Shalom Aleichem!
Saat ini, sekarang ini, semua warga masyarakat diinstruksikan oleh
pemerintah dan pimpinan agama dan para ulama untuk tidak melakukan
aktivitas di luar rumah dan kegiatan kumpul-kumpul banyak orang. Bahkan
kegiatan ibadah pun diliburkan sementara, baik di gedung gereja, di
kelompok-kelompok peribadatan, di mesjid, vihara dll dan diganti dengan
ibadah di rumah masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata
rantai penyebaran virus corona atau COVID-19. Suatu keputusan yang
sangat arif dan urgen.
Walaupun maksud pemerintah dan pihak
pimpinan dan tokoh agama itu sangat penting untuk keamanan dan
keselamatan di setiap orang, namun ada pihak yang nyinyir dengan imbauan
itu. Alasan mereka, tidak takut karena mereka hidup dengan iman kepada
Tuhan. Tuhan pasti akan melindungi, karena saya sangat percaya kepada
TUHAN dan alasan-alasan lain yang menentang imbauan.
Saudara,
iman, doa, ibadah dan kegiatan keagamaan apapun tidak bisa dijadikan
alasan untuk menentang kebijakan pemerintah dan pimpinan agama (termasuk
gereja). Alasan-alasan demikian sebenarnya sangat tidak bijaksama dan
sangat tidak memperlihatkan sebagai orang beriman.
Mengapa saya
sebutkan sebagai tindakan yang tidak memperlihatkan sebagai orang
beriman? Karena secara tidak sadar ia telah dan ingin mencobai Tuhan.
Ya, mencobai TUHAN. Sebagaimana Tuhan Yesus dicobai iblis dalam Matius
4:5-7: ‘’𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐛𝐥𝐢𝐬 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐰𝐚-𝐍𝐲𝐚 𝐤𝐞 𝐊𝐨𝐭𝐚
𝐒𝐮𝐜𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐃𝐢𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧
𝐁𝐚𝐢𝐭 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡, 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚-𝐍𝐲𝐚:
"𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐄𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡, 𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡
𝐝𝐢𝐫𝐢-𝐌𝐮 𝐤𝐞 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡, 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬:
𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐢 𝐄𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐈𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧
𝐦𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐚𝐭-𝐦𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐚𝐭-𝐍𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧
𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐄𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐝𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚,
𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐤𝐢-𝐌𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚
𝐛𝐚𝐭𝐮.” 𝐘𝐞𝐬𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚: "𝐀𝐝𝐚
𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬: 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮
𝐦𝐞𝐧𝐜𝐨𝐛𝐚𝐢 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧, 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐦𝐮!"’’
Yesus sendiri
menolak permintaan iblis karena itu adalah tindakan mencobai Tuhan. Hal
mencobai Tuhan telah berulang diingatkan oleh Allah lewat Keluaran 17:2,
Ulangan 6:16, Matius 4:7 dan Lukas 4:12. Mengapa mencobai Tuhan?
Mencobai dengan bentuk dasarnya mencoba menurut KBBI adalah “mengerjakan
(berbuat) sesuatu untuk mengetahui keadaannya dsb”. Dengan demikian,
orang yang menyatakan tidak takut dengan virus corona karena percaya
“Tuhan pasti melindungi” sebagai balasan imannya adalah suatu tindakan
mencobai Tuhan. Tindakan demikian adalah bukti kecongkakan iman dan
kehidupan keagamaannya.
Tindakan mencobai Tuhan bukanlah bukti
dari imannya kepada Tuhan tetapi secara tidak sadar telah
mempertunjukkan keraguannya kepada Tuhan. Ingat! Sesuatu yang meragukan
membutuhkan pembuktian. Pembuktiannya dapat dilakukan dengan mencoba.
Misal, Anda membeli pakaian di toko fashion. Nomornya pasti sudah Anda
tahu berapa yang pas untuk tubuh Anda. Tapi Anda ragu lalu mencobanya
dulu di kamar pas. Tindakan mencoba di kamar pas adalah tindakan
mencobai.
Saudara, kita diberikan hikmat dan kebijaksaan oleh
Tuhan untuk menilai sesuatu termasuk pandemi virus corona dan kebijakan
pemerintah tanpa harus mencobai-Nya. Karena itulah raja Salomo
mengingatkan semua orang melalui Amsal 27:12: 𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠
𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤𝐚,
𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠
𝐭𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬, 𝐥𝐚𝐥𝐮
𝐤𝐞𝐧𝐚 𝐜𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚..
Terkait imbauan pemerintah terkait social
distancing (menjaga jarak sosial), kita juga diingatkan oleh kitab
suci. Roma 13:1-2 berkata: 𝐓𝐢𝐚𝐩-𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬
𝐭𝐚𝐤𝐥𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢
𝐚𝐭𝐚𝐬𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡,
𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡; 𝐝𝐚𝐧
𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡-𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚,
𝐝𝐢𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡. 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐢𝐭𝐮
𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡, 𝐢𝐚
𝐦𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠
𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧
𝐡𝐮𝐤𝐮𝐦𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚. AMIN. (𝐒𝐞𝐦𝐮𝐞𝐥
𝐌𝐮𝐡𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar