Sejarah Yudaisme dan orang-orang Yahudi sangat panjang dan kompleks, dimulai dari zaman kuno hingga modern. Namun jika dibuat seringkas mungkin, maka secara garis besar sejarah Yudaisme dan Orang-orang Yahudi dapat dijelaskan seperti berikut ini.
Peta Wilayah Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda (Sumber: Wikipedia) |
1. Masa Patriarkal (Sekitar 2000–1500 SM)
Sejarah orang Yahudi sering dimulai dari Abraham, yang dianggap sebagai bapak leluhur bangsa Israel. Dalam Kitab Kejadian, Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Mesopotamia (Ur Kasdim) dan menetap di tanah Kanaan, tempat yang kelak menjadi Israel modern. Allah berjanji bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa besar yang diberkati.
Abraham memiliki putra, Ishak, dan Ishak memiliki putra, Yakub (juga dikenal sebagai Israel). Yakub memiliki 12 anak laki-laki yang menjadi cikal bakal 12 suku Israel.
2. Perbudakan di Mesir dan Keluaran (Sekitar 1600–1200 SM)
Setelah masa Yakub, keturunannya, yang dikenal sebagai orang Israel, pindah ke Mesir karena kelaparan. Di Mesir, mereka awalnya hidup damai, tetapi akhirnya diperbudak oleh Firaun. Kisah Keluaran (Exodus) dipimpin oleh Musa, yang menerima wahyu dari Tuhan dan memimpin orang Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Dalam perjalanan ini, Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai, yang menjadi landasan hukum dan agama Yudaisme.
3. Zaman Para Hakim dan Monarki Bersatu (1200–930 SM)
Setelah kembali ke Kanaan, orang Israel dipimpin oleh para hakim, pemimpin militer dan rohani yang menjaga persatuan di antara suku-suku. Pada akhirnya, mereka mendirikan sebuah kerajaan, dipimpin oleh raja-raja besar seperti:
- Saul: Raja pertama Israel.
- Daud: Raja terbesar yang menaklukkan Yerusalem dan menjadikannya ibu kota.
- Salomo: Putra Daud, terkenal karena kebijaksanaannya dan membangun Bait Suci Pertama di Yerusalem sebagai pusat ibadah Yahudi.
Setelah kematian Raja Salomo, kerajaan terpecah menjadi dua:
- Kerajaan Israel Utara (sepuluh suku Israel) yang kemudian ditaklukkan oleh Asyur pada 722 SM, menyebabkan hilangnya "Sepuluh Suku Israel".
- Kerajaan Yehuda (dengan suku Yehuda dan Benyamin), yang tetap bertahan lebih lama, tetapi akhirnya ditaklukkan oleh Babel pada 586 SM. Orang-orang Yahudi dibawa ke pengasingan di Babel, dan Bait Suci Pertama dihancurkan.
Selama pengasingan di Babel, orang Yahudi mulai membentuk identitas religius yang lebih kokoh di bawah hukum Taurat dan sinagoga. Ketika Kekaisaran Persia menaklukkan Babel pada 538 SM, Raja Koresh mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun Bait Suci Kedua (515 SM), menandai dimulainya periode Yudaisme Kedua.
6. Pengaruh Helenistik dan Kekuasaan Romawi (333 SM–70 M)
Setelah penaklukan oleh Aleksander Agung pada 333 SM, Yudaisme berada di bawah pengaruh budaya Yunani (Helenisme), yang menyebabkan ketegangan antara kelompok Yahudi tradisionalis dan mereka yang mengadopsi budaya Yunani. Pada 167 SM, pemberontakan Makabe melawan penindasan oleh dinasti Seleukid menghasilkan kemerdekaan bagi Yahudi di bawah dinasti Hasmonean.
Namun, pada 63 SM, Romawi menaklukkan Yerusalem. Herodes Agung diangkat sebagai raja boneka Romawi dan membangun kembali Bait Suci dengan kemegahan baru.
7. Kehancuran Bait Suci Kedua dan Diaspora (70 M)
Pada tahun 66 M, terjadi pemberontakan besar-besaran orang Yahudi melawan Romawi, tetapi pada tahun 70 M, Romawi menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci Kedua, yang menandai berakhirnya ibadah persembahan korban di Bait Allah. Orang Yahudi tersebar ke seluruh Kekaisaran Romawi dan disebut diaspora. Setelah pemberontakan terakhir (Bar Kokhba, 132–135 M), Yahudi semakin dilarang memasuki Yerusalem.
8. Yudaisme Rabinik dan Masa Pertengahan (135 M–1800 M)
Dengan kehancuran Bait Suci, para pemimpin Yahudi mengembangkan Yudaisme Rabinik, yang berfokus pada hukum dan tradisi yang tertulis dalam Talmud (komentar terhadap Taurat). Talmud dibagi menjadi dua bagian utama:
- Mishnah (Hukum Yahudi yang dibukukan sekitar 200 M).
- Gemara (diskusi para rabi tentang Mishnah).
Selama Abad Pertengahan, komunitas Yahudi berkembang di wilayah Islam (seperti Spanyol Muslim, Baghdad) dan Kristen (Eropa). Di bawah pemerintahan Islam, Yahudi sering diperlakukan lebih baik daripada di bawah kekuasaan Kristen, meskipun mereka tetap menjadi warga kelas kedua. Namun, di Eropa Kristen, mereka sering mengalami penganiayaan dan pogrom, terutama selama Perang Salib dan masa Inkuisisi di Spanyol.
9. Pencerahan dan Emansipasi (1700–1900)
Pada masa Pencerahan (Haskalah), orang Yahudi mulai mengadopsi nilai-nilai sekuler dan ilmu pengetahuan modern, sambil mempertahankan identitas Yahudi mereka. Emansipasi di Eropa Barat membuka peluang bagi Yahudi untuk berintegrasi dalam masyarakat luas, tetapi juga memicu antisemitisme modern, seperti yang terlihat di Rusia dan Jerman.
10. Zionisme dan Pembentukan Israel (1800–1948)
Gerakan Zionisme muncul pada akhir abad ke-19, didorong oleh keinginan untuk mendirikan negara Yahudi di tanah leluhur mereka, sebagai respons terhadap antisemitisme di Eropa. Pada tahun 1948, setelah Holocaust, di mana sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi, negara Israel didirikan. Pembentukan Israel menandai kembalinya sebagian orang Yahudi dari diaspora ke tanah air leluhur mereka.
11. Era Modern (1948–sekarang)
Setelah pembentukan Israel, banyak orang Yahudi dari seluruh dunia bermigrasi ke Israel, tetapi sebagian besar tetap tinggal di diaspora, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara lain. Konflik politik dan agama antara Israel dan tetangganya di Timur Tengah telah menjadi bagian sentral dari sejarah Yahudi modern, tetapi Yudaisme terus berkembang sebagai agama dan budaya global.
12. Perbedaan Israel, Yehuda dan Yahudi
Perbedaan antara Israel, Yehuda dan Yahudi terletak pada konteks geografis, historis, dan identitas keagamaan. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing istilah:
1) Israel
- - Israel adalah nama yang digunakan untuk beberapa hal dalam sejarah Yahudi:
- - Nama Patriarkal: Awalnya, Israel adalah nama yang diberikan kepada Yakub, salah satu tokoh utama dalam kitab suci Ibrani (Taurat). Setelah bergulat dengan malaikat, Yakub diberi nama Israel oleh Allah (Kejadian 32:28), dan keturunannya dikenal sebagai orang Israel.
- - Kerajaan Bersatu: Setelah masa perbudakan di Mesir dan penaklukan tanah Kanaan, keturunan Yakub, yang terdiri dari 12 suku, bersatu membentuk Kerajaan Israel di bawah pemerintahan Raja Saul, Raja Daud, dan Raja Salomo (sekitar 1050–930 SM).
- - Kerajaan Utara (Israel): Setelah kematian Raja Salomo, pada tahun 930 SM, kerajaan itu terpecah menjadi dua. Kerajaan di bagian utara yang terdiri dari sepuluh suku disebut Kerajaan Israel, sedangkan kerajaan selatan disebut Kerajaan Yehuda. Kerajaan Israel Utara akhirnya ditaklukkan oleh Kekaisaran Asyur pada tahun 722 SM, yang mengakibatkan hilangnya sepuluh suku Israel tersebut dari sejarah.
2) Yehuda
- - Yehuda memiliki beberapa pengertian:
- - Nama Suku: Yehuda adalah salah satu dari 12 anak Yakub, yang menjadi kepala suku Yehuda. Suku Yehuda merupakan salah satu suku utama yang menetap di bagian selatan tanah Israel.
- - Kerajaan Yehuda: Setelah perpecahan Kerajaan Israel, wilayah selatan yang terdiri dari suku Yehuda, sebagian suku Benyamin, dan suku Lewi menjadi Kerajaan Yehuda. Kerajaan ini berpusat di Yerusalem, tempat Bait Suci berada, dan bertahan lebih lama dibandingkan kerajaan utara. Kerajaan Yehuda akhirnya ditaklukkan oleh Babel pada 586 SM, yang mengakibatkan penghancuran Bait Suci Pertama dan pengasingan orang Yahudi ke Babel.
- - Provinsi Yehuda (Yudea): Setelah kembalinya orang Yahudi dari pengasingan Babel dan selama periode Romawi, wilayah ini dikenal sebagai Yudea, diambil dari nama Yehuda.
3) Yahudi
- Yahudi mengacu pada orang-orang yang mengikuti Yudaisme, agama monoteistik yang berasal dari keturunan suku Yehuda, tetapi pada masa pasca-pengasingan Babel, istilah ini menjadi lebih luas dan merujuk pada seluruh orang Israel yang mengikuti ajaran Yudaisme.
- Setelah Kerajaan Yehuda dihancurkan oleh Babel dan banyak orang Yehuda diasingkan, istilah Yahudi (dari kata "Yehuda") mulai digunakan untuk menyebut mereka yang kembali ke tanah leluhur dan terus memelihara agama mereka. Selama masa pengasingan, Yudaisme berkembang di kalangan para pengungsi, dan ketika mereka kembali, identitas keagamaan dan etnis mereka dihubungkan dengan istilah Yahudi.
- Secara luas, Yahudi sekarang merujuk pada seluruh umat yang beragama Yudaisme, baik yang merupakan keturunan suku Yehuda maupun tidak. Istilah ini menggambarkan identitas etnis, agama, dan budaya.
Rangkuman Perbedaan:
1) Israel:
- Dapat merujuk pada bangsa keturunan Yakub (Israel) secara keseluruhan atau Kerajaan Utara yang terpisah setelah kematian Salomo.
- Digunakan juga sebagai nama modern bagi negara Israel yang didirikan pada tahun 1948.
2. Yehuda:
- - Merujuk pada salah satu dari 12 suku, yang akhirnya menjadi Kerajaan Yehuda di wilayah selatan Israel.
- - Nama ini kemudian berkembang menjadi istilah geografis untuk wilayah Yudea dan kemudian menjadi dasar bagi istilah Yahudi.
3. Yahudi:
- Secara khusus mengacu pada pengikut agama Yudaisme dan keturunan orang Yehuda (atau seluruh bangsa Israel), terlepas dari apakah mereka tinggal di Israel atau diaspora.
Kesimpulan:
- Sejarah Yudaisme dan orang-orang Yahudi mencakup ribuan tahun, dari zaman kuno hingga modern, dengan tantangan seperti perbudakan, pengasingan, antisemitisme, hingga pembentukan kembali negara Israel. Yudaisme berkembang melalui berbagai periode, dari zaman Bait Suci hingga Yudaisme Rabinik, dan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap agama, filsafat, dan budaya dunia.
- Israel awalnya adalah nama patriarkal yang juga digunakan untuk seluruh bangsa yang terdiri dari 12 suku, dan kemudian merujuk pada Kerajaan Utara.
- Yehuda adalah nama suku dan kerajaan di selatan, serta menjadi istilah untuk identitas orang-orang Yahudi.
- Yahudi adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang beragama Yudaisme atau yang keturunan bangsa Israel, khususnya setelah zaman Kerajaan Yehuda.