia-exp-c1c2
https://www.halodoc.com/artikel/7-jenis-vaksin-yang-dibutuhkan-orang-dewasa
https://www.liputan6.com/health/read/2555015/cermati-macam-macam-vaksin-dan-kegunaannya
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/efek-samping-imunisasi/
https://www.alodokter.com/imunisasi
https://farmasetika.com/2020/09/10/vaksin-covid-19-merah-putih-diproduksi-2021-presiden-jokowi-optimis-bisa-mandiri/#Penemuan_Vaksin_Merah_Putih_dan_Kemandirian_Bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar