Senin, 28 Agustus 2023

SASAMBO: STRUKTUR, FUNGSI & WAWASAN ESTETIKA

SASAMBO: STRUKTUR, FUNGSI & WAWASAN ESTETIKA
(Perspektif Sosiologi Seni Fenomenologis)

Oleh : Sovian Lawendatu

Sasambo adalah nyanyian-puitis atau juga puisi-nyanyi masyarakat Sangihe dalam arti historis-kultural (Sangihe Besar dan Sitaro). Steller dan Aebersold (1959) menjelaskan, sambo; atau sasambo adalah sejenis himne dan puisi yang unik. Dengan menyebut sasambo sebagai sesamboh, Riedel (1869) mendeskripsikan, bahwa di Kepulauan Sangihḝ sasambo menempati tempat pertama di antara lagu-lagu rakyat; sasambo berisi berbagai ucapan, peribahasa, dan sanjungan, serta curahan hati yang penuh kasih, dan gambaran kehidupan pulau dan laut.

Dalam pembicaraan berikut, khusus tentang fungsi dan wawasan estetika, diletakkan dalam bingkai dunia-kehidupan (lebenswelt) masyarakat Sangihe dahulu kala sebagai masyarakat-genesis sasambo. Ini sesuai dengan perspektif hermeneutik-fenomenologis dalam sosiologi seni yang dibangun oleh Janet Wolff.

 

STRUKTUR DAN FUNGSI 

Sejauh yang teramati pada transkrip Riedel dan transkrip yang lain, sasambo terdiri atas bait-bait yang tidak sama panjangnya. Walaupun demikian, setiap bait sasambo memiliki jumlah larik yang sifatnya genap: 2, 4, 6, 8, 10. 

Dalam pada itu, setiap bait sasambo yang terdiri atas dua larik berbentuk kalimat lengkap atau mengungkapkan gagasan yang bersifat final. Hal yang sama juga berlaku atas setiap dua larik yang terdapat dalam seluruh bait sasambo. Dengan demikian, dapat disarikan, bahwa sasambo terdiri ‘hanya’ atas dua larik per bait.

Bila lebih ditelusuri, sifat genap tersebut juga tampak pada jumlah minimum sukukata dalam setiap larik sasambo. Dalam hal ini, setiap larik sasambo terdiri atas paling sedikit 6 (enam) suku kata. Sifat genap itu paralel dengan kenyataan, bahwa setiap bait sasambo berbentuk kalimat lengkap atau mengungkapkan gagasan yang final. Jadi, terdapat koherensi antara struktur sasambo dengan isinya.

Seperti halnya sasaļamatḝ, sasambo bersifat ritmis. Keritmisan ini terbentuk dari penggunaan majas paralelisme dan repetisi atau anafora dalam rangka strukturisasi sasambo. Sekadar contoh:

Adiung itondo e / itondo e ghumaluhḝ.
Mạtӗntang siagạ / mḝdḝdea bӗke. 

I Andi nitӗbọ biang / nӗtukang tahapӗnggӗlang
Kahiwung Andi nawawa / pinḝsalendang su wobạ.
I Andi nangon duruhang / nangapia tatuwone.
Andi tạ luweng hotene / pӗllọ mḝbawialane.
I Andi timanata / ariwe karoḷong balang. 

Mangasang baḷiung munde-munde/ patụ-patụ i Tamundugḝ.
ipanuwang kalu lawẹ / kalu angkusu wanua.
Tiupoteng anging bahẹ / lapidoten suwụ-suwụ.

Salah satu medium penstrukturan majas paralelisme dan anafora dalam sasambo adalah kata Sangihḝ jenis sasahara. Secara sosiolinguistik-fenomenologis, sasahara merupakan bahasa yang berdaya gaib, sebab menurut Adriani (1893), sasahara adalah bahasa rahasia yang digunakan di laut untuk mencegah roh-roh mendengar dan mengganggu rencana para pelaut. Selain itu, tulis Brilman, sasahara juga digunakan dalam puisi untuk keperluan yang sama. Alhasil, dengan kata-kata sasahara, sasambo berfungsi sebagai sarana penolak tulah yang berasal dari roh-roh dan setan-setan.

Sasambo memang mengekspresikan sikap religius masyarakat Sangihḝ dahulu kala, sebagaimana tersirat dalam keberadaan sasambo raralo (sasambo pujian) dan sasambo kakaļiomaneng (=sasambo doa-permohonan). Sasambo juga mengusung nilai kebijaksanaan hidup manusia dan masyarakat Sangihḝ tentang pentingnya berpikir sebelum bertindak, “Diọko kaiang pḝsipirḝ, kaintoḷang pḝtinӗna” (hendaklah duduk berpikir, duduk berpikir), termasuk peringatan akan ekses buruk dari pengabaian terhadap kebijaksanaan hidup tersebut, “Bӗgang tiringang u alang, kanoakeng u dunia” (tidak tahu diputar dunia, dipermainkan oleh dunia). Sasambo juga mengandung nasihat tentang pentingnya membangun kehidupan bersama yang harmonis dengan cara harmoni pula, “Adiung itondo e, itondo e ghumaluhḝ // Mạtӗntang siagạ, mḝdḝdea bӗke.” Sasambo pun bernilai rekreatif dengan candaan dan sindirannya: “pirua i Arubeka, nitӗntang su sasangitang // baḷinẹ i Arubeka, simahe tạdarurune” (Kasihan si Arubeka, ditinggal dalam kemenangisan // bukan si Arubeka, (yang) liwat tak berbau). Walaupun demikian, dengan penggunaan kata-kata sasahara, maka nilai-nilai religiusitas, kearifan dan kerekreatifan hidup yang tersirat dalam sasambo tidak terlepas dari dunia-kehidupan (lebenswelt) magi yang bermuara pada motif penyelamatan diri masyarakat Sangihḝ dahulu kala dari kuasa jahat jiwa-jiwa, roh-roh dan setan-setan. 

Motif (religio-) magis lebih mencolok pada eksistensi sasambo tatelore, sebab sasambo jenis ini bertujuan untuk mencemarkan nama baik. Motif magis itu bahkan lebih mencolok pada sasambo jenis lagung kapirḝ (lagu kafir’). Pasalnya, sasambo ini dipercaya bermuatan daya gaib mematikan dan digunakan untuk ‘perang magis’ antar- kelompok tahapḝsambo (orang yang mahir menembangkan sasambo).

SASAMBO SEBAGAI TRADISI MEBAWALASE

Sasambo tidak selalu dinyanyikan secara berbalasan. Ada kebiasaan mesambo (menyanyikan sasambo) secara individual, dengan atau tanpa iringan tagonggong. Buktinya, nelayan yang sendirian di laut pada larut malam mengumandangkan sasambo dengan suaranya yang tinggi resik, lewat permukaan laut (Brilman, 1938). Di kampung penulis pada tahun 1980-an, seorang lelaki memiliki kebiasaan mesambo secara sendirian; itu biasa dilakukannya pada malam hari dengan iringan tagonggong yang ditabuhnya sendiri. 

Aktivitas mḝsambo pada saat pengusungan tamong banua (tamo banua) dalam rangka upacara menebang tamo pun tidak dilakukan secara berbalasan. Namun, menurut kebiasaan umum masyarakat Sangihḝ, sasambo dinyanyikan secara berbalasan dengan iringan tagonggong yang ditabuh oleh para penyanyi itu sendiri.

Riedel mencatat bahwa sasambo dinyanyikan di ladang, di perahu, dan di acara-acara pesta dengan iringan tagonggong. Tentang tradisi berbalas sasambo, Brilman mencatat, “Juga pada pelayaran berdayung yang panjang orang saling merangsang melalui bernyanyi. Kebiasaan yang sama juga terjadi tatkala para nelayan Sangihḝ melakukan perjalanan pulang dari ‘melaut’; mereka menyanyikan sasambo secara berbalasan sambil menabuh badan perahu sebagai pengganti tagonggong; suatu kebiasaan mesambo yang kemudian melahirkan jargon sasambo duruhang. Jelaslah, tradisi mesambo secara berbalasan dilakoni dalam berbagai ragam situasi kehidupan masyarakat Sangihḝ.

Dengan karakternya yang berbalasan, semua ragam tradisi mḝsambo dalam kehidupan masyarakat Sangihḝ dapat dinamai dengan kata “mebawalase”, sebab kata mebawalase secara literal berarti “berbalasan” atau “saling membalas”. Namun, mengikuti penjelasan Steller dan Aebersold, nama “mebawalase” telah diberi arti khusus, yakni tradisi berbalas nyanyian sasambo dalam acara-acara pesta, seperti perkawinan dan Tulude atau Saliwang u Wanua.

JENIS-JENIS SASAMBO

 Di Sangihḝ Besar, tradisi Mḝbawalasḝ biasanya bermaterikan sasambo jenis lagung bawine, lagung balang, lagung sondạ, dan lagung sasahola. Di Siau, seperti yang dilansir oleh Riedel, tradisi Mḝbawalasḝ menggunakan tiga jenis sasambo yang bernama sambo nu esẹ (‘sasambo untuk laki-laki’), samboh nu bawine (‘sasambo untuk perempuan’), dan sambo nu oļị (‘sasambo untuk musik oļi).

Steller dan Aebersold menyebut tiga jenis sasambo, yakni sasambo tatelore (sasambo untuk pencemaran nama baik), sasambo raralo (sasambo pujian), dan sasambo kakaļiomaneng (=sasambo doa-permohonan). Ketiga jenis sasambo ini relevan dengan semua klasifikasi sasambo menurut jenis ketukan tagonggong; sebab ketiga jenis sasambo ini lahir dari klasifikasi yang berlandaskan dunia-kehidupan (lebenswelt) atau nilai-nilai sosiokultural masyarakat Sangihe.

WAWASAN ESTETIKA TRADISI BERBALAS SASAMBO

Hakikat tradisi Mebawalase (Berbalas Sasambo) terangkum dalam ungkapan “mepapate wisara”. Secara literal, ungkapan ini bermakna ‘bakubunuh bicara’. Secara konseptual, idiom ini menggambarkan, bahwa tradisi Berbalas Sasambo bukan sekadar aktivitas berbalas nyanyian sasambo, melainkan terutama merupakan aktivitas ‘saling mematahkan gagasan’ atau semacam debat melalui syair sasambo. Dengan demikian, nilai estetika dalam tradisi ini terletak pada aspek kemampuan mepapate wisara (mematahkan gagasan).

Mepapate wisara merupakan manifestasi kemampuan leluhur masyarakat Sangihḝ dalam bersastra, sekaligus sebagai wawasan estetika tradisi Mebawalase. Pasalnya, dengan mḝpapate wisara, kedua kelompok penyanyi dalam tradisi ini terlibat dalam ‘duel kata-kata’, sementara puncak nilai keindahan ‘duel’ ini terletak pada kemampuan mematahkan gagasan lawan bicara. keduanya berlomba untuk mencapai kemenangan, sebagai ‘puncak gunung’ keindahan, dengan jalan nakapate wisara (‘berhasil mematahkan gagasan’). 

Wawasan estetika ini tentu saja bertabiat religio-magis, sesuai dengan eksistensi kata-kata sasahara sebagai medium pengekspresian sasambo dalam tradisi Mebawalase. Tabiat religio-magis itu lebih mengemuka lagi dengan penggunaan sasambo kapire dan sasambo tatelore dalam tradisi Mebawalase. Masalahnya, kedua jenis sasambo ini dianggap memiliki daya magis yang mematikan. 

Dalam praktik tradisi Mebawalase pada zaman dahulu, ada kematian yang dipandang sebagai akibat serangan daya magis dari kedua jenis sasambo tersebut. Di titik ini, wawasan estetika mḝpapate wisara berubah menjadi sadisme mepapate taumata (saling membunuh manusia). Betapapun juga, seperti yang dinyatakan oleh Brilman (1938). sadis-isme (kesenangan berbuat jahat) dengan daya magis memang nyata-ada dalam kehidupan masyarakat yang belum menerima pencerahan (enlightenment; aufklärung) dengan nilai-nilai etika universal.

MEPAPATE WISARA DAN PEPATAH MELAYU

Sekilas saja, mepapate wisara dalam tradisi Berbalas Sasambo sama dengan pepatah dalam dunia sastra Melayu. Keduanya memang memiliki persamaan; keduanya sama-sama mengandung unsur nasihat dan sindiran. Namun, cakupan makna mepapate wisara lebih luas daripada pepatah, sebab mḝpapate wisara mengandung unsur gagasan atau motif-motif yang justru tidak ada dalam pepatah. Motif-motif yang dimaksud antara lain menoe (memuji dengan maksud menjatuhkan), medarendehe (saling membantah), dan mepapangabase (saling mengejek dan menantang dengan nada membual dan menyombongkan diri). 
Motif-motif tersebut diekspresikan dan ditafsirkan melalui lirik-lirik sasambo, baik dalam wujud kata, frase, larik, maupun bait.

Perbedaan mepapate wisara dengan pepatah juga mencolok dari aspek komunikasi. Mepapate wisara bersifat dialogis, bahkan debatis. Dengan kedialogisannya, mepapate wisara ditandai dengan dinamika pertukaran posisi antara komunikator (communicator) dengan komunikan (communicant). 

Dalam hal ini, nasihat, misalnya, bisa dibalas dengan nasihat, sehingga terjadi proses saling menasihati. Dengan kedebatisannya, mepapate wisara memungkinkan terciptanya proses adu argumen, meski argumen-argumen itu hanya sekelas bualan. Di pihak lain, seperti yang berlangsung dalam pidato-pidato Melayu, pepatah bersifat ‘searah’ (monologis).

SASAMBO DAN MASAMPER

Sasambo memengaruhi perkembangan Masamper. Pengaruh sasambo itu butuh ruang pembicaraan tersendiri. 
Tapi sekadar gambaran, pengaruh tradisi sasambo itu nyata dengan penggunaan nama mebawalase untuk Masamper.### 

Catatan:
Gambar hanya penghias postingan😇🤠

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

. Menkeu 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955. 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2010 2011 2013. 2014 A AA abad ke-7 ABC abdul hadi wm ABK Abu Nawas achdiat k mihardja Adat agama Ahok AI airmadidi Airmadidi. ajaran sesat ajib hamdani Al-Qur'an Alkitab AMBON amsal amurang anak yatim/piatu anak-anak anggaran Angkatan 45 angsuran animal animasi animation Anjab Antasari aplikasi mobile apresiasi sastra Arab architectur architecture arsitektur artificial intelligence artikel. Askes ASN Asrul Sani Astinet asuransi audio audio to text ayu ting ting B Babilonia baca artikel dibayar bahasa Bahasa Belanda bahasa daerah Bahasa Indonesia bahasa kreol Bahasa Portugis bahasa Termate Bahlil Dahadalia bahundak Bait Allah bajak BANJAR bank banten bantuan korea selatan Bapertarum barang dan jasa pemerintah Basuki BATAK batas laut batas usia pensiun. PP BB BBM bersubsidi Bea Cukai beasiswa bekerja dari rumah Belanda bencana bendera beras berita Betlehen biaro Bidat billing bimbo BIODATA BIOGRAFI bisnis bisnis gratis bisnis properti bisnis sampingan Bitung BKD BKN blogger BNI BNN bobbit worm Bolaang Mongondow Bolmut Bolong Bolsel Boltim BPJS BPKB BRI briptu norman kamaru BTN Bu Tahanusang budaya Budaya Kerja budayawan bugil building buku bulan BUMD BUMN bunaken bung karno BUP bupati C Camat CC ccovid-19 cerita rakyat cerpen Chairil Anwar China choir cicilan cincin cinta CIO CIPTA KERJA CIPTAKERJA civil servant classical coconut octopus collorydianisme conference contoh convert copy-paste foto covid-19 CPNS cuti cuti bersama D D.Brilman Dacuda Pocket Scanner daerah daerah otonom baru Dana Sehat DAU denda desa desain detektor logam Dhana Widyatmika Dialek Diklat Kompetensi DIKLAT PIM dirjen dirjen anggaran disiplin diskusi diving DKI doa dogma dokumen dolar domain dongeng download DP3 DPR drama dramatik dramatis personae DRH Driver duasudara dubes duda duit dunia E e-billing e-Gov E-KTP e-voting edaran Edaran Mendagri eigendom ekonomi eksistensialisme eksperimental ekstensi eliezer Ensiklopedi Epifanius erupsi esai eselon extension F f. Kelling facebook Fiery Cross Reef Filsafat fisik foto funny gaji gaji baru PNS gaji baru Polri gaji baru TNI gaji hakim gaji ke-13 Gaji PNS 2013 gaji polri 2011 gaji polri 2013 gaji tni 2011 gaji TNI 2012 gaji tni 2013 galungan Ganefo gangguan kecemasan ganti logo blogger garuda gaya hidup gayus GCIO gembala gereja GG Gibran Rakabuming GMIM Golongan Ruang Google Cloud Google drive Google One grafik Gregorian gubernur gunung api Gunung Ruang gunung Salak guru hairy frogfish hakim halmahera HAM hari libur hari raya HB Yassin HB Yassin. HB Yassin HB Yassin. Pusat Dokumentasi hewan Hijriyah Hindu hobby home honorer house hukum hut I Nyoman Nuarta idul fitri II Ijazah Palsu iklan gratis iklan rumah IKN imlek Indihome Indonesia industri Infotek Inggris Injil Inpres instansi pemerintah integritas interior internet Islam israel istana garuda Istana Garuda Ibukota Nusantara Istana Presiden IKN IT ITE ITM jabatan fungsional jabatan pimpinan jabatan struktural jaksa janda JAWA jenderal jiwa Johnson Reef Jokowi jual-beli jual-beli rumah Julian K-1 K-2 KABUPATEN kalabat kalender Kalimantan kampanye kampus Kamus kandang domba kartu kredit karunia KARYA SATYA Kasus kata bijak kata mutiara kata-kata bijak kata-kata hikmat kata-kata mutiara kawasan khusus kawin KBBI KDKMP keamanan KEK Kekayaan kelahiran Yesus kelas keluarga kelurahan Kemen-PU Kemendagri Kemenkeu Kemenkum-HAM Kementrian kenaikan gaji kenaikan pangkat Kepala Daerah Kepdirjen Keppres kepribadian Keputusan Ka BKN keputusan menteri kerajaan kereta jenazah kereta kerajaan kereta pernikah william kerja Kesehatan keuangan Khotbah khotbah. kiamat Kisah Mahabarata KK Klasik Kode Etik koloriadianisme komedi Kominfo konstitusi konversi koor koperasi korpri Korupsi KOTA Kotamobagu koupsi KPCPEN KPK kristen Kritik Sastra kritik seni kue kuliah kunci foto L lagu Lagu Daerah Lagu Daerah Sangihe lagu nasional lambang daerah langganan langowan lapas larangan Laut China Selatan lawak lebaran legenda lemang Lembaga Negara lembeh Lembeh Resort Lembeh Strait LG LHKPN libur nasional liburan Likupang lingkungan kerja Lirang lirik lirik lagu Lirik Lagu Daerah litle logo lokon lomba sastra lowongan