Sabtu, 21 Desember 2024

Mengenal Sopan-santun Menyapa dalam Budaya Sangihe Talaud


Betapa kayanya etika atau sopan santun masyarakat Nusa Utara. Dalam kehidupan sehari-hari kata-kata sapaan begitu banyak digunakan. Penyebutan nama secara langsung terhadap orang-orang yg lebih tua usia atau orang yang dihormati adalah suatu pelecehan terhadap nilai-nilai adat, budaya dan sopan santun. Karena itulah dalam masyarakat Nusa Utara dikenal begitu banyak nama sapaan seperti:
Akang = anak tertua; papa akang = paman tertua, mama akang bibi/tante tertua; akang juga bisa berarti kakak yg kemudian mengalami asimilisi dari kata akang menjadi i akang dan akhirnya orang menyebut yakang;
Ara = anak kedua, papa ara = paman kedua; mama ara = bibi/tante kedua;
Ari = anak ketiga; papa ari = paman ketiga; mama ari = bibi/tante ketiga;
Tenga (khusus sub etnis Tagulandang) = anak tengah; papa tenga = paman tengah; mama tenga = bibi/tante tengah;
Hembo (biasanya juga diucap Embo)= anak bungsu; papa hembo = paman bungsu; mama hembo = bibi/tante bungsu;
Bonso = anak bung (khusus sub etnis Tagulandang); papa bonso = paman bungsu; mama bonso = bibi/tante bungsu;

mbau = anak tunggal

mana mbau = bibi tunggal

Papa mbau = paman tunggal 
Bu = bapak (ingat bu Tahahusang);
Usi = ibu;
Tune = lelaki yg dihormati (biasanya disingkat jadi une); 
Ungke = panggilan untuk anak laki-laki;
Uto = panggilan untuk anak perempuan (khusus sub etnis Siau);
Wawu = wanita yang dihormati atau untuk anak perempuan kesayangan;
Momo = panggilan untuk anak perempuan;
Opo = panggilan untuk anak laki-laki (ada juga yang menyebut dgn popo;
Aso = panggilan untuk anak laki-laki (khusus sub etnis Tagulandang); papa aso = paman aso;
Ndio = panggilan untuk anak perempuan (khusus sub etnis Tagulandang) mama ndio = bibi/tante ndio;
Hapi = teman (Sangihe Besar);
Gawe = teman (Siau)
Ringang = teman
Hawe = teman (Talaud);
Gugu = panggilan untuk anak laki-laki sub etnis Talaud;
Boki (Wo’i) = panggilan untuk anak perempuan sub etnis Talaud;
Ratu = panggilan untuk anak laki-laki sub etnis Talaud;
Suami-istri saling menyapa tidak menyebut nama tapi (sebagaimana umumnya) “mama” dan “papa” namun secara khusus menyapa suami dengan menyebut nama anak sulung sesudah papa: papa Medi atau yamang/i amang Medi = ayahnya Medi; kalau istri juga demikian : mama Medi atau ma i Medi atau inangi Medi = ibunya Medi; saling menyapa dengan nama merupakan pertanda tidak saling menghormati di antara suami-istri. Walau demikian krn pengikisan nilai-nilai budaya, ada banyak suami-isteri dewasa ini dalam bersapa saling menyebut nama diri pasangan masing-masing.
Demikian pula orang lain ketika memanggil seseorang yg sudah berumah tangga, pantang menyebut namanya melainkan menggunakan sapaan dengan nama anak sulung sesudah kata papa: papa Enda atau yamang/i amang Enda = ayah Enda; mama Enda atau ma i Enda atau inang i Enda = ibunnya Enda;

Nah, kalau Anda bagian dari etnis Nusa Utara (Sangihe-Talaud), Anda menggunakan kata sapaan mana terhadap suami atau isteri Anda. Dan bagi Anda yang bukan etnis Nusa Utara (Sangihe-Talaud) dan menjadi bagian dr keluarga etnis Nusa Utara kiranya dapat menyesuaikan diri dalam menyapa keluarga suami atau isteri Anda agar tidak menyinggung bahkan menyakiti perasaan mereka. Pengecualiannya, untuk seseorang yang berumur lebih muda silakan disapa menggunakan namanya jika dalam keluarga tidak menyapa atau jarang menyapa dengan sapaan khas sebagaimana disebutkan di atas;

Malunsemahe!!!

Selasa, 10 Desember 2024

Nama-nama Calon Kepala Daerah Terpilih Sulawesi Utara Tahun 2024

(Foto: manado.tribunnews.com)

Inilah Nama-nama Calon Kepala Daerah Terpilih Tahun 2024 Se-Sulawesi Utara dari hasil pleno KPU:

  1. Gubernur Sulawesi Utara: Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus-Victor Mailangkay (539.039 suara)
  2. Wali Kota Manado: Andrei Angouw - Richard Henry Marten Sualang (107.285 suara)
  3. Wali Kota Bitung: Hengky Honandar - Randito Maringka (73.388 suara)
  4. Wali Kota Kotamobagu: Weny Gaib - Rendy V. Mangkat  (35.150 suara)
  5. Wali Kota Tomohon: Caroll Joram Azarias Senduk - Sendy Gladys Adolfina Rumajar  (31.173 suara)
  6. Bupati Minahasa: Robby Dondokambey -vanda sarundajang  (93.546 suara)
  7. Bupati Minahasa Selatan: Franky Donny Wongkar - Theodorus Kawatu (51.575 suara)
  8. Bupati Minahasa Tenggara: Ronald Kandoli - Fredy Tuda (40.375 suara)
  9. Bupati Minahasa Utara: Joune James Esau Ganda - Kevin William Lotulung  (70.620 suara)
  10. Bupati Bolaang Mongondow: Yusra Alhabsyi - Dony Lumenta (64.709 suara)
  11. Bupati Bolaang Mongondow Selatan:  Iskandar Kamaru - Deddy Abdul Hamid (33.356 suara)
  12. Bupati Bolaang Mongondow Timur: Oskar Manoppo - Argo Vinsensius Sumaiku  (27.853 suara)
  13. Bupati Bolaang Mongondow Utara: Sirajudin Lasena - MOhammad Aditya Pontoh (18.479 suara)
  14. Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro: Chyntia Ingrid Kalangit - Heronimus Makainas  (24.586 suara)
  15. Bupati Kepulauan Sangihe: Michael Thungari - Tendris Bulahari (38.385 suara)
  16. Bupati Kepulauan Talaud: Welly Titah - Anisya Gretsya Bambungan (20.813 suara)

Untuk pemilihan calon Gubernur Sulawesi Utara, hasil pleno KPU terbuka di lima belas kabupaten/kota menetapkan pasangan calon nomor urut 1 Yulius Selvanus Komaling-Johannes Victor Mailangkay unggul dengan 539.039 suara, di posisi kedua paslon nomor urut 2 Elly Engelbert Lasut-Hanny Joost Pajouw dengan perolehan 463.433 suara, sedangkan paslon nomor urut 3 Steven Kandouw-Denny Tuejeh memperoleh suara 459.673.

Rabu, 04 Desember 2024

KISAH ORANG-ORANG SANGIHE DI MADAGASKAR


Di Republik Malagasi (Madagaskar) –terutama di kota Antannarivo, Tamatava, dan Pinohipe— cukup banyak orang-orang yang disebut sebagai Suku Morin. Siapa sesungguhnya suku Morin? 
Mereka adalah orang-orang Manganitu, Sangihe yang merupakan turunan dari sanak keluarga Raja Kerajaan Manganitu Don Marthin Lasaru (1725-1750).

Tahun 1750 adalah waktu paling memilukan bagi Raja Don Marthin Lasaru. Sebagaimana nasib raja-raja di tanah Sangihe yang diasingkan ke berbagai tempat, karena gencar melawan penjajahan Belanda (VOC), Raja keenam Kerajaan Manganitu ini dibuang ke Madagaskar bersama 45 anggota keluarga yang loyal padanya.

Raja Don Marthin Lasaru adalah putra Raja Dotulong Takaengetang (1694–1725), ibunya Putri Kerajaan Paghulu. Ini sebabnya, ketika ia berkuasa pemerintahan Kerajaan Manganitu dipusatkan di Paghulu.

Di Republik Malagasi saat ini, keturunan Raja Lasaru beserta 45 anggota keluarga Kerajaan itu tersebar di beberapa daerah di sana. 

Beberapa daerah yang ditempati orang-orang Sangihe Manganitu ini dinamakan sendiri oleh orang Sangihe sebagai tempat mereka berdomisili.

Di Kota Antannarivo, orang-orang Malagasi menyebut keturunan raja yang diasingkan itu sebagai Suku Morin. 

Morin artinya diasingkan atau suku terasing dari Kerajaan Manganitu.

Masyarakat Kerajaan Manganitu yang ada di Manganitu dan Paghulu yang tidak diasingkan menyebut raja di tempat pembuangan itu sebagai: “Ilaha i tuan su kamu” (Raja berada di kaam de geode hoop).

Kerajaan Manganitu terletak di Pulau Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Kerajaan Manganitu juga disebut Kerajaan Kauhis, Berdiri pada tahun 1600 di bawah pemerintahan Raja Boo atau Liung Tolosang menantu dari Kulane Ansiga dari Kerajaan Salurang. 

(Dari Berbagai Sumber)
Penulis: Iverdixon Tinungki