lucu Lurah M mahasiswa mahasiswa baru mahawu makar MALUKU Manado mandarin fish Manganitu marah rusli marga masa Anak-anak masamper masarang Masehi Mawali Mazmur media massa meja Melayu mendagri mengajar menkeu Menpan merah putih MERS Mesir mesjid metal detector Meyer migdal eder mimic octopus Minahas minahasa Minahasa Selatan Minahasa Tenggara Minahasa Utara minangkabau Mischief Reef mistik mitos MM mobil bekas mobil jenazah mobil mewah mochtar lubis model money Mongondow monumen moratorium motivasi motivasi hidup Mouse Scanner MPR Mr. Assat Mr. Sjafruddin muhaling Muhammad Musa mutasi nabi NAD nama domain nama etnis nama fam nama klan nama marga nama orang nama suku NARKOBA Nasdem nasi jaha Nasrani natal negara NEWS NII nikah NIP novel Nuklir Nusantara o ina ni keke OMNIBUS LAW oneness Orang Terkaya orde baru outsourcing pada pahlawan padang gembala paduan suara Pajak PAK pakaian adat Pakaian Dinas pandemi Pangdam pangkat PNS pangkat polri pangkat TNI pantai pantekosta pantun papan tulis elekronik papan tulis sekolah PAPUA partitur paskah paypal pdf pegawai pegawai tidak tetap pemerintah pejabat pejabat eselon pejabat pimpinan tinggi pelantikan pelayan khusus Pelindo pemalsuan pembunuhan Pemda Pemerintah pemerintah daerah pemilihan pemukiman pendaki pendeta pendidikan penembakan penerbangan penerimaan CPNS penerimaan pegawai BUMN penipuan Penpres pensiun pensiun pokok pensiunan pentakosta penyair penyaliban penyimpanan Perang Dunia peraturan kepala BKN peraturan menteri Peraturan Pemerintah perda perguruan tinggi perhubungan Peribahasa Periodisasi Perjalanan Dinas Perjanjian Lama perjuangan perkawinan Permen pernikahan william dan kate PERPPU PERPPU 1959 Perpres pers perumahan Perumnas pesawat pidato pigmy seahorse Pilgub DKI Pilkada Pilpres pinjaman plagiat PLN PMK PMK. Menkeu PNBP PNS PNS. Kekayaan poem poetry polisi politik politisi polling polri Portugis postmodernism PP PP 53 PP1998 PP2000 PP2001 PP2002 PP2011 PP2012 CPNS PPATK PPPK Prabowo prabu siliwangi pramugari Presiden RI Presiden SBY pria profesi propinsi proposal prosa protes Provinsi proyek psikiater psikis psikologi PTTP Puisi puisi lama pulau Spratly pulsa PUPNS PUPR purnawirawan Pusat Pusat Dokumentasi R raja ramalan ramayana rapel Rasul Rasul Paulus Ratahan read real estate rekening rekening gendut remunerasi remunerasi PNS daerah renovasi renungan resensi Retribusi Menara review sastra ribbon eel RIS Rismon Sianipar ritual Rivai Apin roh roman Romawi ROSIHAN ANWAR Roy Suryo rumah rumah kontrakan rumah mewah rumah murah Rumah Sakit rumah sederhana rumah tangga RUU RUU ASN RUU BPJS RUU Tipikor S salary salib sambo sandi sangihe SANGIHE TALAUD SANKSI santo sapaan SARS sastra sastra daerah sastra indonesia sastra online satgas SATYALENCANA Scribd sejarah sejarah Al'Quran sejarah gereja sejarah gereja. Sejarah Sastra Sekda sekolah dasar selingkung Seminar seniman sertifikasi guru server Shukoi siau siber SIM sinagoge Singapura sinopsis sipir siswa Sitaro siti nurbaya SK sms soeharto Soekarno Solo Soputan sosialisasi Spanyol STAN standar biaya STNK storage stress studi komparasi su domain sub domain Subi Reef sufi Sukhoi suku maya Sulawesi Utara Sulut surat edaran Surat Kepercayaan Gelanggang Sutiyoso syahrini syair T tabel tabel gaji pns 2000 tabel gaji pns 2011 tabel gaji pns 2012 tabel gaji pns 2013 tabel gaji pns 2019 Tabel Gaji Polri 2012 Tabel Gaji Polri 2014 TABEL GAJI TNI 2011 TABEL GAJI TNI 2012 TABEL GAJI TNI 2013 tabel gaji TNI 2014 TABEL LENGKAP GAJI POLRI 2011 tabungan tabut Taguladang tagulandang tahun baru tahuna takhayul talaud tanah Tangkoko TAP MPR Taperum tarian tata bahasa taurat taurat. teater Dian teknologi teks Telekomunikasi Tenaga Ahli terminal Ternate teror TERORIS text to audio The Age the royal wedding TIK tips tni TOKOH tokoh dunia tokoh indonesia tokoh islam tomohon tondano torah tradisi transfer trinitas Try Sutrisno Tsunami tulude tunjangan TVRI Two Fish U uang UGM UN undang-undang Undang-Undang Pokok Agraria unduh unitarian Unpad Unsrat upacara upacara adat UU UU 1948 UU ASN UU Penerbangan UUD UUDS UUPA V vaksin video video conference video lucu viral virus VOC W wabah waisak wakil presiden wali kota walikota wamen warakawuri wartawan website WHO Wikileaks william shakespeare wisata selam wise word Woody Reef Wuhan Yahudi Yehuda Yerusalam Yesus Yosua Yus Badudu yusuf hamka